Datasets:
Dataset Viewer
text
stringlengths 56
1M
| title
stringlengths 4
148
|
---|---|
Nouf Zahrah Anastasia
Jacqueline E
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Film untuk Lala
Penulis
: Nouf Zahra Anastasia
Ilustrator : Jacqueline Emanuella
Penyunting : Endah Nur Fatimah
Diterbitkan pada tahun 2022 oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang
diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari
penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan
artikel atau karangan ilmiah.
PB
398.209 598
ANA
f
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Anastasia, Nouf Zahrah
Film untuk Lala/ Nouf Zahrah Anastasia; Penyunting: Endah Nur
Fatimah. Bogor: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021.
iv, 28 hlm.; 29,7 cm.
ISBN 978-623-307-175-8
1. CERITA ANAK-INDONESIA
2. LITERASI-BAHAN BACAAN
KATA PENGANTAR
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
BUKU LITERASI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Literasi tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran serta perkembangan bangsa dan negara Indonesia.
Perjuangan dalam menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan sampai akhimya dibacakan oleh Bung
Kamo merupakan bukti bahwa negara ini terlahir dari kata-kata.
Bergerak menuju abad ke-21 saat ini, literasi menjadi kecakapan hidup yang harus dimiliki semua orang.
Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sebagaimana kemampuan literasi telah menjadi
faktor penentu kualitas hidup manusia dan pertumbuhan negara, upaya untuk meningkatkan kemampuan
literasi masyarakat Indonesia harus terus digencarkan.
Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi sebuah gerakan yang ditujukan
untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, yakni Gerakan Literasi Nasional. Gerakan tersebut
hadir untuk mendorong masyarakat Indonesia terus aktif meningkatkan kemampuan literasi guna
mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni terciptanya pendidikan yang memerdekakan dan
mencerdaskan.
Sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kemendikbudristek, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa berperan aktif dalam upaya peningkatan kemampuan literasi dengan menyediakan bahan bacaan
yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembaca. Bahan bacaan ini merupakan sumber pustaka
pengayaan kegiatan literasi yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk
terus melatih dan mengembangkan keterampilan literasi.
Mengingat pentingnya kehadiran buku ini, ucapan terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta para penulis bahan bacaan literasi ini. Saya berharap
buku ini akan memberikan manfaat bagi anak-anak Indonesia, para penggerak literasi, pelaku perbukuan,
serta masyarakat luas.
Mari, bergotong royong mencerdaskan bangsa Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi
serta bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar.
Sekapur Sirih
Halo, Adik-Adik. Semoga kalian selalu sehat dan gembira, ya!
Memiliki teman adalah hal yang menyenangkan. Namun, bagaimana jika kita
memiliki teman baru yang tidak bisa melihat? Apakah kita tetap bisa
berteman, bermain, dan bergembira bersama?
Buku ini bercerita tentang pertemanan antara Regina dan Lala. Regina yang
sedang berlibur di desa nelayan berkenalan dengan Lala yang menyandang
disabilitas netra. Regina yang awalnya sempat ragu, akhirnya kagum
terhadap Lala. Walau Lala tidak bisa melihat, ia sangat percaya diri dan
mampu melakukan banyak hal secara mandiri. Disabilitas yang disandang
Lala ternyata tidak menghalangi Regina dan Lala untuk bermain dan
bergembira bersama. Mereka bahkan melakukan kegiatan menonton film
bersama.
Semoga cerita Film untuk Lala membuat kalian semua makin menghargai
dan menyayangi teman-teman kalian, tak terkecuali teman dengan kondisi
khusus.
Selamat membaca!
Sawangan, Juli 2021
Nouf Zahrah Anastasia
Halaman 1 (Wajib Single)
Liburan sekolah telah tiba.
Ayah mengajak Regina dan Ibu ke desa nelayan.
1
Pagi itu cuaca cerah di desa nelayan,
saat yang tepat untuk Regina berjalan-jalan.
2
3
Regina tiba di persimpangan jalan.
Ia bingung memilih jalan terdekat menuju pantai.
Regina melihat sekelilingnya. Ada seorang anak perempuan di
teras sebuah rumah. Regina berpikir untuk bertanya kepadanya.
Ia pasti tahu jalan terdekat menuju pantai.
4
5
“Halo, aku mau ke pantai. Lewat mana, ya?” tanya Regina.
Anak perempuan itu seperti terkejut mendengar sapaan Regina.
“Oh, hai. Maaf, aku tidak tahu ada orang datang.”
6
“Aku tidak bisa melihat,” kata anak perempuan itu. Ia seperti
bisa menebak pikiran Regina.
“Aku tadi sedang asyik main harmonika.
Jadi, aku tidak mendengar langkah kakimu,” jelas anak itu.
Regina terdiam dan berpikir.
Ia heran kenapa anak itu tidak
melihatnya datang.
Padahal, Regina berdiri
di depannya.
7
“Aku Lala,” ia memperkenalkan diri dengan suara
riang dan ramah.
Regina langsung menyukai Lala. “Aku Regina.”
8
“Yuk, aku antar ke pantai,” Lala menawarkan.
Regina merasa tidak yakin. Lala tidak bisa melihat.
Bagaimana ia bisa tahu jalan ke pantai?
“Pantai tidak jauh. Aku hafal jalan ke sana. Aku juga punya ini.”
Lala mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi.
9
10
“Kita sudah sampai,” kata Lala.
Regina memandang Lala kagum. Lala tahu bahwa mereka sudah
berada di pantai. Kata Lala, bau air laut sudah tercium. Debur
ombak juga terdengar jelas. Jalanan sudah berpasir.
Itu semua petunjuk baginya bahwa pantai sudah dekat.
11
Regina dan Lala cepat menjadi akrab.
Mereka mencari ide kegiatan bersama.
“Bagaimana kalau kita piknik?” usul Lala.
“Boleh,” jawab Regina. “Nanti aku buatkan roti isi selai, ya?”
“Aku bisa buat sendiri, Regina.”
“Jangan lupa bawa harmonikamu, ya,” kata Regina. “Aku bisa
bernyanyi dan kamu bermain harmonika.”
12
Regina dan Lala berpiknik dengan riang.
Regina membawa minuman untuk dinikmati bersama.
Lala membuatkan roti isi selai untuk Regina.
13
Lala meraba titik-titik timbul di botol selai.
Titik-titik timbul membantu Lala memilih botol selai.
“Roti isi selai untukmu,” kata Lala.
14
15
15
Sepulang berpiknik, Regina dan Lala
duduk-duduk di teras rumah.
“Main apa lagi, ya?” tanya Regina.
“Aku ingin nonton film. Bagaimana kalau kita
nonton film?” usul Lala.
16
“Bagaimana caranya?” tanya Regina.
“Aku bisa dengar orang bicara di film,” Lala menjelaskan. “Saat
tidak ada percakapan, ceritakan yang kamu lihat.”
17
Regina bercerita kepada Ayah tentang ide menonton film.
Ayah merasa ide itu bagus sekali.
“Ayo, kita pilih film untuk Lala,” kata Ayah.
18
Regina dan Ayah memilih film tentang kehidupan taman laut.
Regina berharap, Lala suka dengan pilihannya.
“Aku tidak sabar. Ayo, kita mulai filmnya,”
kata Lala bersemangat.
19
“Wah, anemon bergoyang-goyang mengikuti arus air laut.
Goyangannya seperti tangan yang sedang menari. Banyak ikan
kecil berenang di dekat anemon.” Regina menggambarkan taman
laut saat narasi di film berhenti.
20
Tersebar banyak taman laut di perairan Indonesia.
Taman laut Indonesia sungguh indah.
Taman laut adalah rumah bagi hewan dan tumbuhan laut.
21
“Wah, ada penyu hijau muncul dari balik terumbu karang!”
seru Regina.
22
Di taman laut ada banyak bentuk terumbu karang.
Ada yang seperti tanduk rusa.
Sebagian lagi seperti meja bundar, bunga kol, atau kipas.
Mereka tumbuh subur di perairan Indonesia.
23
“Ada pari manta! Besar dan lebar sekali ikan ini.
Lebarnya lebih dari rentangan tangan ayah kita!”
Regina menjelaskannya dengan penuh semangat.
24
Ikan pari manta tinggal di dekat terumbu karang.
Pari manta memiliki bentuk pipih melebar.
Film selesai diputar.
“Seru sekali tadi,” kata Lala.
Regina senang karena Lala menyukai film pilihannya.
Regina tak sabar untuk memilihkan film lainnya untuk
Lala.
25
26
Catatan
persimpangan
: tempat yang berbelok atau bercabang
harmonika
: sebuah alat musik tiup
selai
: bubur buah-buahan yang dimasak dengan
gula (biasa dioleskan pada roti)
taman laut
: area di dalam laut yang penuh dengan
bunga karang dan beraneka ragam ikan
perairan
: area laut dalam suatu negara
anemon
: jenis hewan laut yang berbentuk seperti
bunga
terumbu karang : sekumpulan hewan karang yang hidup di
taman laut
27
Biodata Penulis
Biodata Ilustrator
Nouf Zahrah Anastasia (Tasya) adalah seorang pendidik untuk anak berkebutuhan
khusus. Pada waktu luangnya, Tasya gemar menulis. Sejumlah artikel seputar pendidikan
dan adopsi karyanya dimuat di berbagai media cetak. Dua naskah ceritanya berjudul
“Ketika Ben Berbeda” dan “Ketika Aku Diadopsi” telah diterbitkan oleh Erlangga for
Kids (2018). Cerita lainnya, “Syal-syal Mama” diterbitkan oleh Penerbit Gorga (2021).
Tasya juga menjadi salah satu penulis buku Profesi Psikologi itu Seru, yang diterbitkan
oleh penerbit Gramedia (2018). Selain itu, bersama GuruBumi (sekumpulan praktisi
dan penggiat pendidikan) Tasya membuat buku cerita berlevel untuk membantu
pembaca dini belajar membaca. Tasya bisa dihubungi melalui IG @bundanouf.
Jacqueline
Emanuella
adalah
seorang
desainer
dan
illustrator
lepas.
Ia
merupakan
alumni
dari
Institut
Teknologi
Harapan
Bangsa,
Bandung
jurusan Desain Komunikasi Visual. Saat ini ia masih belajar lebih banyak untuk
menjadi
illustrator
buku
anak
yang
lebih
baik.
Ia
dapat
dihubungi
langsung
melalui
pos-el
[email protected]
atau
IG
@bolaubi.
Foto
Foto
Biodata
Biodata Penyunting
Endah Nur Fatimah bekerja sebagai penyunting dan penyuluh bahasa di Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Ia merupakan alumni dari Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia dapat dihubungi melalui IG @
endahnurfa27 atau melalui pos-el [email protected].
28 | ENF_Film_untuk_Lala_Edit_Muti_Pani |
Yang Ini Tidak Berbahaya
Ina Inong
Norma Aisyah
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
ii
Yang Ini Tidak Berbahaya
Penulis
: Grace Marina Sophia A. (Ina Inong)
Ilustrator
: Norma Aisyah
Penyunting : Endah Nur Fatimah
Diterbitkan pada tahun 2022 oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang
diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari
penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan
artikel atau karangan ilmiah.
29
PB
398.209 598
SOP
y
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Sophia A., Grace Maria
Yang Ini Tidak Berbahaya/Grace Maria Sophia A.; Penyunting:
Bogor: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021.
iv, 28 hlm.; 29,7 cm.
ISBN 978-623-307-163-5
1. CERITA ANAK –INDONESIA
2. LITERASI- BAHAN BACAAN
iii
iv
Sekapur Sirih
Halo, Nanda.
Senang sekali bertemu lagi dengan Nanda semua.
Kali ini, Bunda Ina menulis cerita berjudul “Yang Ini Tidak Berbahaya”.
Cerita ini tentang dua orang anak bernama Arvin dan Devan. Arvin
menyadari ada yang berbeda dalam diri Devan. Akan tetapi, ia berusaha
mengatasi perbedaan itu, supaya ia tetap bisa bersahabat dengan Devan.
Bagaimana caranya? Ikuti ceritanya di buku ini, ya.
Bunda Ina berharap, setelah Nanda membaca buku ini, Nanda bisa
mencontoh sikap Arvin kepada Devan. Nanda bersedia bukan?
Tak lupa, Bunda Ina juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
Nanda semua yang telah membaca cerita ini. Semoga suka dengan
ceritanya, ya. Lain waktu Bunda Ina akan menulis cerita yang lebih seru
lagi. Janji!
Sampai bertemu lagi. Tetap rajin membaca ya, Nanda.
Serang, Juli 2021
Ina Inong
Arvin punya tetangga baru.
Ia ingin berkenalan dengannya.
Arvin juga ingin membawa kue
untuknya.
1
Hobi Arvin membuat
kue.
Banyak yang bilang,
kue buatan Arvin
rasanya enak.
2
Ia sudah terampil
membuat kue sendiri.
“Wah, pagi-pagi begini sudah bikin kue, Vin,” kata Mama.
“Ini untuk teman baru di rumah sebelah, Ma.”
“Oh, tapi jangan sampai terlambat sekolah, ya.”
“Beres, Ma. Sebentar lagi juga selesai.”
3
Kue Arvin sudah matang.
Hmm, aromanya pasti harum sekali.
Warnanya juga sangat mengundang selera.
4
Arvin akan mengantar kuenya
sebelum pergi ke sekolah.
Teman baru Arvin pasti
senang.
5
Teman baru Arvin bernama Devan.
Arvin memberi tahu Devan bahwa ia sendiri yang mem
buat kue itu. Akan tetapi, sikap Devan tampak aneh.
Kenapa, ya?
6
7
Arvin melihat Devan dan ibunya ketika
berangkat ke sekolah.
8
“Eh, kenapa mereka mengembalikan kue itu? Apakah
rasanya enggak enak?” gumam Arvin.
9
Setelah pelajaran
pertama usai,
seorang murid baru
masuk ke kelas Arvin.
Murid baru itu adalah
Devan.
10
Arvin teringat lagi kejadian tadi pagi.
Apakah dia hanya suka kue buatan toko?
Atau takut kue buatanku kurang bersih?
Haruskah aku bertanya kepadanya?
Arvin sibuk dengan pikirannya.
11
Pada hari itu ada yang berulang tahun di kelas.
Semua anak bergembira, kecuali Devan.
Arvin memperhatikan sikap aneh
Devan. Ia makin penasaran.
12
13
“Eh, Van, kamu enggak suka kue, ya?” tanya Arvin.
“Aku enggak boleh makan makanan yang terlalu manis,
Vin.”
“Memangnya kenapa?”
“Aku sakit diabetes.”
14
“Ha? Jadi, selamanya kamu enggak boleh makan kue?”
Arvin mengira seperti itu.
“Boleh, asal bahan-bahannya enggak berbahaya untuk
tubuhku.”
Sekarang Arvin mengerti keadaan Devan.
15
Sepulang sekolah, Arvin langsung
sibuk mencari resep baru.
16
Ia ingin membuat kue lagi untuk Devan.
Kali ini ia akan membuat kue yang berbeda.
17
18
“Ini tepungnya, Ma!” seru Arvin saat menemukan
tepung yang cocok dengan resep barunya.
19
Akan tetapi, ketika akan membuat kue, Arvin merasa
gugup. Ia hampir tidak bisa membaca resep dengan
baik.
20
Bahan-bahan:
185 gr tepung
mocaf
185 gr gula aren
185 gr mentega
6 merah telur
5 putih telur
5 sdm susu cair
Arvin berusaha tenang.
Ia tak ingin kejutannya untuk Devan gagal.
Berhasilkah Arvin?
21
“Hmm, enak.” Arvin bergumam dengan mulut penuh.
Ia berhasil!
Arvin tak sabar memberikan kue-kue itu kepada Devan.
22
23
“Hai, Van. Mau coba kue ini? Aku
membuatnya dengan bahan-bahan
khusus, lo. Aman buat kamu.”
“Wah, mau, Vin. Asyik.”
24
25
“Terima kasih kuenya, Vin.
Rasanya enak sekali.
Kapan-kapan bikin lagi ya.
Ha ha ha.”
“Boleh, tapi nanti bikin kuenya
bersama-sama, ya.”
Arvin senang karena sekarang
Devan bisa menikmati kue
buatannya.
26
diabetes: penyakit yang disebabkan oleh kadar gula
darah yang tinggi dalam darah, akibat dari pankreas
berhenti membuat hormon insulin yang bertugas untuk
mengolah gula darah tersebut
gula aren: bahan pemanis yang terbuat dari nira (cai
ran) yang berasal dari pohon enau
gumam/bergumam: berbicara dengan suara yang
hanya terdengar oleh diri sendiri
resep: 1 catatan yang berisi keterangan bahan dan
cara membuat masakan/kue; 2 catatan yang ditulis
dokter tentang obat serta takarannya
tepung mocaf: tepung yang terbuat dari ubi kayu
atau ketela; tepung mocaf rendah kadar gulanya jadi
aman untuk dikonsumsi orang yang memiliki pantangan
makanan berkadar gula tinggi
usai kondisi di mana suatu peristiwa sudah selesai
atau berakhir.
Catatan
27
ii
Biodata
Penulis
Penulis yang dikenal dengan nama Ina Inong ini telah menekuni dunia
literasi anak sejak tahun 2009. Dalam waktu kurang lebih 11 tahun
berkarya, Ina Inong telah menulis ratusan naskah cerita anak yang
diterbitkan dalam bentuk buku atau kolom cerpen di berbagai media.
Sekarang Ina Inong tinggal di Serang, Banten. Ina Inong juga aktif
di berbagai media sosial, seperti Facebook: Ina Inong, Instagram:
@inongina, dan Twitter: @inongina. Silakan kontak akun-akun media
sosial tersebut untuk berkenalan.
Ilustrator
Norma Aisyah menekuni dunia ilustrasi sejak duduk di bangku sekolah.
Buku pertamanya adalah Seri Kukuruyuk: Tidak Mau Terbang
terbitan DAR Mizan pada tahun 2000. Ia telah membuat 50 lebih judul
buku ilustrasi serta komik untuk anak dan remaja, baik terbitan dalam
maupun luar negeri. Selain itu, ia aktif berkarya membuat berbagai
sampul buku lintas genre untuk penerbit lokal, baik arus utama maupun
indie. Silakan kontak akun Instagram @norma.aisyah atau pos-el
[email protected] untuk berkenalan.
Penyunting
Endah Nur Fatimah bekerja sebagai penyunting dan penyuluh bahasa
di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Ia merupakan
alumni dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Ia dapat dihubungi melalui IG @endahnurfa27 atau melalui pos-el
[email protected].
28 | ENF_FINAL_Lay_Out_Yang_Ini_Tidak_Berbahaya_Edit_Muti |
3
Level
Penerjemahan buku ini diselenggarakan dan dibiayai oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Penulis : Bulbul Sharma
Ilustrator: Ade Prihatna
Penulis
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2021
Ilustrator
:
Penerjemah : Invani Lela Herliana
:
Bulbul Sharma
:
: Ade Prihatna
Burung Kecil di Pegunungan Besar
Penulis
: Bulbul Sharma
Ilustrator : Ade Prihatna
Penerjemah : Invani Lela Herliana
Penelaah : 1. Sonya Sandakh
2. Emma L.M. Nababan
3. Theya Wulan Primasari
Terjemahan ini diterbitkan pada tahun 2021 sebagai produk kegiatan Penerjemahan Buku
Cerita Anak yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.
Pengarah
: E. Aminudin Aziz
Muh. Abdul Khak
Penanggung Jawab : Emma L.M. Nababan
Ketua Pelaksana
: Theya Wulan Primasari
Tim Editorial
: 1. Anitawati Bachtiar
2. Yolanda Putri Novytasari
3. Choris Wahyuni
4. Larasati
5. Putriasari
6. Ali Amril
7. Dzulqornain Ramadiansyah
8. Hardina Artating
9. Dyah Retno Murti
10. Vianinda Pratamasari
11. Chusna Amalia
12. Susani Muhamad Hatta
13. Raden Bambang Eko Sugihartadi
14. Kity Karenisa
15. Ni Putu Ayu Widari
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan
artikel atau karangan ilmiah.
Sambutan
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Upaya untuk membangun lingkungan yang sarat dengan budaya membaca tidak
mungkin tercapai jika tiga prasyarat utama tidak terpenuhi. Pertama, ketersediaan bahan
bacaan. Kedua, bahan bacaan tersebut harus menarik calon pembaca. Ketiga, ada pihak
yang ikut membantu pelaksanaan kegiatan membaca. Budaya membaca ini perlu diciptakan
dan kemudian dikembangkan. Melalui kegiatan membaca akan tumbuh dan berkembang
keterampilan-keterampilan lainnya, mulai keterampilan mengenali, memahami, menganalisis,
menyintesis, menilai, dan kemudian mencipta karya. Keterampilan inilah yang menjadi
hakikat dari keterampilan literasi.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas
nasional yang disebut dengan Gerakan Literasi nasional (GLN). Gerakan ini dimulai tahun
2016 dengan tujuan utama untuk menumbuhkan budi pekerti yang luhur. Penyediaan bahan-
bahan bacaan bermutu dan disukai pembaca menjadi salah satu upaya yang kami lakukan
untuk menopang pencapaian tujuan tersebut. Selain melalui penulisan bahan bacaan yang
gagasannya bersumber dari kearifan lokal, penambahan koleksi bacaan tersebut kami lakukan
melalui penerjemahan.
Melalui program penerjemahan, pada tahun 2021, telah dihasilkan 1.375 karya terjemahan
dari lima bahasa asing, yaitu bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Arab, dan Korea khusus untuk
anak-anak usia PAUD dan SD. Di dalam setiap bahan bacaan, baik bersumber dari budaya
lokal maupun budaya global, banyak sekali nilai kebaikan yang dapat ditemukan. Orang tua
dan guru diharapkan bisa menjadi fasilitator kegiatan membaca anak-anak di rumah dan di
sekolah. Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa anak-anak menyukai isi cerita yang ada
di dalam bahan bacaan ini, tumbuh kecintaannya untuk terus membaca, dan berkembang
dalam lingkungan budi pekerti luhur.
Jakarta, Oktober 2021
Salam kami,
E. Aminudin Aziz
Buku terjemahan ini ada di bawah lisensi CC by NC 4.0 dan
telah diadaptasi serta dialih wahana berdasarkan kondisi dan
budaya Indonesia.
2
3
Meera tinggal di sebuah desa kecil di
Pegunungan Himachal, Pradesh. Dari jendela
dapurnya, dia bisa melihat pegunungan tinggi
yang berselimut salju. Burung elang besar
dengan sayap emasnya seringkali terlihat
terbang di atas rumahnya.
Suatu hari nanti, ketika dia tumbuh dewasa
dan tinggi badannya bertambah, Meera ingin
mendaki puncak tertinggi dan melihat ke
bawah, ke sisi lain pegunungan.
4
5
Hari ini, Meera dan adik laki-lakinya, Rajesh,
serta Ibunya berjalan menuruni bukit. Mereka
hendak pergi ke pasar untuk membeli sepatu
baru. Untuk ke kota, mereka harus menempuh
perjalanan jauh, tetapi Meera tidak keberatan.
Setiap harinya, dia harus berjalan selama satu
jam untuk berangkat sekolah.
Mereka berangkat saat fajar dan harus berjalan
kaki selama dua jam untuk mencapai jalan
utama. Lalu, dilanjutkan dengan naik bus.
6
7
Kadang-kadang, tak ada lagi jalan setapak
sehingga mereka harus melewati bebatuan.
“Yuhuuu!” sorak Meera dan Rajesh sambil
melompati bebatuan.
Kresek kresek, begitu suara ranting dan
dedaunan kering yang terdengar saat kaki
mereka melangkah. “Cuit, cuit, cuit!” terdengar
cuitan burung takur kecil berwarna hijau
dari balik semak-semak. Sekelompok lutung
mengawasi mereka dengan tenang dari atas
pohon pinus.
8
9
Meera berhenti sejenak untuk minum di
sebuah mata air yang tersembunyi di balik
bebatuan dan pakis. Tiba-tiba, dia melihat
seekor burung kecil yang terbaring di atas
daun-daun pakis.
“Aduh kasihan, sayapnya terluka,” kata Ibu.
Ibu mengambil burung itu dengan hati-hati.
“Apa sebaiknya kita bawa saja burungnya,
Bu?” tanya Meera.
Burung itu adalah burung ekor garpu
berbintik. Burung kecil itu mengawasi
mereka dengan mata kecilnya. Ia tampak
ketakutan. “Jangan khawatir, burung kecil,”
kata Meera dengan lembut.
“Pertama, kita harus obati dulu sayapnya,”
kata Ibu.
10
11
Mereka menempelkan tanah basah ke atas
sayapnya yang terluka, lalu membungkus
burung itu dengan selembar daun yang
lebar. Meera kemudian memasukkan burung
itu ke dalam tas kainnya.
12
13
Saat mereka sampai di jalan utama, bus
baru saja datang. Di dalam bus, Meera
bisa merasakan burung itu bergerak-gerak.
“Mungkin ia lapar,” kata Ibu.
“Aku juga lapar,” kata Rajesh.
Mereka lalu makan kacang arab panggang.
Meera memecah beberapa kacangnya dan
memberikannya kepada burung itu.
Bus tua itu kembali melaju dengan suara
mesinnya yang bergemuruh di atas jalan
pegunungan yang berkelok-kelok.
14
15
Hari itu, kota terlihat bising dan ramai.
“Jangan jauh-jauh dari Ibu ya!” seru Ibu.
Mereka bergandengan tangan erat.
Sesampainya di pasar, mereka membeli
sepatu untuk Meera. Ibu juga membeli
jalebi di toko kue.
Meera memberikan potongan kecil
jalebi1 untuk si Burung, tetapi burung itu
tidak menyukainya. Ia malah mencoba
mematuk-matuk tas kain Meera.
1.
jalebi camilan manis yang populer di India
16
17
Tak lama kemudian, mereka naik bus
untuk pulang. Saat bus bergoyang ke kiri
dan ke kanan, Meera dapat mendengar
kicau burung kecil di dalam tasnya.
“Musim semi akan segera tiba,” bisik
Meera pada burung itu. Ketika mereka
mencapai mata air, Meera mengeluarkan
burung itu dari dalam tasnya. Burung
itu melompat sedikit, minum air, dan
kemudian duduk di kaki Meera. Burung itu
juga menyukai sepatu baru Meera!
Hari sudah hampir gelap ketika mereka
tiba di rumah. Meera membuat sarang
empuk dari jerami. Burung itu pun tidur di
tempat tidur barunya.
18
19
Meera dan burung itu akhirnya
berteman baik. Dia memberi makan
burung itu sedikit nasi dan chana2.
Seminggu kemudian, burung itu tiba-
tiba terbang menghilang.
2.
chana makanan khas India bagian utara yang dibuat dari kacang arab)
20
21
Sekarang, setiap Meera berjalan menuruni
bukit, dia selalu melihat seekor burung
hitam-putih berekor panjang.
Burung itu selalu mengangguk dan berkicau
kepada Meera. Apakah burung itu adalah
burung yang pernah ditolong Meera?
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa adalah unit
di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi. Sejalan dengan kebijakan Menteri, kami mendukung
Gerakan Literasi Nasional sebagai salah satu program prioritas
nasional melalui penerjemahan cerita anak dari bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia.
Profil Lembaga
Cerita
The Little Bird in the Big Mountains
ditulis oleh Bulbul Sharma,
© Pratham Books, 2018. Beberapa hak cipta dilindungi dalam peraturan
perundang-undangan. Diterbitkan dengan CC menggunakan izin 4.0.
Kredit Lainnya:
The Little Bird in the Big Mountains
dipublikasikan pertama kali di
StoryWeaver
oleh
Pratham
Books.
Penyunting Tamu: Sudhesna Shome
Ghosh.
Para Pembuat Cerita
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC)
Jalan Anyar Km 4, Sukahati, Citeureup, Bogor, Jawa Barat 16810
Telepon (021) 29099245, 29099247
Laman: www.badanbahasa.kemdikbud.go.id
Burung Kecil di Pegunungan Besar
Meera pergi ke pasar untuk membeli sepatu
baru. Dalam perjalanan, Meera dan adik laki-
lakinya serta Ibu mereka menyelamatkan seekor
burung yang terluka. Kisah ini menghidupkan
kembali pemandangan pegunungan yang indah
dan suara-suara alam yang harmonis. | 099_Burung_Kecil_di_Pegunungan_Besar |
AKU PUNYA IMPIAN
AKU PUNYA IMPIANCerita Anak dari Lampung
Ayu Rizki Susilowati
Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
2022
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN (Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia)(Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia) (Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia)
Aku Punya Impian
Cerita Anak dari Lampung
(Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia)
Buku Sumber
: Sikam Wat Impian
Penanggung Jawab
: Desi Ari Pressanti
Ketua Pelaksana
: Ramlan Andi
Penulis
: Ayu Rizki Susilowati
Penyunting
Bahasa Lampung
: Zainudin Hasan
Penyunting
Bahasa Indonesia
: Dina Ardian
Desain Sampul
: Didin Jahidin
Penata Letak
: Ari Oktavian
Diterbitkan oleh Kantor Bahasa Provinsi Lampung,
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Tahun 2022
ISBN 978-623-5682-17-4
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang
diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari
penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan
penulisan artikel atau karangan ilmiah.
KATA PENGANTAR
Penerbitan cerita anak dari Provinsi Lampung dalam
bentuk digital ini dimaksudkan sebagai bahan bacaan bagi
siswa SD dan untuk menambah pengayaan bahan literasi.
Melalui buku cerita digital, anak-anak diajak untuk mengasah
keterampilan berpikir, berimajinasi, dan mengembangkan
kreativitas dengan cara menyenangkan.
Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah
teks cerita dalam bahasa asli, bahasa Lampung, dan bagian
kedua adalah terjemahan dalam bahasa Indonesia. Buku ini
merupakan hasil sayembara penulisan dan penerjemahan yang
diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Lampung dengan
beberapa proses tahapan, antara lain: penjaringan naskah,
penilaian, penyusunan, penyuntingan bahasa Lampung dan
bahasa Indonesia, serta pengilustrasian.
Kantor Bahasa Provinsi Lampung mengucapkan terima
kasih kepada penulis, penyunting, dan pengilustrasi buku cerita
anak dari Provinsi Lampung ini. Semoga bacaan ini bermanfaat
bagi khalayak, khususnya siswa SD. Selamat membaca dan
berliterasi.
Bandarlampung, September 2022
Desi Ari Pressanti
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
IV
V
Cerita Berbahasa Lampung
1. Video Keragaman ala ABCD
1
2. Impian Nuttun di Bioskop
10
3. Bayu Si Penjual Juwadah
18
Cerita Berbahasa Indonesia
1. Video Keragaman ala ABCD
29
2. Impian Nonton di Bioskop
41
3. Bayu Si Penjual Kue
50
Glosarium
Biodata Penulis
Biodata Penyunting Bahasa Lampung
Biodata Penyunting Bahasa Indonesia
Biodata Ilustrator
Cerita Berbahasa Lampung Cerita Berbahasa Lampung
1
Video Keragaman ala ABCD
rvin, Bagas, Citra rik Devika kak ngejalin
persahabatan anjak kelas sai sekula dasar.
Walau tiyan ngemik latar belakang suku rik
agama sai bido, tiyan tetep kompak.
Arvin sai besuku Lappung, iling nawai jamo-jamo
no tentang kosa kata bahasa Lappung, penulisan
aksara Lappung rik tradisi budaya Lappung. Bagas
sai besuku Jawo munih iling ngajarei jamo-jamo no
cawo bahasa Jawo. Gegeh ino munih jamo Citra sai
besuku Sunda. Citra iling ngajarei jamo-jamo no cawo
bahasa Sunda jamo ngenalko cuakkan di lem keluarga
no makai bahasa Sunda. Devika sai besuku Bali munih
pepira kali nawai tiyan nari Bali.
Sai dawah, tiyan ngebaca poster sai ngisei
informasi lomba guwai sanak sekula dasar, yakni
Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022.
Tiyan ngerasa haga nutukkei lomba ino.
***
Mulang sekula, tiyan kumpul di nuwo no Arvin
guwai ngebahas informasi lomba sai tiyan masso jeno
dawah.
―Wah, lagi nyawoko nyow, sih?‖ cawo Kiyay Sita,
wari no Arvin.
A
Bagas, Citra rik Devika pun geluk minjak lajeu
salim jamo Kiyay Sita.
―Ijo, Kiyay. Gham haga nutuk lomba video,‖ cawo
Devika.
―Video nyow? Lajeu, nyow gawoh persyaratan
no?‖ cawo Kiyay Sita, haga pandai.
―Video tentang Keragaman di Indonesia, Kiyay.
Lamun anjak keterangan di poster, peserta no dapok
perorangan atau keloppok, durasi video no maksimal
pitu menit, rik video harus dikurukko di akun
Youtube ram. Anyin, ram mak pandai harus mulai
anjak kedou,‖ keluh Devika.
―Kedengeianno seru! Dak jo Kiyay tulung. Anyin,
selawwakno
Kiyay
haga
ngelulih
jamo
metei.
Keragaman ino nyow, sih? rik nyow gawoh cottoh
keragaman sai wat di Indonesia?‖ cawo Kiyay Sita
mancing kepandaian berpikir kritis tiyan.
―Keragaman iyulah perbedaan-perbedaan sai wat
di masyarakat. Contoh no ras sai mak gegeh, agama,
suku jamo unyinno.‖ Cawo Citra laccar.
―Wah, wawai temen jawabanmu, Citra! Iyu
temen sai dicawoko jamo Citra bahwa keragaman
iyulah perbedaan-perbedaan di lom masyarakat.
Indonesia ngemik nayah bentuk keragaman sai
ngeguwai Negara gham kayo jamo budayo no jamo
negara sai kuat akan persatuan no!‖ cawo Kiyay Sita.
―Arteino pertemanan ram ijo kuruk di lom salah
sai cottoh kekayaan Indonesia ya, Kiyay? ram kan
berasal anjak suku rik agama sai bido-bido,‖ cawo
Devika.
―Kak temen ino, Devika! Nah, anjak hasil diskusi
ijo radu terpikir lawwak konsep video gegeh nyow sai
haga metei guwai?‖
Arvin, Bagas, Citra rik Devika suwa bepikir.
Tetiba, tiyan nyawoko pendapat sai gegeh.
―Persahabatan ram!‖ cawo tiyan jamo-jamo.
―Iyu! Metei dapok ngeguwai video tentang
keragaman
Indonesia
di
lom
cerita
tentang
persahabatan metei,‖ cawo Kiyay Sita.
―Wah, temen munih!‖ cawo Citra, antusias.
―Oke. Lamun gegeh ino, tano ram tettuko
skenario video no haga gegeh nyow jamo alat-alat rik
bahan sai dibutuhko guwai ram shooting!‖ cawo Arvin.
Arvin, Bagas, Citra rik Devika pun ngediskusiko
kupek skenario anjak video sai haga tiyan guwai. Wo
jam anjak ino, pudak tiyan sai awalno serius berubah
cerah ulah berhasil ngedapokko ide tentang video sai
haga tiyan guwai.
―Oke.
Jadei,
konsep
video
sikam
iyulah
keragaman sai tercermin anjak persahabatan gham.
Mulai jemeh gham siapko peralatan no gegeh kamera,
kawai tradisional Lappung, Jawo Tengah, Jawo Barat
ghik Bali. Gegeh nyow jamo-jamo?‖ cawo Arvin.
―Setuju! Lamun tentang kamera, sikam dapok
kilui Teteh Kirana. Kebetulan yo kerja di studio foto,‖
cawo Citra.
―Lamun
kawai
tradisional,
konsepno
kan
disesuaiko jamo suku ram sayan-sayan. Mungkin,
ram unyen dapok kilui bantuan indui ram guwai
nyesakko di nuwo.‖ Cawo Devika sai disepakatei tigo
jamono.
―Lajeu, gegeh nyow jamo pek no? Gham haga
ngakuk latar di kedow?‖ lulih Bagas.
―Gegeh nyow lamun sikam ngakuk video di wo
pek, yakni Bendungan Way Sekampung rik pelataran
nuwo. Bendungan Way Sekampung kan iyulah salah
sai
tando
anjak
Kabupaten
Pringsewu
sebagai
bendungan sai paling balak di Provinsi Lappung. Jadi,
video sikam haga kenahan tambah unik ulah ngakkat
daerah
sayan
jamo
ngepromosiko
Kabupaten
Pringsewu! Gegeh nyow?‖ cawo Devika.
―Sikam setuju!‖ cawo Arvin, Bagas rik Citra.
***
Rani Minggeu sekaligus rani sai ditunggeu-
tunggeu ulah haga ngeguwai video pun kak tigeh.
Arvin, Bagas, Citra, Devika, Kiyay Sita rik Teteh
Kirana kak lapah ke Bendungan Way Sekampung
pukul 06.30 WIB. Tiyan ngebo perlengkapan sai
dibutuhko di lom proses ngeguwai video. Selamo
proses shooting, tiyan ditulung Teteh Kirana sebagai
pengakuk gambar, jamo Kiyay Sita sebagai penata
kawai ghik dandanan.
***
Limo panas anjak ino, video kak radeu diedit
jamo Bagas. Tiyan puas jamo hasil karyano. Cawo
tiyan hasilno wawai temen. Bagas pagun berbakat
temen di bidang gegeh ino.
―Oh ya, jamo-jamo, sikam ngemik usul. Gegeh
nyow lamun video ijo ram kenei namo Video
Keragaman ala ABCD? Anjak ino, channel Youtube
ram, ram kenei namo ABCD Channel?‖ cawo Bagas.
―Nyow ino ABCD?‖ lulih Devika.
―Arvin, Bagas, Citra rik Devika. Temen kedei,
Gas?‖
―Temen , Vin!‖
Tiyan pak mahho rik iling atei jamo singkatan
bareu ino. Lajeu, tiyan mutusko guwai ngunggah video
ino ke Youtube rik ngebageiko tautanno adok sosial
media sayan-sayan.
***
Waleu rani kak haga pengumuman, jumlah
penuttun di Youtube tiyan cakak law sekitar 1.200
penuttun, 900 penyuko, 700 pengikut, jamo 1.000
komentar sai unyen-unyenno ngemik sifat positif rik
ngebangun. Arvin, Bagas, Citra rikDevika iling atei
temen radeu pandai hal ino. Anyin, di watteu sai ino
munih tiyan ngerasa cemas ulah wat peserta barih
anjak channel Youtube bergelar Anak Emas, sai
ngunggah video jamo kualitas wawai temen anjak sisi
materi rik kreativitasno. Jumlah penuttun, penyuko,
pengikut rik komentar tiyan si kedauno pun jaweh di
unggak ABCD. Malah, wat sai ngejuk komentar munih
bahwa video anjak ABCD iyulah saingan temen jamo
Anak Emas.
***
Tigo hari anjak ino, jamo rasa gugup rik jantung
sai berdebar, tiyan ngebuka e-mail sai dikirim anjak
penyelenggara. Anjak ratusan peserta, video tiyan
kuruk adok 20 besar finalis sai haga ngelaju ke babak
final di Jakarta. Suasana haru rik miwang munih
langsung pecoh.
***
Sai panas selawwak final, tiyan kak tigeh di hotel
sai ditentuko penyelenggara di Jakarta dijamoke Om
Danu rik Tante Ira sebagai ulun tuho Bagas. Pas
tiyan registrasi peserta di ruang lobi, tiyan ngenah
finalis barih sai selamo ijo ngeguwai tiyan lunik atei,
iyulah Anak Emas. Anak Emas iyulah cuakkan wo
sanak ragah bergelar Andre rik Edward. Tiyan
peserta anjak DKI Jakarta. Anjak penampilan no,
tiyan keliyakkan percaya direi temen. Arvin, Bagas,
Citra rik Devika tambah lunik atei diguwaino. Anyin,
Om Danu rik Minan Ira lassung ngebalakko atei jamo
ngejuk tiyan rasa percaya direi.
―Tano, metei fokus gawoh guwai acara jemeh, ya.
Om dan minan kilui mahap ulah mak dapok nutuk
nginep di hotel ijo ulah ram haga nginep di nuwo
sekelikno Bagas. Anyin, om dan minan janjei jemeh
ram megegh lassung di jo guwai ngedukung metei,‖
cawo Om Danu.
***
rani pengumuman pemenang pun tigeh. Para
peserta kak radu siap di kursei sayan-sayan guwai
ngepresentaseiko karya video no di depan dewan juri
rik penuttun sai tigeh. Numur undian guwai urutan
peserta kak radu dikocok, tim ABCD ngedapokko
urutan ke limo pas seradeu tim Anak Emas.
Tepuk pungeu penuttun bergemuruh pas Anak
Emas radeu ngepresentaseiko karya no wawai temen.
Tano, giliran tim ABCD sai cakak ngepresentaseiko
karya no. Arvin, Bagas, Citra rik Devika cakak jamo
raso gugup.
―Ijo ABCD, ya?‖ lulih salah sai juri.
―Iyu, bu,‖ cawo tiyan.
―Lamun dapok ngelulih, ABCD ino nyow, ya?‖
―ABCD iyulah singkatan anjak nama gham, bu.
Arvin, Bagas, Citra rik Devika,‖ cawo Bagas.
―Payeu lamun gegeh ino, metei dapok mulai
presentasino, yu. Semangat ABCD!‖ cawo juri.
Arvin sai ditunjuk guwai juru cawo di tim tiyan
ulah yo dinilai ngemik kepandaian becawoan sai paling
wawai akhirno mulai ngejelasko video tiyan. Arvin kak
radeu melajarei materi sai radeu disusun Citra anjak
wo panas sai likut guwai dipresentaseiko dawah ijo.
―Video
ijo
nyeritako
tentang
keragaman
Indonesia sai kenahan anjak persahabatan ram.
iyulah pak sahabat sai berasal anjak suku rik agama
sai mak gegeh. Sikam Arvin besukeu Lappung rik
beragama Islam, Bagas besukeu Jawo rik beragama
Islam, Citra besukeu Sunda rik beragama Islam, jamo
Devika besukeu Bali rik beragama Hindu. Anyin,
bido-bido ino mak jadei penghalang jamo ram guwai
jadi sai rik ngejaga tali persaudaraan. ram saling
ngerakkul, ngehargai rik melajarei kebudayaan ram.
Inolah, sai ngeguwai ram bersyukur kak lahher
sebagai warga negara Indonesia sai kayo jamo
perbedaan, kayo jamo keragaman. Terimo kasih.‖
Cawo Arvin lajeu sedakepan jamo jamo-jamo no.
Unyen juri rik penuttun lajeu tepuk pungeu
ngedengeino.
***
―Payeulah, hadirin sai berbahagia. Sikam haga
ngumumko pemenang anjak Lomba Video Keragaman
di Indonesia Tahun 2022 ijo,‖ lanjutno. Lappeu
ruangan diredupkan rik suasana tambah tegang.
―Juara tigo diraih oleh Liben anjak Papua!‖ cawo
no. Peserta ragah bergelar Liben majeu adok depan
panggung rik lalang sumringah sai terukir di
pudakno. Tersisa wo peserta, yaitu tim ABCD jamo
tim Anak Emas. Arvin rik jamo-jamo no pagun gugup
rik saling ngegandeng pungeu nguatko tiyan.
―Juara ke wo anjak Lomba Video Keragaman di
Indonesia Tahun 2022 diraih oleh… Tim Anak Emas
anjak DKI Jakarta!‖ seru pembawa acara.
―Selamat kepada Tim ABCD anjak Lappung sai
berhasil
jadei
pemenang
anjak
Lomba
Video
Keragaman di Indonesia Tahun 2022!‖
Miwang haru nyelimutei Arvin, Bagas, Citra,
Devika, Om Danu jamo Minan Ira. Keluarga Arvin,
Citra rik Devika sai nuttun siaran langsung anjak
Youtube munih nutuk miwang terharu, bersyukur
suwa bangga jamo pencapaian sanak-sanak tiyan.
―Selamat ya, adik-adik. Persahabatan metei jadei
buat
ram
tentang
wawaino
perbedaan
rik
keragaman.‖ Cawo pembawa acara.
Arvin, Bagas, Citra rik Devika bersyukur jamo
anugerah sai diterima guwai persahabatan tiyan.
***
2
Impian Nuttun di Bioskop
embagian rapor semester genap kak radeu
dilaksanako. Tano ijo watteuno libur sekula
selamo wo minggeu. Kiki ngerasa wawai atei
temen. Selamo wo minggeu yo mak harus mikirko
tugas jamo pelajaran di sekula. Sumang ino, di liburan
tano Atu Nitya janjei haga ngajak yo mider-mider adok
Bandar Lappung guwai nuttun film di Bioskop.
―Jemeh ram jadei adok bioskop, Atu Nit?‖ lulih
Kiki, mengonfirmasei. Atu Nitya menganggguk.
―Horeee!!! Akhirno sikam nuttun di bioskop!
Akhirno sikam nuttun di bioskop!‖ cawo Kiki, iling atei
sembari ngelattunko nada adok cawoanno.
Ayah rik Bunda mahho ngenah sikap Kiki.
―Kak radeu jam pira ijo, Ki? Lapah pedom pai.
Jemeh minjak tukuk, lajeu bersih-bersih nuwo, adeu
ino dapok lapah,‖ cawo Bunda.
―Ah, Bunda. Kan libur…‖ protes Kiki.
―Ulah nyow lamun libur?‖ lulih Bunda.
―Haga minjak dawah…‖ cawo Kiki.
P
―Dih, payeu niku minjak dawah. Atu tinggal.
Jadei, pas niku minjak, atu video call lagi asik nuttun
di bioskop,‖ cawo Atu Nitya.
―Arghhh… Payeu kidah, Kiki pedom!‖
Ayah, Bunda rik Atu Nitya mahho.
***
Kiki
mak
dapok
pedom.
Berkalei-kalei
yo
ngebolak-balikko posisi pedomno, namun mato no
pagun mak haga dikilui kerja sama. Yo pagun ngerasa
iling atei, semangat rik mak sabar haga tigehno rani
jemmeh. Bayang-bayang kursi bioskop rik layarno sai
balak temen ino pagun ngeganggeu pikiranno. Alun-
alun, yo turun anjak ngan pedem rik lapah adok
kamar Atu Nitya. Yo ngebuka pintu kamar Atu Nitya
alun-alun rik ninuk kondisi di lom no.Uppo no, Atu
Nitya pun lawwak pedom. Yo lagei sibuk jamo tugas di
laptopno. Kiki lapah balik adok kamarno ulah mak ago
ngegeghai Atu Nitya.
Appai yo balik anjak kamar Atu Nitya, Kiki
pagun mak dapok pedom. Yo ngakuk ponselno rik
ngetik Bioskop Mall Boemi Kedaton di Google. Yo
ngenah gambar-gambar bioskop sai wat di san. Yo
mahho wawai di puppikno. Mak munei anjak ino, yo
kak pedom.
***
Jemmehno, Kiki minjak kedawahan. Yo ngenah
jam dinding anjak selimutno. Tekanjatlah yo ngenah
angka di jam ino nunjukko pukul 09.00 WIB. Yo lajeu
nyibak selimutno rik lapah luwah kamar.
―Ayah, Bunda, Atu Nitya ulah nyow mak
minjakko Kiki, sih?‖ cawo Kiki.
―Ayah, Bunda rik Atu kak radeu ngayun niku
minjak anjak subuh. Niku gawoh sai susah minjak!‖
jelas Atu Nitya.
―Yah… Anyin, Kiki mak dengei. Eh, Tu ram
haga lapah jam pira?‖ lulih Kiki, semangat.
Ayah, Bunda rik Atu Nitya seenahan.
―Kiki, tukuk ijo dang nuttun pai, ya?‖ cawo Ayah.
―Lho, ulah nyow?‖
―Motor Atu Nitya cadang. Ayah haga ngebo ijo
adok bengkel, tapi ijo harei Minggeu rik bengkelno
tutup,‖ cawo Ayah.
―Payeu cakak mubil gawoh,‖
―Atu kan lak dapok ngebo mubil, sayang…‖ cawo
Bunda.
―Diattak Ayah, dong. Lamun perlu, ram
sekeluarga lapah adok bioskop jejamo!‖ rayu Kiki.
―Mak dapok, sayang. Ayah rik Bunda dawah ijo
haga lapah ngejenguk Minan Lina sai appai mulang
anjak rumah sakit,‖ jelas Ayah. Pudak Kiki berubah.
Jeno no ceria rik bersemangat jadi sebik rik mak
cerah. Harapanno guwai dapok nuttun film di bioskop
dawah ijo harus narat.
Kiki kenahhan mak bersemangat ngejalanei
harei. Pudakno gegeh ditekuk. Cemberut gawoh.
Makko mahhoan rik keceriaan sai kenahhan. Unyen-
unyen bujuk rayeu dijuk Ayah, Bunda rik Atu Nitya,
pagun mak berhasil. Haga ninuk udara segar, Kiki
pamit haga mider makai sepidano sappai debei.
***
Kiki mulang adok nuwo mak bersemangat. Yo
parkirko sepidano rik geluk lapah adok lom nuwo.
Nuwo no sepei temeo. Yo ngenah unyen ruangan di
lom nuwo, pagun makko sai jimo pun. Perasaanno
mulai mak bangik.
Anjak ino, yo ngingek bahwa anjak lapah jeno yo
mak ngebo ponsel. Yo pun geluk cekelang adok kamar
rik meriksa ponselno. Wat limo panggilan mak
terjawab anjak Atu Nitya. Mak nunggeu munei, Kiki
pun geluk nelpon kupek.
―Halo, Tu. Adok kedo, sih? Cawono mak jadei
nuttun adok bioskop, anyin metei lapah unyen…‖ cawo
Kiki, kesal.
―Atu, Ayah rik Bunda lagei di rumah sakit, Ki…‖
cawo Atu Nitya di ujung telepon.
―Lho, cawono Minan Lina radeu mulang anjak
rumah sakit? lajeu, ulah nyow pagun di san?‖ lulih
Kiki, bingung.
―Layin Minan Lina sai kuruk rumah sakit, Ki.
Anyin, bunda…‖ cawo Atu Nitya, sebik.
―Nyow? Ulah nyow bunda wat di rumah sakit?
Bunda jenguk sapa, tu? Sapa sai maring?‖
―Bunda rik Ayah jeno kecelakaan pas mulang
anjak nuwo Minan Lina. Kondisi Ayah mak nyow-
nyow, anyin Bunda ngemik kattan lumayan parah rik
tano lagei dirawat di IGD…‖ cawo Atu Nitya suwa
miwang. Kiki lajeu tekanjat. Yo mejeng lemos.
Pungeuno gemetar, way matono turun mak dapok
ditahan.
―Kiki lapah dak san, Tu…‖ cawono.
―Dang, Ki. Niku tunggeu di nuwo gawoh. Sanak
usia di deh 12 tahun mak dikeneiko adok rumah
sakit,‖ jelas Atu Nitya. Hal ino tetteu ngeguwai Kiki
lajeu sebik. raso bersalah pagun nyelimutei yo. Yo
pagun dapok berdoa semoga bunda wawai-wawai
gawoh.
***
Wo panas kak liwat, Bunda radeu dikeneiko
dokter mulang rik syarat mak dikenei ngelakuko
aktivitas sai berat selamo di nuwo. Kiki nyambut
Bunda suko atei temen. Yo kak nyiapko kamar Bunda
tigeh rapi rik wangi sehingga ngeguwai Bunda
nyaman.
Kiki berubah temen. Selamo Bunda maring, yo
mak pernah minjak kemawasan. Yo pun nulung Ayah
rik Atu Nitya masak atau ngebersihko nuwo rik
semangat. Mak jarang, yo munih nulung Bunda
ngebersihko diri rik nyiapko kanikan Bunda.
―Ki…‖ cuak Bunda anjak tempat pedomno.
―Iya, Bun!‖ cawo Kiki sai lagei ngepel lantai.
― radeu ngepelno?‖
―Lawwak, Bunda. Cutik kupek. Bunda haga
diakukko sesuatu?‖
―Mawwak. Bunda haga ngobrol gawoh jamo Kiki.
Kak munei kan ram mak ngobrol ram wo?‖
Kiki
pun
geluk-geluk
nyelesaiko
aktivitas
ngepelno agar dapok geluk mengobrol jamo Bunda.
Kiki cakak adok kasur rik ngedakok Bunda.
―Kiki sayang…‖
―Ya, Bunda,‖
―Terimo kasih, ya…‖
―Terimo kasih ulah nyow, Bunda?
―Terimo kasih unggak segalo sikap Kiki sai haga
menyayangei unyen anggota keluarga, nurut jamo
kedua ulun tuho rik ngerawat Bunda pas yo maring,‖
―Ino kan kak kewajiban Kiki sebagai anak,
Bunda. Padahal, selawwak ulangan berebei radeu
dibahas materi tentang hak rik kewajiban sanak di
nuwo, Bun. Eh… Makko sai neduh, saat liburan Kiki
nerapko temen. Wat gunano munih sekula, hehehe…‖
―Bunda kilui mahap ya, Nak, kejadian watteu
niku batal lapah nuttun jamo Atu Nitya. Eh, Ayah rik
Bunda layin ngabulko kiluan mu, malah lapah,‖
―Mak nyow-nyow, Bunda. Bunda kan munih
lapahno guwai hal wawai, ninuk Minan Lina. Cawo
guru Kiki, ngejenguk ulun maring iyulah kewajiban
ram munih sebagai masyarakat,‖
―Anyin, Kiki saat ino pasti keciwa temen jamo
sama Ayah, Bunda rik Atu Nitya. Iyu, kan?‖
―Iyu sih, Bun. Anyin, Kiki salah munih. Kiki
egois temen ulah mentingko keilingan diri sayan.
Mahapko Kiki yu, Bun…‖
Bunda nyium kedak putri busseuno ino.
―Kiki pagun haga nuttun film di bioskop,
mawwak?‖
―Haga, sih. Anyin, mak tano deh, Bun. Lain
watteu gawoh, sai petting ngerawat Bunda tigeh waras
temen pai!‖
―Yakin mak ageu tano?‖
Kiki ngangguk mantap.
―Lamun Bunda ngemik ijo, gegeh nyow?‖
Bunda ninukko wo lembar tiket bioskop sai anjak
jeno dijamukko di deh bantal adok Kiki. Mato Kiki
tekanjat. Wat perasaan iling atei sai kuruk di relung
ateino.
―Bunda ngemik wo tiket guwai niku rik Atu
Nitya. Jemmeh metei nuttun, ya. Bunda radeu
ngebaca ulasanno. Cawo ulun, filmno wawai munih,
lho.‖ ―Bunda serius? Anyin, sai ngejaga Bunda di nuwo
sapa lamun Kiki rik Atu Nit lapah?‖
―Tenang, Ki. Kan pagun wat Ayah. Ayah sai
dapok ngejaga Bunda selamo metei lapah ,‖ cawo
Ayah.
Kiki iling atei bukan main. Akhirno, yo dapok
ngerasako seru nuttun film di bioskop. Kiki mak sabar
nunggeu hari jemmeh. Kiki berterimo kasih temen
jamo Ayah rik Bunda.
***
3
Bayu Si Penjual Juwadah
ayu
ngenah
dagangan
juwadahno
mak
bersemangat. Juwadah sai yo titipko di kantin
Pak Hamdun pagun nyisa nayah. Pagun
beberapa gorengan, donat kentang jamo keripik kikim
balado sai berkurang mak liwat anjak limo bijei.
Bayu tigeh di depan nuwo saksai kayeu rik
anyaman buluh. Yo mejeng rik ngepikko termos
juwadahno di unggak kursei tijang sai wat di depan
nuwo.
―Assalamu’alaikum…‖ cawo Bayu lajeu mencium
pungeu ibu nie.
―Wa’alaikumsalam…” Bu Minarsih, ibu Bayu
iyulah ulun tuho tunggal sai harus mengurus rik
menghidupei
ketigo
sanakno
radeu
suamino
meninggal dunia setahun sai likut ulah kecelakaan.
Ulah sebab ino, guwai ngebantu ibu nie, Bayu nutuk
ngejual juwadah-juwadah tradisional guwaian ibu
adok sekula.
―Gegeh nyow sekulamu panas ijo??‖ lulih Bu
Minarsih.
―Laccar, Bu. Jeno, Bu Ida ngebageiko hasil
ulangan harian Matematika sai berebei,‖
― laju, gegeh nyow hasilno?‖
B
―Bayu masso nilai 100 lagi, Bu,‖ cawo Bayu, iling
atei. Bu Minarsih ngedakep sanak sulungno ino jamo
rasa bangga.
―Anyin …‖
―Anyin ulah nyow?‖
―Dagangan Bayu panas ijo mak laris temen, Bu,‖
sebik Bayu.
―Mak nyow-nyow. Namono munih rezeki, wajar
lamun kalo-kalo nayah, kalo-kalo cutik. Sai petting
pagun semangat,‖ cawo Bu Minarsih ngebalakei atei
Bayu.
***
Juwadah sai pagun wat anjak sekula Bayu
dagangko kupek di depan nuwono. Suwa nunggeu sai
hageu beli, yo sempatko guwai ngerjako PR sai dijuk
Bu Ida jeno tukuk.
Bu Minarsih ngepaghokei Bayu rik mejeng
ngelajar yo.
―Wat PR?‖
―Iyeu, Bu.‖
―Kalo-kalo, mak leraso loh di Ibu lamun niku
kak kelas enam. Bayu haga ngelajeu di SMP kedou?‖
lulih Bu Minarsih.
―Lawwak tepikir jama Bayu haga ngelajeu adok
SMP atau mawwak, Bu…‖ cawo Bayu.
―Loh, ulah nyow gegeh ino?‖
―Bayu hageu kerjeu gaweh nulung Ibu nyessak
duwit. Na’an lamun kak 17 tahun ke unggak, Bayu
izin ngerantau adok Jakarta ya, Bu. Cawo ulun, di san
lebih mudah masso pekerjaan sai gajino balak!‖ cawo
Bayu sai ngeguwai Bu Minarsih tekanjat.
―Niku cawo nyow wah. Ibu mak setuju niku kerja
di usia sai pagun lagei mudo gegeh ijo. Setemenno,
niku ngejual juwadah di sekula munih ibu mak setuju.
Ibu haga Bayu sekula rik ngakuk cita-cita. Kalau
Bayu sukses, ibu, adik-adik rik almarhum bapakmu
munih kan bangga, Nak…‖ kehagoan Bu Minarsih
lajeu ngedakep anak mengiyan no.
***
Jimmeh harei di sekula, lonceng tando pelajaran
pertamo kak diurikko. Unyen siswa geluk kuruk
kelas masing-masing suwa rapi, Bayu kuruk munih.
Pelajaran tukuk ijo iyulah Tematik di lom materi
Tema 5 yaitu Wirausaha. Bu Ida ngejelasko makna
wirausaha,
cara
berwirausaha
jamo
sikap
sai
sewawaino dimilikei oleh ulun wirausahawan. Bayu
ngedengeiko penjelasan Bu Ida dengan seksama.
Seradue pelajaran, Bayu izin cawo jamo dengan
Bu Ida ulah wat hal sai haga yo lulih.
―Bayu haga ngelulih, Bu. Nyo usaha sai Bayu
lakonei tano sebagai penjual juwadah dapok dicuak
sebagai wirausaha?‖
―Tentu gaweh. Anyin, tano Bayu pagun di lom
tahap belajar ulah Bayu lawwak sepenuhno ngegelikko
watteu di bidang ino,‖ cawo Bu Ida.
―Bayu jadei bercita-cita jadei ulun wirausahawan
guwai nulung ibu rik adik-adik di nuwo, Bu. Apakah
ibu wat saran sai harus Bayu lakonei guwai ngeraih
cita-cita ino?‖ lulih Bayu. Bu Ida mahho wawai
ngedengei lulihan Bayu.
―Bayu, cita-citamu sai haga nulung ibu rik adik-
adik iyulah cita-cita sai mulia temen. Jadei nyow
gaweh Bayu na’an no, insya Allah pasti kan diridhoi
Allah SWT lamun pagun tetap berusaha di jalan sai
wawai. Lamun Bayu haga jadei ulun wirausahawan
sai sukses Bayu harus selalu ngejunjung unggak
kejujuran. Jamo, sikap pattang menyerah rik kreatif
jugo. Dang lunik atei lamun di lom berwirausaha,
dagangan ram mak ramik sai beli. Malah, ram mesti
dapok nyessak masalahno di kedo sih kok dapok mak
lakeu? Nah, anjak san dapok diteduh solusi sai kreatif
guwai dagangan ran agar dapok narik atei sai beli,‖
cawo Bu Ida.
―Wah, terimo kasih nayah atas saran rik
nasehatno, Bu, Bayu haga nyoba belajar nayah
tentang berwirausaha.‖
***
Jujur, pattang menyerah rik kreatif iyulah kata-
kata sai terngiang di utak Bayu setijang rang layo
mulang sekula. Temen ino cawo Bu Ida, yo mak boleh
sebik rik ngeluh lamun dagangannya mak ramik sai
beli. Malah, yo harus nyessak cara sai kreatif guwai
dapok narik minat sai beli.
Setigehno di nuwo, Bayu nyusun juwadah-
juwadah sisa daganganno di sekula sai pagun nayah.
Yo susun juwadah-juwadah ino sesuai jenisno di
unggak tappah. Yo ngenah juwadah-juwadah ino
serius, lalu nyicip sai sai.
Bayu nulis hasil pengamatanno ino di lom bukeu.
Munei yo mikirko solusino tigeh yo mak dengei Bu
Minarsih sai nyuak yo anjak jeno.
―Bayu…‖ cuak Bu Minarsih, kali ijo jamo nepuk
baheu sanak mengiyan no ino.
―Eh, iyu Bu?‖
―Niku lagei mikir nyow, sih? Ibu nyuak anjak
jeno mak dengei,‖ cawo Bu Minarsih.
―Bayu lagei mikir gegeh nyow agar dagangan
ram laris, Bu. Ibu tinuk gawoh, penampilan juwadah-
juwadah ram lamun kak dawah gegeh ijo. Bayu munih
mak haga mengan ino,‖
―Mmm… Ibu ngemik ide!‖
―Nyow, Bu?‖ lulih Bayu, semangat.
―Jemmeh kan hari Minggeu. Bayu lapah gawoh
adok Pasar Nggruput sai di Pemda ino. Di san kan
lamun tukuk nayah jajanan pasar jamo rasa rik
tappilan sai menarik. Makko sai neduh lamun Bayu
ngemik ide semulang anjak san. Bayu pandai kan
tempatno?‖
―Iya, Bu, pandai. Payeu, lamun gegeh ino jemmeh
Bayu lapah adok san, Bu!‖ cawono, penuh semangat.
***
Tukuk Minggeu, Bayu lapah jamo Bintang makai
sepida butut peninggalan bapak adok Pasar Nggruput
Pringsewu sai rajin digelar tiap tukuk Minggu pagi. Di
san nayah jajanan pasar rik juwadah tradisional sai
dijual. rik duit hasil bukkar celengan, Bayu ngebelei
sai sai jajanan ino lajeu ngebo yo mulang. Yo ngebelei
agar-agar, juwadah puttei, juwadah risoles, keripik
kikim balado, donat kentang rik tetteu gawoh,
gorengan. Bu Minarsih tekanjat ngenah tikkah anak
mengiyan no sai ngebelei nayah kanikan ino. Bayu
nyoba melajarei kewawaian anjak kanikan-kanikan
ino sai dapok yo terapko adok daganganno.
***
Sisa uang celengan sai Bayu kedau, yo ngebelei
bahan-bahan
juwadah.
Jamo
Bu
Minarsih,
yo
ngeguwai jajanan agar-agar sai dikurukko di lom cup.
Selain ino, yo ngebelei babbak luppia, tepung panir
jamo pira jenis sayuran guwai ngeguwai juwadah
risoles bermodalko selembar resep sai yo masso anjak
internet.
Bu Minarsih iling atei temen ngenah semangat
rik kegigihan Bayu. Yo malah haga ngeracik ghik
ngolah bahan-bahanno sayan ulah Bu Minarsih harus
ngejaga Bara dan Bintang.
***
Bayu lapah adok sekula jamo rasa optimis rik
iling atei. Yo yakin, juwadah-juwadah sai yo guwai
dapok diilingei jamo-jamo no rik para gureu.
Setigehno di sekula, yo nitipko juwadah daganganno
ino adok Pak Hamdun.
Sai setengah jam anjak ino kedengei bagho
locceng diurikko tando jam pelajaran kak radeu.
Sanak-sanak lapah adok pitteu kelas, segabor haga
luwah.
Tiyan lajeu adok kantin rik ngebelei juwadah
guwaian Bayu sai bareu. Bayu iling atei ngenah jamo-
jamo no ngebelei juwadah-juwadah guwaianno. Yo
penasaran gegeh nyow tanggapan tiyan jamo juwadah-
juwadah ino.
Yo ngehenning ngenah jamo-jamo no mak ngejuk
pandai tiyan bahwa juwadah sai haga tiyan kan iyulah
guwaianno. Yo haga masso penilaian sai jujur anjak
jamo-jamono.
―Hueekkk… Nyow, ijo!‖ cawo Anggi pas mengan
agar-agar guwaian Bayu.
―Ulah nyow, Nggi?‖
―Agar-agar ni pahhik. Padahhal, Anggi iling
temen agar-agar. Anyin, ijo mak bangik. Pahhik!‖ cawo
Anggi. Selain Anggi, siswa sai barih sai nganik agar-
agar munih ngeluh hal sai gegeh.
―Hueekkk… Risolesno munih mak bangik. Asin
temen. Nyesel sikam belei,‖ keluh jamo no sai barih.
***
Bayu tigeh di nuwo kak palai. Segaris mahho
wawai pun mak kenahhan di pudakno. Termos
juwadah sai yo kating, dipikko gegeh ino gawoh di
luwah nuwo.
Bu Minarsih bingung ulah mak gegeh biasono
sanak mengiyan no ino lajeu kuruk kamar anjak
mulang sekula. Bu Minarsih ngenah termos juwadah
sai dipakai oleh Bayu guwai dagang dipikko gegeh ino
gaweh di luwah. Yo ngebuka isei no, pagun nayah.
Mungkin ijo sai nyebabko Bayu kenahhan mak
bersemangat gegeh jeno, pikir Bu Minarsih.
―Bayu…‖
―Bayu mak haga jualan kupek, Bu,‖ sebik Bayu
rik baro sai biyak.
―Ulah nyow, Nak? Pah cawo pai jamo ibu,‖
Bayu minjak anjak pedomno rik ngusap wai
mato no sai tehilie.
―Juwadah guwaian Bayu berebei mak bangik,
Bu. Jamo-jamo unyen keciwa. Bayu sebik. Bayu pagun
layin bapak, Bu, sai pittar berdagang. Watteu bapak
pagun urik, jualan rujakno laris jugo. Langgananno
bapak munih nayah. Anyin, pas Bayu nyoba berjualan
munih selalu cutik, ‖ cawo Bayu, sebik.
―Bayu… Dak jo, Nak…‖
Bu Minarsih megong badan Bayu rik ngedakep
yo.
―… Bayu dapok sebik rik keciwa. Anyin, Bayu
pandai mawwak, lamun selawwak bapak jualan
rujakno laris rik nayah pelanggan, bapak munih
gegoh Bayu. Selalu cutik. Anyin, bapak mak nyerah.
Bapak nyoba unyen resep rujak sai pas rik bangik
menurut ulun-ulun. Appai tigeh akhirno, gegeh sai
Bayu
cawoko
jeno,
bapak
kak
ngemik
nayah
pelanggan,‖
―Lamun gegeh ino, Bayu mesti nutuk semangat
bapak, Bu. Bayu haga nyoba kupek berhasil rik
ngedapokko nayah pelanggan gegeh bapak.‖ Tekad
Bayu.
***
Bingei no, Bayu berjibaku kupek jamo adonan
juwadahno. Namun, tano ijo Bayu mak ngeguwai
adonan sai nayah gegeh berebei. Hanya setengahno
gawoh. Ulah, rencanano yo hageu ngeguwai jamo-
jamo sekelasno. Jemmeh, yo haga ngebageiko gawoh
guwai kiluyan mahap rik penguji rasa adok
juwadahno.
***
Ketika jam istirahat di sekula, Bayu ngebagei
agar-agar rik juwadah risoles adok 15 ulun jamo
sekelasno. Selawwakno, yo kilui mahap jamo tiyan
ulah ngeguwai juwadah sai mak bangik berebei. Selain
adok jamo no, yo munih ngejukko sampel juwadah ino
adok dewan gureu rik Pak Hamdun.
Jamo-jamo no pagun ngerasa rabai nganik agar-
agar rik juwadah risoles guwaian Bayu. Tiyan gegeh
trauma jamo raso no. Anyin, pas wat sanak sai cawo,
―Bangik!‖ tiyan lajeu nganik kebangikkan.
Bayu iling atei ngenahno. raso hareu nyelimutei
ateino rik watteu ino munih, yo bejanjei adok diri no
sayan guwai selalu belajar anjak kesalahan rik
berusaha jadei lebih wawai.
***
Cerita Berbahasa Indonesia Cerita Berbahasa Indonesia
1
Video Keragaman ala ABCD
rvin, Bagas, Citra, dan Devika telah menjalin
persahabatan sejak kelas satu sekolah dasar.
Meskipun memiliki latar belakang suku dan
agama yang berbeda, mereka tetap kompak.
Arvin yang bersuku Lampung sering mengajari
teman-temannya tentang kosakata bahasa Lampung,
penulisan aksara Lampung, serta tradisi budaya
Lampung. Bagas yang bersuku Jawa pun kerap
mengajari teman-temanya berbicara bahasa Jawa.
Begitu pula dengan Citra yang bersuku Sunda, ia
sering mengajari teman-temannya berbicara bahasa
Sunda
serta
mengenalkan
panggilan
dalam
keluarganya dengan menggunakan bahasa Sunda.
Devika yang bersuku Bali pun beberapa kali mengajari
mereka tari Bali.
Suatu hari, mereka membaca sebuah poster yang
berisi tentang informasi lomba bagi siswa sekolah
dasar, yaitu Lomba Video Keragaman di Indonesia
Tahun 2022. Mereka merasa tertarik untuk mengikuti
lomba tersebut.
***
Sepulang sekolah, mereka berkumpul di rumah
Arvin
untuk
membahas
informasi
lomba
yang
diperoleh pagi tadi.
A
―Wah, kalian sedang membicarakan apa, sih?‖
tanya Kiyay Sita, kakak Arvin.
Bagas, Citra, dan Devika pun segera berdiri dan
menyalami Kiyay Sita.
―Ini, Kiyay. Rencananya kami akan mengikuti
lomba membuat video,‖ jawab Devika.
―Video apa? Lalu, apa saja persyaratannya?‖
tanya Kiyay Sita, ingin tahu.
―Video tentang Keragaman di Indonesia, Kiyay.
Kalau dari keterangan di poster,sih, pesertanya boleh
perorangan atau kelompok, durasi video maksimal
tujuh menit, dan video harus diunggah di akun
YouTube masing-masing. Namun, kami bingung harus
mulai dari mana,‖ keluh Devika.
―Kedengarannya seru. Coba, sini Kiyay bantu!
Tapi, sebelumnya Kiyay mau bertanya pada kalian.
Keragaman itu apa, sih? Lalu apa saja contoh
keragaman yang ada di Indonesia?‖ tanya Kiyay Sita
memancing kemampuan berpikir kritis mereka.
―Keragaman adalah perbedaan-perbedaan yang
ada di masyarakat. Contohnya adalah perbedaan ras,
agama, suku, dan lainnya.‖ jawab Citra dengan lancar.
―Wah, bagus sekali jawabannya Citra! Jadi,
benar
apa
yang
dikatakan
oleh
Citra
bahwa
keragaman adalah perbedaan-perbedaan dalam suatu
masyarakat.
Indonesia
memiliki
banyak
bentuk
keragaman yang membuat negara kita menjadi kaya
akan budayanya serta negara yang kuat akan
persatuannya!‖ jelas Kiyay Sita.
―Berarti pertemanan kita ini termasuk salah satu
contoh kekayaan Indonesia dong, Kiyay? Bukankah
kami berasal dari suku dan agama yang berbeda-
beda?‖ tanya Devika.
―Tepat sekali, Devika! Nah, dari hasil diskusi ini
sudah terpikirkan belum konsep video seperti apa
yang akan kalian buat?‖ tanya Kiyay.
Arvin, Bagas, Citra, dan Devika sedang berpikir.
Tiba-tiba, mereka menyuarakan pendapat yang sama.
―Persahabatan kita!‖ jawab mereka serentak.
Kalian bisa membuat video tentang keragaman
Indonesia melalui cerita tentang persahabatan kalian,‖
ujar Kiyay Sita.
―Wah, benar juga!‖ ujar Citra, antusias.
―Baiklah kalau begitu sekarang kita tentukan
skenario videonya seperti apa serta berbagai alat dan
bahan yang dibutuhkan agar kita bisa segera
shooting!‖ ujar Arvin.
Arvin, Bagas, Citra, dan Devika pun kembali
mendiskusikan skenario dari video yang akan mereka
buat. Dua jam kemudian, wajah mereka yang semula
sangat
serius
berubah
ceria
karena
berhasil
mendapatkan ide tentang video yang akan mereka
buat.
―Baiklah.
Jadi,
konsep
video
kita
adalah
keragaman yang tecermin dari persahabatan kita.
Mulai besok, kita siapkan peralatannya seperti
kamera, pakaian tradisional Lampung, Jawa Tengah,
Jawa Barat, dan Bali. Bagaimana teman-teman?‖
tanya Arvin.
―Setuju! Kalau urusan kamera, aku bisa minta
tolong Teteh Kirana. Kebetulan dia bekerja di studio
foto,‖ ujar Citra.
―Untuk pakaian tradisional, konsepnya dapat
disesuaikan
dengan
suku
kita
masing-masing.
Mungkin, kita bisa meminta bantuan ibu untuk
mencarikannya di rumah,‖ Ujar Devika yang disetujui
ketiga temannya.
―Lalu, bagaimana dengan tempatnya? Kita mau
ambil latar di mana?‖ tanya Bagas.
―Bagaimana jika kita mengambil video di dua
tempat, yaitu Bendungan Way Sekampung dan
pelataran
rumah?
Bendungan
Way
Sekampung
merupakan salah satu ciri khas dari Kabupaten
Pringsewu sebagai bendungan terbesar di Provinsi
Lampung. Jadi, video kita akan terlihat semakin unik
karena
mengangkat
kekayaan
daerah
sendiri
sekaligus
mempromosikan
Kabupaten
Pringsewu!
Bagaimana?‖ usul Devika. ―Aku setuju!‖ ujar Arvin,
Bagas, dan Citra.
***
ILUSTRASI HALAMAN bendungan
Hari Minggu sebagai hari yang dinanti-nanti
untuk membuat video pun telah tiba. Arvin, Bagas,
Citra, Devika, Kiyay Sita, dan Teteh Kirana sudah
berangkat ke Bendungan Way Sekampung pukul
06.30.
Mereka
membawa
perlengkapan
yang
dibutuhkan dalam proses pembuatan video tersebut.
Selama proses shooting, mereka dibantu oleh Teteh
Kirana sebagai pengambil gambar serta Kiyay Sita
sebagai penata busana dan rias.
***
Lima hari kemudian, video telah selesai diedit
oleh Bagas. Mereka puas dengan hasilnya. Menurut
mereka hasilnya sangat bagus.
―Oh
ya,
teman-teman,
aku
punya
usul.
Bagaimana kalau video ini kita beri nama ―Video
Keragaman ala ABCD‖? Lalu, kanalYouTube kita,
diberi nama ABCDChannel?‖ usul Bagas.
―Apa itu ABCD?‖ tanya Devika.
―Arvin, Bagas, Citra, dan Devika. Benar, tidak,
Gas?‖
―Benar sekali, Vin!‖
Mereka berempat tertawa dan senang dengan
singkatan baru itu. Kemudian, mereka memutuskan
untuk mengunggah video tersebut ke YouTube dan
membagikan tautannya ke sosial media masing-
masing.
***
Delapan hari menjelang pengumuman, jumlah
pengunjung
akundi
YouTube
mereka
meningkat
sangat pesat sekitar 1.200 pengunjung akun, 900
penyuka, 700 pengikut, serta 1.000 komentar yang
semuanya bersifat positif dan membangun. Arvin,
Bagas,
Citra,
dan
Devika
sangat
senang
mengetahuinya. Namun, di saat yang bersamaan
mereka pun merasa cemas karena ada peserta lain
dengan saluranYouTube bernama Anak Emas, yang
mengunggah video dengan kualitas sangat bagus,baik
dari sisi materi maupun kreativitasnya. Jumlah
pengunjung, penyuka, pengikut,dan komentar yang
dimilikinya pun jauh melampaui Tim ABCD. Bahkan,
ada yang berkomentar juga bahwa video karya Tim
ABCD merupakan saingan ketat Tim Anak Emas.
***
Tiga hari kemudian, dengan rasa gugup dan
jantung yang berdebar, mereka membuka e-mail yang
dikirim oleh penyelenggara. Dari ratusan peserta,
video mereka terpilih dalam 20 besar finalis yang akan
melaju ke babak final di Jakarta. Suasana haru dan
tangis mereka pecah begitu saja.
***
Satu hari menjelang final, mereka telah tiba
Jakarta di hotel yang ditentukan penyelenggara
dengan didampingi oleh Om Danu dan Tante Ira yang
merupakan orang tua Bagas. Saat sedang registrasi
peserta di ruang lobi, mereka bertemu dengan finalis
lain yang selama ini membuat mereka berkecil hati,
yaitu Tim Anak Emas. Anak Emas adalah sebutan
untuk dua anak laki-laki bernama Andre dan Edward.
Mereka merupakan peserta dari DKI Jakarta. Dari
penampilannya, mereka terlihat sangat percaya diri.
Arvin, Bagas, Citra, dan Devika semakin berkecil hati
dibuatnya. Namun, Om Danu dan Tante Ira langsung
membesarkan hati dan mengembalikan rasa percaya
diri mereka.
―Sekarang, kalian fokus saja untuk acara besok,
ya! Om dan tante minta maaf karena tidak bisa ikut
menginap di hotel ini karena kami akan menginap di
rumah sepupunya Bagas. Namun, om dan tante
berjanji kalaubesok akan hadir langsung di sini untuk
mendukung kalian,‖ sambung Om Danu.
***
Hari pengumuman pemenang pun tiba. Para
peserta sudah bersiap di kursi masing-masing untuk
mempresentasikan karya videonya di depan dewan
juri dan penonton yang hadir. Nomor undian untuk
urutan
peserta
sudah
dikocok.Tim
ABCD
mendapatkan urutan kelima tepat setelah Tim Anak
Emas.
Tepuk tangan penonton bergemuruh ketika Tim
Anak Emas selesai mempresentasikan karyanya
dengan sangat baik. Kini, giliran Tim ABCD yang
maju untuk mempresentasikan karyanya. Arvin,
Bagas, Citra, dan Devika maju dengan gugup.
―Ini Tim ABCD, ya?‖ tanya salah satu juri.
―Iya, Bu,‖ jawab mereka.
―Kalau boleh tahu, ABCD itu apa, ya?‖
―ABCD adalah singkatan dari nama kami, Bu,
yaitu Arvin, Bagas, Citra, dan Devika,‖ jawab Bagas.
―Oh,
begitu.
Baik,
kalian
bisa
memulai
presentasinya,
ya.
Semangat,
ABCD!‖
ujar
juri
tersebut.
Arvin ditunjuk sebagai pembicara di tim mereka
karena dinilai memiliki kemampuan berbicara yang
paling baik. Sejak dua hari yang lalu, ia sudah
mempelajari materi yang telah disusun Citra untuk
dipresentasikan hari ini.
―Video ini menceritakan keragaman Indonesia
yang tecermin dari persahabatan kami. Kami adalah
empat sahabat yang berasal dari suku dan agama yang
berbeda. Saya, Arvin, bersuku Lampung, Bagas
bersuku Jawa, Citra bersuku Sunda, dan Devika
bersuku Bali. Saya, Bagas, dan Citra beragama Islam,
sedangkan
Devika
beragama
Hindu.
Namun,
perbedaan-perbedaan tersebut tidak pernah menjadi
penghalang bagi kami untuk menyatu dan menjaga
tali persaudaraan.
Kami
saling
merangkul,
menghargai,
dan
mempelajari kebudayaan masing-masing. Itulah, yang
membuat kami bersyukur terlahir sebagai warga
negara Indonesia yang kaya akan perbedaan, kaya
akan keragaman, terima kasih,‖ Jelas Arvin sembari
berpelukan dengan ketiga temannya. Para juri dan
penonton sontak bertepuk tangan mendengarnya.
***
―Baiklah, para hadirin yang berbahagia. Saya
akan umumkan pemenang Lomba Video Keragaman
di Indonesia Tahun 2022 ini‖ ucap pewara. Lampu
ruangan diredupkan dan suasana berubah menjadi
semakin tegang.
―Juara tiga diraih oleh Liben dari Papua!‖ ujar
pewara. Peserta laki-laki bernama Liben pun maju
naik ke panggung dengan senyum sumringah yang
terukir di wajahnya. Tersisa dua peserta, yaitu Tim
ABCD dan Tim Anak Emas. Arvin dan teman-teman
semakin gugup. Mereka bergandengan tangan untuk
menguatkan diri satu sama lain.
―Juara kedua dari Lomba Video Keragaman di
Indonesia Tahun 2022 diraih oleh… Tim Anak Emas
dari DKI Jakarta!‖ seru pembawa acara yang sontak
membuat Tim ABCD menjadi juara satu atau
pemenang dari lomba ini.
―Selamat kepada Tim ABCD dari Lampung yang
berhasil
menjadi
pemenang
dari
Lomba
Video
Keragaman di Indonesia Tahun 2022!‖
Tangis haru menyelimuti Arvin, Bagas, Citra,
Devika, Om Danu, serta Tante Ira. Keluarga Arvin,
Citra, dan Devika yang menyaksikan siaran langsung
dari YouTube pun ikut menangis terharu, bersyukur,
dan bangga dengan pencapaian anak-anak mereka.
―Selamat ya, adik-adik! Persahabatan kalian
menjadi inspirasi bagi kami semua tentang indahnya
perbedaan dan keragaman.‖ ujar pembawa acara.
Arvin, Bagas, Citra, dan Devika bersyukur atas
anugerah yang diterima untuk persahabatan mereka.
***
ILUSTRASI HALAMAN panggung
2
Impian Nonton di Bioskop
embagian
rapor
semester
genap
telah
dilaksanakan. Sekarang waktunya para siswa
libur sekolah selama dua minggu. Kiki merasa
senang sekali karena selama dua minggu dia tidak
harus memikirkan tugas dan pelajaran di sekolah.
Selain itu, di momen liburan kali ini Kak Nitya
berjanji
akan
mengajaknya
jalan-jalan
ke
Bandarlampung untuk menonton film di bioskop.
―Besok kita jadi ke bioskop, Kak Nit?‖ tanya Kiki.
Kak Nitya menganggguk.
―Horeee! Akhirnya aku nonton di bioskop,
akhirnya aku nonton di bioskop!‖ ujar Kiki, senang
sembari melantunkan nada pada ujarannya tersebut.
Ayah dan Bunda tertawa melihat sikap Kiki.
―Sudah jam berapa ini, Ki? Sana, tidur dulu.
Besok bangun pagi, terus bersih-bersih rumah, setelah
itu baru boleh pergi,‖ ujar Bunda.
―Ah, Bunda. Kan libur…‖ protes Kiki.
―Terus, kenapa kalau libur?‖ tanya Bunda.
―Ingin bangun siang…‖ jawab Kiki.
P
―Yaudah, sana bangun siang. Kakak tinggal.
Jadi, saat kamu bangun, kakak akan video callkamu
dan cerita kalau kakaklagi asyik nonton di bioskop,‖
sahut Kak Nitya.
―Arghhh… iya, iya, Kiki tidur!‖
Ayah, Bunda, dan Kak Nitya tertawa.
***
Kiki
tidak
bisa
tidur.
Berulang
kali
dia
membolak-balikkan posisi tidurnya, tetapi matanya
tetap tak mau diajak bekerja sama. Ia merasa senang,
semangat, dan tak sabar akan datangnya hari esok.
Bayang-bayang kursi bioskop dan layarnya yang super
besar itu terus mengganggu pikirannya. Perlahan, ia
turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar Kak
Nitya. Ia membuka pintu kamar itu dan mengintip ke
dalam. Ternyata, Kak Nitya pun belum tidur. Ia masih
sibuk dengan tugas di laptopnya. Kiki pun kembali ke
kamar karena tak ingin mengganggu kakaknya.
Beberapa saat setelah kembali dari kamar Kak
Nitya, Kiki masih belum bisa tidur. Ia lalu mengambil
ponselnya
dan
mengetik
Bioskop
Mall
Boemi
Kedatondi Google. Ia melihat gambar-gambar bioskop
yang tertera di sana. Senyum merekah terpancar dari
bibirnya. Tak lama kemudian, ia pun terlelap tidur.
***
Keesokan harinya, Kiki benar-benar bangun
kesiangan.
Ia
melirik
jam
dinding
dari
balik
selimutnya. Ia terkejut ketika melihat angka di jam
tersebut menunjukkan pukul 09.00 WIB. Ia segera
menyibakan selimutnya dan bergegas keluar kamar.
―Ayah,
Bunda,
Kak
Nitya,
kenapa
tidak
bangunin Kiki, sih?‖ protes Kiki.
―Ayah, Bunda, dan Kakak sudah membangunkan
kamu dari subuh. Kamu saja yang susah dibangunin!‖
tukas Kak Nitya.
―Yah… tapi Kiki tidak dengar. Kak, kita mau
berangkat jam berapa?‖ tanya Kiki, semangat.
Ayah,
Bunda,
dan
Kak
Nitya
saling
berpandangan.
―Kiki, hari ini tidak usah nonton dulu, ya!‖ ujar
Ayah.
―Lho, kenapa?‖
―Motor
Kak
Nitya
rusak.
Ayah
mau
membawanya ke bengkel, tapi ini hari Minggu dan
bengkelnya tutup,‖ jawab Ayah.
―Ya, sudah naik mobil saja,‖
―Kakak kan belum bisa bawa mobil, sayang…‖
jawab Bunda.
―Diantar
Ayah,
dong.
Kalau
perlu,
kita
sekeluarga pergi ke bioskop bareng!‖ rayu Kiki.
―Tidak bisa, sayang. Ayah dan Bunda hari ini
mau menjenguk Tante Lina yang baru pulang dari
rumah sakit,‖ tukas Ayah. Raut wajah Kiki berubah.
Seketika wajah cerianya berubah menjadi sedih.
Harapannya untuk dapat menonton film di bioskop
hari ini kandas.
Kiki tampak tak bersemangat menjalani hari.
Seharian ini, ia cemberut saja. Tidak ada tawa dan
keceriaan yang terpancar dari wajahnya. Ayah, bunda,
dan Kak Nintya sudah berusaha membujuknya, tetapi
tidak berhasil. Kiki berniat mencari udara segar. Ia
pun pamit main menggunakan sepedanya sampai sore
hari.
***
Kiki pulang ke rumah dengan tak bersemangat.
Ia memarkirkan sepedanya kemudian segera bergegas
ke dalam. Suasana di rumah terlihat sepi. Ia
memeriksa seluruh ruangan di dalam rumah, tetapi
tidak ada orang satu pun. Perasaannya mulai tidak
enak.
Tiba-tiba, ia teringat bahwa sejak pergi tadi ia
tidak membawa ponsel. Ia pun segera berlari ke kamar
dan memeriksa ponselnya. Ada lima panggilan tak
terjawab dari Kak Nitya. Kiki pun segera menelepon
Kak Nintya.
―Halo, Kak. Pada ke mana, sih? Katanya
―Nggak jadi nonton ke bioskop, tapi pada pergi
semua…‖ protes Kiki dengan kesal.
―Kakak, Ayah, dan Bunda lagi di rumah sakit,
Ki…‖ jawab Kak Nitya di ujung telepon.
―Lho, katanya Tante Lina sudah pulang dari
rumah sakit? Terus, kenapa masih di sana?‖ tanya
Kiki, bingung.
―Bukan Tante Lina yang masuk rumah sakit, Ki,
tapi Bunda…‖ jawab Kak Nitya, sedih.
―Apa? Kenapa Bunda ada di rumah sakit? Bunda
lagi jenguk siapa, Kak? Siapa yang sakit?‖
―Bunda sama Ayah tadi kecelakaan saat pulang
dari rumah Tante Lina. Kondisi Ayah tidak apa-apa,
tapi Bunda mengalami luka lumayan parah dan
sekarang sedang dirawat di IGD,‖ jawab Kak Nitya
sambil menangis. Kiki terkejut. Ia terduduk lemas,
tangannya
gemetar,
air
matanya
turun
tak
terbendung.
―Kiki segera ke sana, Kak…‖ ujarnya.
―Jangan, Ki. Kamu tunggu di rumah saja.
Anakyang berusia di bawah 12 tahun tidak boleh
masukke ruangan ini,‖ tukas Kak Nitya. Hal itu tentu
membuat Kiki semakin sedih. Rasa bersalah terus
menyelimutinya. Ia hanya bisa berdoa semoga bunda
baik-baik saja.
***
Dua hari berlalu, bunda sudah diperbolehkan
pulang. Dokter mengingatkan bunda untuk tidak boleh
melakukan aktivitas yang berat selama di rumah.
Sakit pink
Kiki menyambut bunda dengan sangat gembira. Ia
sudah merapikan kamar bunda agar bunda merasa
nyaman.
Kiki benar-benar berubah. Selama bunda sakit,
ia tidak pernah bangun kesiangan. Ia pun membantu
ayah dan Kak Nitya memasak atau membersihkan
rumah
dengan
semangat.
Tak
jarang,
ia
pun
membantu Bunda ketika membersihkan diri dan
menyiapkan makanan Bunda.
―Ki…‖ panggil bunda dari tempat tidurnya.
―Iya, Bun!‖ jawab Kiki yang sedang mengepel
lantai.
―Sudah mengepelnya?‖
―Belum,
Bunda.
Sedikit
lagi.
Bunda
mau
diambilkan sesuatu?‖
―Nggak. Bunda hanya mau ngobrol berdua sama
Kiki. Sudah lama kan kita nggak ngobrol berdua?‖
Kiki pun dengan sigap menyelesaikan aktivitas
mengepelnya agar bisa segera mengobrol dengan
Bunda. Kiki naik ke kasur dan memeluk Bunda.
―Kiki sayang…‖
―Ya, Bunda,‖
―Terima kasih, ya…‖
―Terima kasih untuk apa, Bunda?
―Terima
kasih
karena
Kiki
sudah
mau
menyayangi seluruh anggota keluarga, mematuhi
kedua orang tua, dan merawat Bunda saat sedang
sakit,‖
―Itu kan memang sudah kewajiban Kiki sebagai
anak, Bunda. Sebelum ulangan kemarin, di kelas,
sempat dibahas materi tentang hak dan kewajiban
anak di rumah, Bun. Eh… ternyata, saat liburan, Kiki
benar-benar menerapkannya‖ ucap Kiki.
―Bunda minta maaf ya, Nak, karena kamu batal
pergi nonton sama Kak Nitya. Ayah dan Bunda lebih
memilih pergi menjenguk Tante Lina daripada
mengantar Kiki ke bioskop,‖kata bunda.
―Nggak
apa-apa,
Bunda.
Bunda
kan
juga
perginya tujuannya baik, yaitu menjenguk Tante Lina.
Kata guru Kiki, menjenguk orang yang sedang sakit
adalah kewajiban kita sebagai masyarakat‖
―Tapi, Kiki saat itu pasti kecewa sekali sama
Ayah, Bunda, dan Kak Nitya. Iya, kan?‖tanya bunda.
―Iya sih, Bun. Tapi, Kiki juga salah. Kiki terlalu
egois karena mementingkan kesenangan diri sendiri.
Maafkan Kiki ya, Bun!‖
Bunda mencium kening putri bungsunya itu.
―Kiki masih mau nonton film di bioskop, tidak?‖
―Mau, sih. Tapi, tidak sekarang, Bun. Lain kali
saja. Kiki ingin merawat Bunda sampai sembuh dulu!‖
―Yakin, tidak mau sekarang?‖ tanya bunda.
Kiki mengangguk mantap.
―Kalau Bunda punya ini, bagaimana?‖
Bunda menunjukkan kepada Kiki dua lembar tiket
bioskop yang sejak tadi disembunyikannya di bawah
bantal. Mata Kiki terbelalak kaget. Ada perasaan
senang yang menyusup di hatinya.
―Bunda punya dua tiket untuk kamu dan Kak
Nitya. Besok kalian nonton, ya! Bunda sudah baca
ulasannya. Kata orang, filmnya bagus, lho!‖
―Bunda serius? Lalu, yang menjaga Bunda di
rumah siapa kalau Kiki dan Kak Nit pergi?‖
―Tenang, Ki. Kan masih ada Ayah. Ayah yang
akan menjaga Bunda selama kalian pergi,‖ sahut
Ayah.
Kiki senang bukan main. Akhirnya, ia bisa
merasakan serunya menonton film di bioskop. Kiki tak
sabar menunggu hari esok tiba. Kiki sangat berterima
kasih pada Ayah dan Bunda.
***
3
Bayu Si Penjual Kue
ayu memandangi dagangannya dengan tak
bersemangat. Kue yang ia titipkan di kantin
Pak Hamdun masih tersisa banyak. Hanya
tinggal beberapa gorengan, donat kentang, serta
keripik singkong balado yang berkurang dan itu pun
tak lebih dari lima buah.
Bayu tiba di depan sebuah rumah berdinding
kayu
dan
beranyaman
bambu.
Ia
duduk
dan
meletakkan dagangannya di atas kursi panjang yang
tergeletak di depan rumah.
―Assalamu’alaikum…‖
ucap
Bayu
seraya
mencium tangan ibunya.
―Wa’alaikumsalam…” jawab ibu dari dalam
rumah. Ibu Minarsih merupakan orang tua tunggal
yang harus mengurus dan menghidupi ketiga anaknya
setelah suaminya meninggal dunia satu tahun yang
lalu karena kecelakaan. Oleh sebab itu, untuk
membantu ibunya itu, Bayu ikut menjual kue-kue
tradisional buatan ibu di kantin sekolah.
―Bagaimana sekolahmu hari ini?‖ tanya Bu
Minarsih.
―Lancar, Bu. Tadi, Bu Ida membagikan hasil
ulangan harian Matematika yang kemarin,‖
B
geribik
―Lalu, bagaimana hasilnya?‖
―Bayu dapat nilai 100 lagi, Bu,‖ ujar Bayu,
senang. Bu Minarsih memeluk putra sulungnya itu
dengan rasa bangga.
―Tapi…‖
―Tapi kenapa?‖ tanya ibu.
―Dagangan Bayu hari ini kurang laris, Bu,‖ keluh
Bayu.
―Tidak apa-apa. Namanya rezeki. Wajar kalau
kadang ramai atau kadang sepi. Yang penting tetap
semangat,‖ jawab Bu Minarsih membesarkan hati
Bayu.
***
Kue yang masih tersisa dari sekolah dijajakan
kembali oleh Bayu di depan rumahnya. Sembari
menunggu pembeli, ia menyempatkan diri untuk
mengerjakan PR yang diberikan gurunya tadi pagi.
Bu Minarsih menghampiri Bayu dan duduk di
sampingnya.
―Ada PR?‖ tanya ibu.
―Iya, Bu.‖ jawab Bayu.
―Tidak terasa,ya,waktu berlalu. Kamu sekarang
sudah kelas enam. Bayu ingin melanjutkan ke SMP
mana?‖ tanya Bu Minarsih.
―Belum terpikir oleh Bayu ingin lanjut SMP atau
tidak, Bu,‖ jawab Bayu.
―Loh, kok begitu?‖
―Bayu ingin bekerja saja, bantu Ibu cari uang.
Nanti kalau sudah 17 tahun, Bayu izin merantau ke
Jakarta ya, Bu. Kata orang, di sana lebih mudah dapat
pekerjaan yang gajinya besar‖ jawab Bayu dan sontak
membuat Bu Minarsih terkejut.
―Kamu bicara apa sih! Ibu tidak setuju kamu
kerja di usia yang masih sangat muda seperti saat ini.
Ibu ingin Bayu sekolah dan raih cita-cita. Kalau Bayu
sukses, Ibu, adik-adik, dan almarhum bapakmu juga
akan bangga, Nak,‖ ucap Bu Minarsih sembari
memeluk putranya itu.
***
Keesokan harinya, di sekolah, lonceng tanda
pelajaran pertama dibunyikan. Bayu beserta seluruh
siswa yang lain berangsur masuk kelas masing-masing
dengan rapi. Pelajaran hari ini adalah tematik dengan
tema Wirausaha. Bu Ida menjelaskan hal tentang
wirausaha. Selain itu, ia juga bercerita tentang cara
berwirausaha serta sikap yang seharusnya dimiliki
oleh wirausahawan. Bayu mendengarkan penjelasan
Bu Ida dengan saksama.
Seusai pelajaran, Bayu berbicara dengan Bu Ida
karena ada hal yang ingin ia tanyakan.
―Bayu ingin bertanya, Bu. Apakah usaha yang
Bayu lakukan sekarang sebagai penjual kue bisa
disebut sebagai wirausaha?‖
―Tentu saja, tetapi saat ini Bayu masih dalam
tahap
belajar
karena
kamu
belum
sepenuhnya
memfokuskan waktumu untuk itu,‖ jawab Bu Ida.
―Bayu bercita-cita menjadi wirausahawan untuk
membantu ibu dan adik-adik di rumah, Bu. Apa yang
harus Bayu lakukan, Bu?‖ tanya Bayu. Bu Ida
tersenyum mendengar pertanyaan Bayu.
―Bayu, cita-citamu yang ingin membantu ibu
serta adik-adik adalah cita-cita yang sangat mulia.
Jadi, apapun usaha Bayu nanti, insya Allah pasti akan
diridai Allah Swt. jika tetap berusaha di jalan yang
benar. Jika ingin menjadi wirausahawan yang sukses,
Bayu harus selalu menujunjung tinggi kejujuran,
pantang menyerah, dan selalu kreatif. Jangan berkecil
hati jika ketika kamu berdagang, sepi pembeli. Justru,
kita harus bisa mengetahuipenyebabnya. Nah, dari
situ bisa dicari solusi kreatif agar dapat menarik
konsumen,‖ jawab Bu Ida.
―Wah, terima kasih atas saranIbu! Bayu akan
mencoba belajar banyak tentang cara berwirausaha.‖
***
Jujur, pantang menyerah, dan kreatif adalah
kata-kata yang terngiang di pikiran Bayu sepanjang
perjalanan pulang dari sekolah. Benar kata Bu Ida. Ia
tidak
boleh
bersedih
dan
berkeluh
kesah
jika
dagangannya sepi pembeli. Justru, ia harus mencari
cara yang kreatif agar dapat menarik minat pembeli.
Sesampainya di rumah, Bayu menata kue-kue
sisa dagangannya di sekolah yang masih banyak. Ia
susun kue-kue itu sesuai jenisnya di atas tampah. Ia
memperhatikan kue-kue tersebut dengan saksama
kemudian mencicipinya satu per satu.
Bayu mencatat hasil pengamatannya itu ke
dalam sebuah buku. Lama ia memikirkan solusinya
hingga
ia
tak
mendengar
Bu
Minarsih
yang
memanggilnya dari tadi.
―Bayu…‖ panggil Bu Minarsih sambil menepuk
bahu anaknya itu.
―Eh, iya, Bu?‖
―Kamu lagi memikirkan apa, sih? Ibu panggil
dari tadi tidak dengar,‖ keluh Bu Minarsih.
―Bayu sedangmemikirkan bagaimana caranya
agar dagangan kita laris, Bu. Coba, Ibu lihat
penampilan kue-kue kita kalau sudah siang begini!
Bayu saja tidak mau memakannya,‖ ucap Bayu.
―Mmm… Ibu punya ide!‖
―Apa, Bu?‖ tanya Bayu dengan semangat.
―Besok kan hari Minggu. Bayu pergi saja ke
Pasar Nggruput yang di Pemda itu. Di sana kalau pagi
banyak jajanan pasar dengan rasa dan tampilan yang
menarik. Siapa tahu Bayu dapat ide sepulang dari
sana. Bayu tahu kan tempatnya?‖
―Iya, Bu, tahu. Baiklah, kalau begitu, besok Bayu
akan ke sana, Bu!‖ ujarnya, penuh semangat.
***
Keesokan hari, Bayu pergi dengan Bintang
menggunakan sepeda butut peninggalan bapak ke
Pasar Nggruput, Pringsewu yang selalu digelar setiap
Minggu pagi. Di sana banyak jajanan pasar dan kue
tradisional yang dijajakan. Dengan menggunakan
uang hasil membongkar celengan, Bayu membeli satu
per satu jajanan tersebut dan membawanya pulang. Ia
membeli agar-agar, kue pisang, kue risoles, keripik
singkong balado, donat kentang, dan gorengan. Bu
Minarsih sampai heran melihat tingkah anaknya yang
membeli banyak makanan itu. Bayu mencoba untuk
mempelajari kelebihan dari makanan-makanan itu
yang
mungkin
saja
bisa
ia
terapkan
pada
dagangannya.
***
Sisa uang celengan yang ia milikidibelikan
bahan-bahan kue. Bersama Bu Minarsih, ia membuat
agar-agar yang dikemas di dalam tempat berbahan
plastik. Selain itu, ia membeli kulit lumpia, tepung
panir, serta beberapa jenis sayuran untuk membuat
kue risoles dengan bermodalkan selembar resep yang
ia dapatkan dari internet.
Bu Minarsih sangat senang melihat semangat
dan kegigihan Bayu. Bahkan ia meracik dan mengolah
bahan-bahan itu sendiri karena Bu Minarsih harus
menjaga Bara dan Bintang.
***
Bayu berjalan menuju sekolah dengan rasa
optimis. Ia yakin, kue-kue buatannya akan disukai
teman-teman dan para guru. Sesampainya di sekolah,
ia titipkan kue dagangannya itu kepada Pak Hamdun.
Satu setengah jam kemudian terdengar bunyi
lonceng
dibunyikan
tanda
jam
pelajaran
telah
berakhir.
Anak-anak
menyerbu
pintu
kelas.
Merekaberebut ingin keluar.
Mereka langsung menuju kantin dan membeli
kue buatan Bayu. Bayu sangat senang melihatnya. Ia
jadi penasaran bagaimana tanggapan mereka tentang
kue-kue tersebut.
Ia diam memperhatikan teman-temannya tanpa
memberitahu mereka bahwa kue-kue itu adalah
buatannya. Ia ingin mendapat penilaian yang jujur
dari teman-temannya.
―Hueekkk… Apaan, nih!‖ keluh Anggi ketika
mencicipi agar-agar buatan Bayu.
―Kenapa, Nggi?‖
―Agar-agarnya pahit. Padahal, Anggi suka sekali
dengan agar-agar, tetapi ini tidak enak, pahit!‖ jawab
Anggi. Selain Anggi, siswa lain yang memakan agar-
agar pun mengeluhkan hal yang sama.
―Hueekkk… Risolesnya juga nggak enak. Asin
banget. Nyesel aku beli!‖ keluh temannya yang lain.
***
Bayu tiba di rumah dengan lemas. Segaris
senyum pun tak tampak di wajahnya. Termos kue
yang ia pegang diletakkan begitu saja di luar rumah.
Bu Minarsih bingung karena tidak biasanya
putra sulungnya itu langsung masuk kamar setelah
pulang sekolah. Bu Minarsih melihat termos kue yang
digunakan Bayu untuk berdagang tergeletak begitu
saja di luar. Ia buka isinya dan ternyata masih
banyak. ―Mungkin ini penyebab Bayu terlihat tak
bersemangat seperti waktu berangkat sekolah‖ pikir
Bu Minarsih.
―Bayu tidak mau jualan lagi, Bu,‖ keluh Bayu
dengan suara berat.
―Ada apa, Nak? Coba cerita sini sama ibu!‖
Bayu bangun dari tidur dan mengusap air
matanya yang mengalir.
―Kue buatan Bayu nggak enak, Bu. Teman-teman
semua kecewa. Bayu sedih. Bayu memang bukan
bapak, Bu, yang pintar berdagang. Waktu bapak
masih
hidup,
jualan
rujaknya
selalu
laris.
Pelanggannya juga banyak, tetapi saat Bayu berjualan
selalu sepi, ‖ keluh Bayu, sedih.
―Bayu… sini, Nak!‖
Bu
Minarsih
meraih
tubuh
Bayu
dan
memeluknya.
―Ibu tahu Bayu sedih dan kecewa. Tahukah Bayu
bahwa bapak pun pernah mengalami hal yang sama
seperti kamu saat ini, yaitu sepi pembeli, tetapi bapak
tidak pernah menyerah. Bapak mencoba berbagai
resep rujak yang pas dan enak rasanya menurut orang
banyak. Sampai pada akhirnya, bapak berhasil
mendapatkan banyak pelanggan,‖ Ibu menjelaskan
sambil membelai-belai kepala Bayu.
―Kalau begitu, Bayu akan meniru semangat
bapak, Bu. Bayu akan coba lagi agar berhasil dan
mendapatkan banyak pelanggan seperti Bapak‖ tekad
Bayu.
***
Malam harinya, Bayu kembali berjibaku dengan
adonan kuenya. Namun, kali ini Bayu tidak membuat
adonan
yang
banyak
seperti
kemarin
karena
rencananya ia hanya akan membuat untuk teman-
teman sekelasnya. Besok, ia akan membagikan kue-
kue itu secara gratis sebagai permintaan maaf serta
sebagai penguji rasa bagi kuenya.
***
Ketika jam istirahat di sekolah tiba, Bayu
membagikan agar-agar dan kue risoles kepada lima
belas teman di kelasnya. Sebelumnya, ia meminta
maaf kepada mereka karena kemarin telah membuat
kue yang tidak enak. Selain kepada temannya, ia pun
memberikan sampel kue tersebut kepada para guru
dan Pak Hamdun.
Teman-temannya masih merasa takut mencicipi
agar-agar serta kue risoles buatan Bayu. Mereka
seperti trauma dengan rasanya. Namun, ada satu
anak yang berseru,
―Enak!‖
mereka pun langsung memakannya dengan
lahap.
Bayu
bahagia
melihatnya.
Rasa
haru
menyelimuti hatinya. Sejak saat itu, ia berjanji pada
diri sendiri untuk selalu belajar dari kesalahan dan
berusaha menjadi lebih baik.
***
Glosarium
Kiyay
: sebutan kakak dalam Bahasa Lampung
Nggruput : kegiatan jual beli makanan tradisional
pada pagi hari
Teteh
: sebutan kakak perempuan dalam Bahasa
Sunda
Nama
: Ayu Rizki Susilowati
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 26 Mei 1992
Nomor Ponsel (WA)
: 085267940339
Alamat Posel
: [email protected]
Alamat Kantor
: SDN 1 Pandansurat, Kec. Sukoharjo,
Kab. Pringsewu
Alamat Rumah
: Kelurahan Pringsewu Selatan,
Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu
Pendidikan
: S-2 MKGSD
Universitas Lampung 2022
Riwayat Pekerjaan :
Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kab.
Pringsewu (2015 – 2019)
Guru di UPT SD Negeri 1 Pandansurat, Kab. Pringsewu
(2019 – sekarang)
Karya :
Cerpen Bintang Buatan-Radar Lampung (2014)
Cerpen Terminal Tua-Radar Lampung (2015)
Sepenggal Kisah Mata Pena (Kumpulan Cerpen) -
Mazaya Publishing House (2018)
Pendidik Cerdas di Era Pandemi (Antologi Opini) - APKS
PGRI Prov. Lampung (2020)
Dalam Genggaman Ramadhan (Antologi Cerpen dan
Puisi) - The Journal Publishing House (2021)
Memperoleh Angka Kredit bagi Jabfung Guru melalui
Pengembangan Keprofesian – Kumparan (2021)
Sudah Siapkah Kita Melaksanakan Sekolah Tatap Muka?
– Kumparan (2021)
Mengemas Asesmen Kompetensi Minimum yang HOTS –
Kumparan (2021)
Biodata Penulis
Nama
: Zainudin Hasan, S.H., M.H.
Tempat, Tanggal Lahir
: Padang Ratu, 26 Juni 1984
Nomor Ponsel
: 081317331084
Alamat Posel
: [email protected]
Alamat Kantor
: Jl. ZA Pagar Alam No.26
Labuhan Ratu BDL
Alamat Rumah
: Jl. Raja Ratu No.82
Labuhan Ratu BDL
Pendidikan
: S-2 Magister Hukum
Riwayat Pekerjaan:
Advokat dan Konsultan Hukum
Dosen Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung
Karya:
Naskah Akademik dan Perda: Pendidikan di Kota Bandar
Lampung
Naskah Akademik dan Perda: Bantuan Hukum di Kota
Bandar Lampung
Monografh: Perkembangan Hukum di Indonesia
Monografh: Lokalitas Lampung Menemukan Jati diri
Kota
Monografh: Pembangunan Hukum dalam Ragam
Persfektif
Buku: Tihang dan Sahabat Petualangan di Hulu Tulung
Buku: Sosiologi Hukum Masyarakat dan Kebudayaan
Buku: Kumpulan Esai Jalan Sastra Lampung
Biodata Penyunting
Bahasa Lampung
Nama
: Dina Ardian, S.Pd.
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 11 Desember 1980
Nomor Ponsel (WA)
: 08121878334
Alamat Posel
: dina.nugraha06@ Gmail.Com
Alamat Kantor
: Kantor Bahasa Provinsi Lampung
Jalan Beringin II, No.40,
Kompleks Gubernuran, Telukbetung,
Bandarlampung
Pendidikan
: S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Universitas Negeri
Jakarta 1999—2005)
Riwayat Pekerjaan
:
Penyuluh dan Penyunting Kebahasaan di Kantor Bahasa
Provinsi Lampung (2010—Sekarang)
Biodata Penyunting
Bahasa Indonesia
Nama
: Didin Jahidin
Nomor Ponsel (WA)
: 085715056676
Alamat Posel
: [email protected]
Pendidikan
: SD 02 Kadugede, 1986
MTsN Kadugede, 1989
SMKN 02 Kuningan 1992
Riwayat Pekerjaan dan Karya:
PT Bintang Jenaka Cartoon Film, 1992—1996
(Dogaman/Inbetweener)
PPFN, 1996—1997
(Key Animator, mengerjakan proyek film animasi layar
lebar Malaysia ―Silat Legenda‖)
Asiana Wang Animation, 1997—2003
(Layout, 1997—2001)
(Key Animator, 2001—2003)
Pustaka Lebah, 2003—2014
(Ilustrator dan Pimpinan Proyek Animasi 2D, dan
Koordinator
Team Visual)
Binar Cahaya Semesta, 2014
(Ilustrator dan Koordinator Team Visual)
Biodata Ilustrator | 1_Aku_Punya_Impian_ISBN3 |
Kok Tidak Ada
Sampah Plastik?
Kok Ora Ana Sampah Plastik?
Penulis: Eka Sugeng Ariadi Penerjemah: Isa Asmaul Khusna
Ilustrator: Sandro
Bahan Bacaan untuk Pembaca Awal | Seri Terjemahan
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Kok Tidak Ada Sampah Plastik?
Kok Ora Ana Sampah Plastik?
© Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang, 2022
Penulis
Eka Sugeng Ariadi
Penerjemah
Isa Asmaul Khusna
Penelaah
Wawan Eko Yulianto
Penyunting
Dalwiningsih
Ilustrator
Sandro
Penata Letak
Alra Ramadhan
Diterbitkan oleh
BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TIMUR
Jalan Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo, 61252
Telepon/Faksimile (031) 8051752
Cetakan Pertama, November 2022
ISBN: 978-602-8334-78-5
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
899.222 3
KOK
KOK TIDAK ADA SAMPAH PLASTIK?/Eka Sugeng Ariadi
K
— cet.1 — Sidoarjo: Balai Bahasa Jawa Timur, 2022
iv + 26 hlm; 22 x 28 cm
iii
Kata Pengantar
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur
Salah satu kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur adalah cerita anak yang mengandung kearifan
lokal dan nilai-nilai masyarakat Jawa Timur. Kekayaan itu merupakan sebuah aset nasional yang sa-
ngat berharga sehingga dapat dipromosikan ke dunia internasional sebagai bagian dari warisan bu-
daya dunia. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita anak Jawa Timur tidak hanya dapat diimplemen-
tasikan oleh masyarakat Jawa Timur, tetapi dapat pula dimanfaatkan oleh seluruh rakyat Indonesia,
bahkan seluruh dunia. Dengan diterjemahkannya karya sastra Jawa Timur ke bahasa Indonesia, pem-
bacanya dapat menikmati cerita, kemudian mengkaji nilai-nilainya, bahkan dapat mengetahui pola
pikir masyarakat Jawa Timur untuk mengambil nilai-nilai positif sebagai pegangan hidup. Hasil-
nya adalah akan tercipta sebuah pemahaman antarbudaya yang akan memperkaya khazanah dunia
dan mengarah pada toleransi dan perdamaian antarmanusia.
Cerita-cerita yang terhimpun dalam terjemahan buku cerita anak untuk pembaca awal ini juga
dapat bermanfaat sebagai salah satu sarana atau media pendidikan karakter. Tema yang diusung
dalam buku ini adalah STEM, yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika. Cerita dalam buku ini
diharapkan mampu membangun imajinasi dan kompetensi berpikir kritis serta mengembangkan
kreativitas.
Melalui penerjemahan cerita anak, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur selaku Unit Pelaksana Teknis
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tek-
nologi turut serta dalam sebuah program prioritas nasional yang disebut dengan Gerakan Literasi
nasional (GLN). Kami berusaha untuk turut berperan aktif dalam program itu dengan. menyediakan
bahan bacaan bermutu bagi pembaca melalui penerjemahan cerita anak berbahasa daerah ke ba-
hasa Indonesia yang gagasannya bersumber dari kearifan lokal. Kegiatan membaca diharapkan akan
tumbuh dan berkembang menjadi keterampilan-keterampilan lanjutan sehingga akhirnya pembaca
dapat mencipta karya. Keterampilan inilah yang menjadi hakikat dari keterampilan literasi.
Inovasi seperti itu perlu didukung agar dapat menumbuhkan budaya literasi dengan tetap ber-
fokus pada upaya untuk menumbuhkan generasi yang memiliki kemampuan berpikir kritis, me-
mecahkan masalah dengan kreatif, mampu berkolaborasi, dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Kami berharap produk terjemahan ini dapat diimplementasikan secara maksimal oleh pembacanya
sehingga penerapan enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, di-
gital, serta literasi budaya dan kewargaan dapat terwujud.
Kami menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada Kepala Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa yang telah memberi dukungan secara penuh. Selain itu, kami juga menyampaikan
apresiasi setinggi-tingginya kepada penulis karya sastra berbahasa daerah, penerjemah, penelaah,
dan anggota KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur yang turut andil mewujudkan
karya terjemahan ini.
Semoga buku ini dapat membuat kita lebih bermartabat dan bermanfaat.
Sidoarjo, 1 Oktober 2022
Dr. Umi Kulsum, M.Hum.
iv
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
v
Kok Ora Ana Sampah Plastik?
Kok Tidak Ada Sampah Plastik?
1
Penulis
25
Penerjemah
25
Ilustrator
25
Daftar Isi
Kok Tidak Ada Sampah Plastik?
Kok Ora Ana Sampah Plastik?
Penulis: Eka Sugeng Ariadi
Penerjemah: Isa Asmaul Khusna
Ilustrator: Sandro
Ciiittt...gedebukkk...
“Ya ampun Booobbb...,” Sakti
mbengok.
“Adhuuhhh..adhuuhhh,” Bobi njerit
karo ngulat-ngulet ngrasakake lara.
Cit... gedebuk...
“Ya ampun, Bob!” teriak Sakti.
“Aduh... aduh,” Bobi menjerit sambil
berjingkat-jingkat kesakitan.
2
CIIIITT... GEDEBUKKK...
3
“Mulane ngati-ngati yen mlaku, ben ora
kepleset terus,” tuture Sakti.
“Adhuuuhhh... sopo seehhh sing mbuwang
plastik panganan sembarangan iki?”
Bobi nggrundel.
“Makanya hati-hati kalau jalan, biar tidak
terpeleset terus,” ujar Sakti.
“Aduh! Siapa sih yang buang sampah plastik
sembarangan seperti ini?” Bobi menggerutu.
“Sak, yen aku ketemu kanca-kanca sing mbuwang sampah plastik
sembarangan, arep tak laporake nang Kepala Sekolah,” ucap Bobi
amarga nesu bolak-balik kepleset plastik.
“Sakti, kalau aku menemukan teman-teman yang buang sampah
plastik sembarangan, mau kulaporkan ke Kepala Sekolah,” kata Bobi
karena kesal berkali-kali terpeleset plastik.
4
Sakti nglamun tur mesaake kancane sing sering kepleset plastik.
Nanging ora dianggep masalah gedhe karo Kepala Sekolah lan
Petugas Kebersihan.
Sakti merenung dan merasa kasihan pada temannya yang sering
terpeleset plastik. Sayangnya, hal itu tidak dianggap sebagai masalah
besar oleh Kepala Sekolah dan Petugas Kebersihan.
5
“Bob, aku kudu nggolek info ing YouTube piye carane
manfaatake sampah plastik” ucape Sakti.
“Sakarepmu, pokoke aku arep nglaporake kanca-kanca sing
buwang sampah sembarangan, TITIK,” ucape Bobi ketus.
“Bob, aku harus cari info di YouTube tentang cara
memanfaatkan sampah plastik,” kata Sakti.
“Terserah kamu saja, pokoknya aku mau melaporkan
teman-teman yang buang sampah sembarangan itu, titik!”
jawab Bobi ketus.
6
Ing wayah sore, Sakti banjur nyekel HP ing kamare lan ngetik
piye carane ngatasi sampah plastik.
“Ahaaa...ide apik iki, ecobrick,” bathine Sakti sorak. “Sesuk,
aku kudu ngajak Bobi nglumpukake sampah plastik sing pating
slebar ing sekolahan,” ucape kanti semangat.
Sore hari, Sakti mengambil HP di kamarnya dan mengetik
bagaimana cara mengatasi sampah plastik.
“Aha! Ide bagus ini, ecobrick,” sorak Sakti dalam hati. “Besok
aku harus ajak Bobi mengumpulkan sampah plastik yang
berserakan di sekolah,” ucapnya bersemangat.
7
8
Wayah jam istirahat pelajaran, Sakti lan Bobi wis dhiskusi
serius. “Oalah Sak.. Sak, aku sing kepleset kok malah diajak
ngumpulake sampah plastik... arep digawe obrak-abrik,”
protes Bobi.
“Husss..ngawur! dudu obrak-abrik nanging ecobrick,” ucape Sakti.
Pada jam istirahat pelajaran, Sakti dan Bobi sudah berdiskusi
serius. “Oalah Sakti-Sakti, aku yang terpeleset kok ya justru
diajak mengumpulkan sampah plastik, mau dibuat obrak-abrik,”
protes Bobi.
“Hus, sembarangan! Bukan obrak-abrik, tapi ecobrick,” bantah
Sakti.
9
“Wes ta, aja kakean pitakon. Saiki, ayo mulai
ngumpulake sampah plastik, terus dititipke
dhisik ing ruangane Petugas
Kebersihan Sekolah,” wangsule Sakti.
“Sudahlah, jangan kebanyakan tanya.
Sekarang, ayo mulai kumpulkan sampah
plastik, lalu kita titipkan dulu di ruangan
Petugas Kebersihan Sekolah,” balas Sakti.
10
11
Sawise bubar jam sekolah, sampah plastik
banjur digawa mulih lan disimpen ing omah.
“Iki oleh rong kresek sampah, siji tak gawa
mulih, sijine gawanen ya Bob?” penjaluke
Sakti.
“Emooohhh, awakmu wae sing nyimpen
kabeh,” sahute Bobi. Bobi ora gelem repot
lan melu-melu nyimpen sampah plastik.
Sepulang sekolah, sampah plastik yang sudah
terkumpul kemudian dibawa pulang dan
disimpan di rumah. “Ini dapat dua kantong
sampah, satu kubawa pulang, satunya lagi
kamu yang bawa ya, Bob?” pinta Sakti.
“Gak mau, kamu saja yang simpan semuanya,”
sahut Bobi. Bobi tidak mau repot ikut
menyimpan sampah plastik.
12
Saben dina, saben wayahe jam istirahat pelajaran, Bobi lan Sakti
njupuki lan ngumpulake sampah plastik, terus diwadahi kresek,
banjur mengko digawa mulih.
Setiap hari pada jam istirahat, Bobi dan Sakti mengambil dan
mengumpulkan sampah plastik, lalu dimasukkan kantong plastik
untuk berikutnya dibawa pulang.
13
Suwi-suwi kanca-kancane padha ngrasani bocah loro iki kaya
pemulung sampah anyaran ing sekolahan. Petugas Kebersihan
uga ngguyoni, “Bob, kowe duwe cita-cita dadi pemulung ta?”
“Wadhuuuhhh, amit-amit nggih Paakkk, kula niki kepingin dadi
pilot lho,” jawabe Bobi sewot. Sakti ing pinggire namung
mesam-mesem. Sing penting sampah plastik ing sekolahane
bisa suda saben dina.
Lama-kelamaan, teman-teman banyak membicarakan kedua
anak ini karena terlihat seperti pemulung baru di sekolah.
Petugas kebersihan pun turut meledek, “Bob, kamu punya
cita-cita jadi pemulung, ya?”
“Duh! Ya tidak lah, Pak! Saya ini ingin jadi pilot, lho,” bantah
Bobi geram. Sakti yang berada di sampingnya hanya bisa
senyum-senyum sendiri. Yang terpenting sampah plastik
di sekolahnya bisa berkurang dari hari ke hari.
14
15
Pas oleh seminggu, sampah plastik wis ana 12 kresek, wayahe
digawe ecobrick. “Piye iki carane nggawe ecobrick?” takone Bobi
penasaran.
Genap seminggu berlalu, sampah plastik sudah terkumpul
12 kantong besar, saatnya dibuat menjadi ecobrick.
“Bagaimana cara membuat ecobrick?” tanya Bobi penasaran.
16
“Rungokno yo, Bob! Sepisan, kabeh plastik iki kudu diumbah
nganti bersih, banjur dipepe nganti garing. Botol-botol sing
digawe wadahe ya diresiki. Yen wis resik kabeh, plastik-plastik
iki dilebokne botol nganti kebak. Carane ben kebak, dilebokne
nganggo alat kayu iki,” Sakti jelaske.
“Dengarkan ya, Bob! Pertama, semua plastik ini harus dicuci
sampai bersih, lalu dijemur sampai kering. Botol-botol yang
dibuat wadahnya juga dibersihkan. Kalau sudah bersih semua,
plastik-plastik ini dimasukkan ke botol sampai penuh. Biar
penuh, memasukkannya pakai alat kayu ini,” jelas Sakti.
17
“Oalah, gampang tibake,” jawabe Bobi.
“Ojo gampang-gampang wae, ayo cepetan dicoba!” ajake Sakti.
“Oalah, mudah ternyata,” jawab Bobi.
“Jangan cuma bilang mudah saja, ayo dicoba!” ajak Sakti.
18
Ora nganti suwe, Bobi mbengok “Yeeee... aku wis oleh
sak botol ecobrick.” Bobi pamer botol ecobrick kelawan
jingkrak-jingkrak seneng.
“Kene tak priksa dhisik!” tuture Sakti.
Tidak lama kemudian, Bobi berteriak, “Hore! Aku sudah
dapat satu botol ecobrick!” Bobi memamerkan botol
ecobrick sambil jingkrak-jingkrak kesenangan.
“Sini, biar aku periksa dulu!” tutur Sakti.
19
Kreekkk... kreeekkk...
“Lhooo... kok ana unine kreeekkk..kreekkk?” pitakone Sakti.
“Ya mesti ta, Sak, jenenge botol yen diremet ya ana unine
kreekkk.. kreekk,” jawabe Bobi ketus.
“Nah, kuwi ecobrick sing salah. Sing bener kuwi ora nganti
muni senajan diremet-remet,” jelase Sakti.
“Oalahhh...angele yaa,” jawabe Bobi karo ngukur-ngukur sirahe.
Krek... krek....
“Lho, kok ada bunyi krek-krek-nya?” tanya sakti.
“Ya, pasti lah, Sakti, namanya juga botol plastik, kalau ditekan
ya ada suaranya krek-krek,” ketus Bobi.
“Nah, itu ecobrick yang masih keliru. Kalau sudah benar itu
tidak berbunyi meskipun ditekan-tekan,” jelas Sakti.
“Oalah... susah ternyata ya,” jawab Bobi sambil menggaruk-garuk
kepalanya.
KREEKKK...
20
Ing dina Minggu iki Sakti lan Bobi namung bisa gawe sak botol
ecobrick sing bener amarga angel olehe ngebaki lan madheti
botole. Bocah loro iki sepakat yen saben dina Minggu gawe sak
botol. Saiki wis oleh sewulan, dadi jumlahe wis oleh 4 botol.
Pada hari Minggu ini Sakti dan Bobi hanya bisa membuat satu
botol ecobrick yang benar karena sulit untuk membuat botol
terisi penuh dan padat. Kedua anak ini pun sepakat jika tiap hari
Minggu akan membuat satu botol saja. Sekarang sudah genap
sebulan, sehingga jumlahnya sudah dapat 4 botol.
KREEKK...
21
Saiki, dina Senin, kaya biasane ing sekolahe Bobi lan Sakti
wayahe upacara bendera. Ing pertengahan pidato, Kepala Sekolah
ngersaake maringi hadiah kanggo Petugas Kebersihan amarga
halaman sekolah tambah dina tambah resik ora katon sampah
plastik.
Sekarang hari Senin, seperti biasa di sekolah Bobi dan Sakti
mengadakan upacara bendera. Di tengah pidato, Kepala Sekolah
ingin memberi hadiah untuk Petugas Kebersihan karena halaman
sekolah semakin hari semakin bersih tanpa adanya sampah plastik.
22
Ora nyana, Petugas Kebersihan ora gelem diparingi lan
jujur matur marang Kepala Sekolah menawi ingkang paling
berjasa mundhuti sampah-sampah plastik menika, Bobi lan
Sakti. “Oh ngaten. Bobi karo Sakti, ayo maju pisan nang
kene,” Kepala Sekolah ngendikan.
Tidak diduga, Petugas Kebersihan menolak diberi hadiah
dan jujur mengatakan pada kepala sekolah bahwa yang
paling berjasa mengambil sampah-sampah plastik itu adalah
Bobi dan Sakti. “Oh begitu. Bobi dan Sakti, ayo maju
sekalian ke sini,” perintah Kepala Sekolah.
23
“Bocah-bocah, ayo padha nyonto tumindake Bobi lan Sakti.
Sakti, coba critakake digawe opo sampah-sampah plastik kuwi?”
prentah Kepala Sekolah. Sakti banjur crita akeh ngenani
keplesete Bobi nganti ide gawe ecobrick sing uga akeh pisan
manfaate.
“Anak-anak, mari kita tiru tindakannya Bobi dan Sakti. Sakti,
coba ceritakan, digunakanan untuk apa sampah-sampah plastik
itu?” perintah Kepala Sekolah. Sakti kemudian banyak bercerita
tentang terpelesetnya Bobi hingga munculnya ide pembuatan
ecobrick yang ternyata banyak pula manfaatnya.
24
Eka Sugeng Ariadi, lahir di Pasuruan, tanggal 12 Agustus
1980. Saat ini berprofesi sebagai guru dan mengabdi di
MAN 1 Pasuruan. Di sela rutinitas mengajar, taklupa me-
manfaatkan waktu luang untuk terus belajar menulis artikel,
opini, cerpen, dan puisi. Saya tentu sangat senang bila
pembaca di mana pun berada berkenan untuk sa-
ling berbagi ilmu khususnya seputar dunia menulis dan
literasi melalui nomor WA 083835110533 atau email:
[email protected].
Penulis
Penerjemah
Ilustrator
Isa Asmaul Khusna, lahir di Kediri 12 Maret 1999. Pernah
menerbitkan kumpulan cerita pendek berjudul Saini
dan Cerita-Cerita Lainnya pada tahun 2019. Saat ini masih
bergiat di FLP Kediri dan menekuni profesi sebagai guru
Bahasa Indonesia di SMP International Islamic School
PSM Kediri. Penerjemah dapat dihubungi melalui surel
[email protected].
Sandro aktif berteater dan kegiatan kreatif lainnya. Ke-
senangannya menggambar digunakan untuk mengobati
stres. Baginya, goresan dapat melepaskan stres. Lahir di
Pacitan, 2 Juni 1993, dan menamatkan pendidikan Sastra
Indonesia di Universitas Negeri Malang, saat ini bercita-
cita mementaskan cerita Na Willa dalam bentuk drama
musikal.
25 | 1_Kok_Tidak_Ada_Sampah_Plastik |
Akkarena Cangkek
Bermain Cangkek
Penulis:
Muhammad Musmulyadi
Penerjemah:
Muhammad Musmulyadi
Ilustrator:
Edy Rahmat
Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia
2023
Akkarena Cangkek
Bermain Cangkek
Penulis
: Muhammad Musmulyadi
Penerjemah
: Muhammad Musmulyadi
Ilustrator
: Edy Rahmat
Penyunting
: Rahmatiah
Andi Makkaraja
Diterbitkan pada tahun 2023 oleh
Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dikeluarkan oleh
Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan
Jalan Sultan Alauddin Km 7 Tala Salapang, Makassar
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
KATA PENGANTAR
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
BUKU LITERASI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Literasi tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran serta perkembangan bangsa
dan
negara
Indonesia.
Perjuangan
dalam
menyusun
teks
Proklamasi
Kemerdekaan sampai akhirnya dibacakan oleh Bung Karno merupakan bukti
bahwa negara ini terlahir dari kata-kata.
Bergerak menuju abad ke-21 saat ini, literasi menjadi kecakapan hidup yang harus
dimiliki semua orang. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis,
melainkan juga kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi
secara cerdas. Sebagaimana kemampuan literasi telah menjadi faktor penentu
kualitas hidup manusia dan pertumbuhan negara, upaya untuk meningkatkan
kemampuan literasi masyarakat Indonesia harus terus digencarkan.
Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia melalui
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
menginisiasi sebuah gerakan yang ditujukan untuk meningkatkan budaya literasi
di Indonesia, yakni Gerakan Literasi Nasional. Gerakan tersebut hadir untuk
mendorong masyarakat Indonesia terus aktif meningkatkan kemampuan literasi
guna mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni terciptanya pendidikan yang
memerdekakan dan mencerdaskan.
Sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kemendikbudristek, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berperan aktif dalam upaya peningkatan
kemampuan literasi dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan
relevan dengan kebutuhan pembaca. Bahan bacaan ini merupakan sumber
pustaka pengayaan kegiatan literasi yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi
masyarakat Indonesia untuk terus melatih dan mengembangkan keterampilan
literasi.
Mengingat pentingnya kehadiran buku ini, ucapan terima kasih dan apresiasi saya
sampaikan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta para
penulis bahan bacaan literasi ini. Saya berharap buku ini akan memberikan
manfaat bagi anak-anak Indonesia, para penggerak literasi, pelaku perbukuan,
serta masyarakat luas.
Mari, bergotong royong mencerdaskan bangsa Indonesia dengan meningkatkan
kemampuan literasi serta bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar.
ii
iii
KATA PENGANTAR
KEPALA BALAI BAHASA PROVINSI SULAWESI SELATAN
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melaksanakan program
penerjemahan buku cerita anak untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN). Pada
tahun 2022, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan (BBP Sulsel) sebagai UPT Badan Bahasa
juga telah menerbitkan sepuluh judul buku cerita anak dari bahasa daerah ke bahasa
Indonesia melalui program penerjemahan buku cerita anak dwibahasa (bahasa daerah-
bahasa Indonesia) untuk mendukung GLN.
Pada tahun 2023, BBP Sulsel menerbitkan 46 judul buku cerita anak dwibahasa yang
diperuntukkan anak usia 4—6 tahun (jenjang B-1, Ɵngkat PAUD/TK) dan anak usia 7—9
tahun (jenjang B-2, Ɵngkat SD awal). Cerita-cerita anak itu memuat tema “Pemajuan
Budaya Lokal” dan bersubstansi STEAM (science, technology, engineering, art, math). Buku
cerita anak berupa buku bergambar (picture book) ini berbicara perihal (1) alam dan
lingkungan, (2) ekonomi kreaƟf, (3) cerita rakyat, (4) matemaƟka, (5) pengembangan diri,
(6) sains, (7) seni dan budaya, serta (8) tokoh.
Buku cerita anak yang diterbitkan BBP Sulsel tentunya telah melalui tahapan kurasi karya,
pembimbingan kepada penulis, dan penilaian karya dari para narasumber yang terdiri atas
sastrawan, guru, dosen, dan akademisi. Kami berharap dengan adanya proses tersebut
buku cerita anak yang kami terbitkan menjadi bahan bacaan bermutu yang layak baca dan
memiliki Ɵngkat keterbacaan yang baik untuk anak-anak. Buku-buku hasil program
penerjemahan buku cerita anak dwibahasa (bahasa daerah—bahasa Indonesia) itu dapat
diakses
bersama
bahan
bacaan
literasi
lainnya
di
laman
hƩps://penerjemahan.kemdikbud.go.id/ dan hƩps://budi.kemdikbud.go.id/.
Penerbitan sebuah buku Ɵdak akan bermakna tanpa apresiasi dan saran yang bijak dari
pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Demikian juga dengan buku
cerita anak yang ada di tangan Anda ini, tentu masih banyak kekurangan. Tegur sapa dan
saran sangat kami harapkan.
Selamat membaca dan salam literasi.
iv
Makassar, Agustus 2023
Ganjar Harimansyah
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan
SEKAPUR SIRIH
Alhamdulillah atas karunia-Nya sehingga buku cerita anak Akkarena
Cangkek ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penerbitan buku ini, terutama kepada Balai Bahasa Provinsi
Sulawesi Selatan. Terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu pembimbing
terkhusus untuk pembimbing Bahasa Makassar, Bapak Andi Makkaraja
dan Ibu Mira Pasolong. Serta kepada ilustrator, Bapak Edy Rahmat yang
membuat cerita buku ini lebih menarik.
Semoga buku ini dapat bermanfaat untuk semua anak bangsa.
Makassar, Agustus 2023
Muhammad Musmulyadi
v
Daftar Isi
Kata Pengantar Mendikbudristek ..................................................... iii
Kata Pengantar Kepala Balai Bahasa ................................................ iv
Sekapur Sirih ...................................................................................... v
Daftar Isi ........................................................................................... vi
Akkarena Cangkek .............................................................................1
Glosarium........................................................................................ 28
Biodata Penulis dan Penerjemah ................................................... 29
Biodata Ilustrator ............................................................................ 29
vi
Niaki Iccang ri pakrasanganna.
Iccang berada di kampung.
1
Iccang nainrangi talipongna ammakna.
Eroki accinik-cinik pidio.
Iccang meminjam telepon genggam Ibu.
Dia mau menonton video.
2
Mingka kodi siknalka ri kampongna.
Biasai akdakki-dakki videona.
Namun jaringan internet tidak bagus.
Videonya sering berhenti.
3
Akletteki mange ri tampak maraenga.
Tenapa nabajik siknalka.
Kamae bajik aklettek Iccang, dik?
Dia berpindah tempat.
Jaringan belum bagus.
Iccang pindah ke mana lagi, ya?
4
Iccang naciniki I Alam na I Aziz.
Nalangngereki akrekeng, sekre, rua, tallu, appak, lima.
Apa naparek sipakrua, dik?
Iccang melihat Alam dan Aziz.
Mereka berhitung, satu, dua, tiga, empat, lima.
Mereka sedang main apa, ya?
5
Sikalinna, niak kayu cakdi anggulung mae ri rampikna.
Takbangkai I Iccang.
Tiba-tiba, kayu kecil menggelinding ke dekatnya.
Iccang kaget.
6
Rikioki Iccang akkarena siagang I Alam.
Sirik-siriki I Iccang nasabak nampanna seng assibuntuluk.
Alam mengajak Iccang bermain.
Iccang malu karena baru bertemu mereka lagi.
7
Erokji Iccang amminawang akkarena.
Cangkek arengna anne pakkarenannga.
Iccang pun mau ikut bermain.
Permainan ini namanya cangkek.
8
Aziz napacinikangi antekamma batena akkarena.
Aziz mencontohkan cara bermainnya.
Risukbik. Siiuutt!
Mencungkil. Siiuutt!
Peppekna. Tak!
Ketukan pertama. Tak!
Tettekna. Tak! Tak!
Ketukan kedua. Tak! Tak!
9
Nacobai Iccang akkarena.
Naulang-ulangi.
Iccang mencoba bermain.
Mengulang beberapa kali.
Sangkalaki!
Kulleji antu Iccang.
Sulit!
Iccang pasti bisa.
10
Ripakarammulami akkarena.
Punna ammeta, nidenngeki ri pakarena maraennga.
Anjo ammetayya anggappayya jai poing.
Permainan dimulai.
Jika menang, akan digendong oleh pemain lain.
Pemenangnya yang mendapat poin tertinggi.
11
Nasukbikmi I Alam anak cangkeka.
Siiiuutt!
Allayang mange ri Aziz.
Alam mulai mencungkil cangkek pendek.
Siiiuutt!
Melayang ke arah Aziz.
12
Najakkalaki anak cangkeka I Aziz.
Anrasai lima poing.
Aziz berhasil menangkap cangkek pendek.
Dia mendapat lima poin.
13
Wattunami I Aziz.
Nasukbik bannyanngi I Aziz.
Tena nakullei I Iccang na I Alam angjakkalaki.
Giliran Aziz.
Aziz mencungkil kuat.
Iccang dan Alam tidak bisa menangkapnya.
14
Nampa, napasambilai I Iccang anak cangkeka mange ri sokboloka.
Ahhhh!
Nasalai.
Lalu, Iccang melempar cangkek pendek ke arah lubang.
Ahhhh!
Meleset.
15
Peppekna sedeng nagaukang I Aziz.
Napasambilai I Alam anak cangkeka.
Aziz melakukan ketukan pertama.
Alam melempar balik cangkek pendek ke Aziz.
Tak!
Natabai.
Tak!
Kena.
16
Allayangi anak cangkeka.
Sampulo sekre anrong cangkek bellana.
Anrasai I Aziz sampulo sekre poing.
Cangkek pendek melambung.
Berjarak 11 cangkek panjang.
Aziz mendapat 11 poin.
17
Tettekna sedek.
Tak! Tak!
Natabai.
Saatnya ketukan kedua.
Tak! Tak!
Kena.
18
Mingka, lettek bawangji mange ri rampikna sokboloka.
Namun, hanya berpindah ke dekat lubang.
19
Iccang sedeng annyukbik.
Bellai aklayang anak cangkeka.
Kini giliran Iccang mencungkil.
Cangkek pendek melambung jauh.
20
Tena nakullei I Alam na I Aziz angjakkalaki.
Nasalai tong passambilana.
Alam dan Aziz tidak dapat menangkapnya.
Lemparan mereka juga meleset.
21
Peppekna nagaukang I Iccang.
Tak!
Ammammuki anak cangkeka mange ri dallekang.
Poremi Iccang akkarena.
Iccang melakukan ketukan pertama.
Tak!
Cangkek pendek melambung jauh ke depan.
Iccang sudah jago memainkannya.
22
3
Napasambilai I Aziz anak cangkeka mange ri Iccang.
Tena narapiki.
Sisala appak anrong cangkeki battu ri sokboloka.
Lalu Aziz melempar balik cangkek pendek.
Lemparannya tidak sampai.
Berjarak empat cangkek panjang dari lubang.
23
Tettek maka ruana sedeng.
Anne tettekna paling sangkalaknami.
Tap!
Nasalai.
Ketukan kedua.
Ketukan ini yang tersulit.
Tap!
Meleset.
24
Anrasai sampulo sekre poing I Aziz.
Iccang anrasa appak poing.
Punna I Alam tena anggappa poin.
Aziz dapat sebelas poin.
Iccang empat poin.
Alam tidak dapat poin.
Tawwa!
I Aziz ridenngeki siagang I Iccang na I Alam.
Hore!
Aziz digendong oleh Iccang dan Alam.
25
Battalaki!
Ammakkalak ngasengi.
Berat!
Mereka tertawa.
Nasawalaki I Alam nadenngek I Aziz.
Alam berusaha menggendong Aziz.
26
Glosarium
Cangkek
: Permainan tradisional yang menggunakan dua
potong kayu panjang dan pendek.
Pakrasangang : Dalam bahasa Indonesia disebut, Kampung. Atau
dikenal juga sebagai kampong dalam bahasa
Makassar.
28
Muhammad Musmulyadi, lahir di Makassar, 30 Juni
1998. Menulis puisi, esai, dan opini di beberapa
media cetak dan daring, serta di media kerjasama
Kantor/Balai
Bahasa.
Alumnus
UIN
Alauddin
Makassar dan bekerja sebagai pengajar di Kaffah
Priority International Islamic Private Home Schooling.
Mari berteman di Instagram, @achmad_muze.
Edy Rahmat, lahir di Bantaeng, 13 April 1990. Lulusan
dari
Pendidikan
Seni
Rupa
Univeristas
Muhammadiyah Makassar. Mulai menekuni ilustrasi
sejak menimba ilmu di bangku kuliah. Saat ini, ia
bekerja sebagai ilustrator dan desainer grafis lepas
untuk beberapa instansi, personal dan perusahaan.
Instagram @edy_rachmatsudjali.
Biodata Penulis dan Penerjemah
Biodata Ilustrator
29
Niaki Iccang ri pakrasanganna tau toana.
Eroki accinik-cinik video.
Mingka, kodi siknalka.
Aklettek-lettek tampaki Iccang akboya siknal.
Riwattuna aklettek, naciniki I Alam siagang I Aziz ri siringa.
Akkarek-karenai.
Nalangngereki anrekeng, sekre, rua tallu, appak, lima.
Karenang apa anjo, dik?
Iccang berada di kampung.
Dia mau menotnton video.
Namun, jaringan tidak bagus.
Iccang berpindah tempat untuk dapat jaringan bagus.
Saat berpindah, Iccang melihat Alam dan Aziz di kolong rumah panggung.
Mereka memainkan sesuatu.
Mereka terdengar menghitung, 1, 2, 3, 4, 5.
Mereka main apa, ya? | 1_MUH_MUSMULYADI_AKKARENA_CANGKEK |
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia
Dilindungi Undang-Undang.
Penafian: Buku ini disiapkan oleh pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku pendidikan yang bermutu,
murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017. Buku ini diterjemahkan dan ditelaah
oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini
merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan setelah mendapatkan izin
dari pemegang lisensi. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel
[email protected] diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Ladu Pelangi Noni
Ladu Pelangi Noni
Penulis
Diah Erna Triningsih
Penelaah
Arif Subiyanto
Penanggung Jawab
Umi Kulsum
Tim Penyunting
Koordinator: Awaludin Rusiandi
Khoiru Ummatin
Dalwiningsih
Amin Mulyanto
Ilustrasi & Desain Sampul
Alissa Mumtaz Nameera
Tata Letak
FA Indonesia
Penerbit
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Dikeluarkan oleh
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur
Jalan Gebang Putih Nomor 10, Keputih, Sukolilo, Surabaya 60117
Telepon (031) 5925972
Cetakan pertama, Oktober 2023
E-ISBN: 978-623-112-773-0
Isi buku ini menggunakan huruf Andika New Basic 12-16 pt
iv, 20 hlm.: 21x29,7 cm
iii
KATA PENGANTAR
KEPALA BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TIMUR
C
erita anak adalah salah satu elemen pembangun karakter bangsa pada anak-anak,
khususnya usia dini. Pembangunan karakter pada anak-anak menjadi amanat dalam
pendidikan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak, bermoral, dan
beretika. Kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur tecermin dalam cerita anak yang
mengandung kearifan lokal dan nilai-nilai masyarakat Jawa Timur. Cerita anak dengan muatan
budaya Jawa Timur adalah aset nasional yang sangat berharga sehingga dapat dipromosikan
ke dunia internasional. Hal tersebut sejalan dengan visi dan misi Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2020—2022 yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia
sebagai bangsa yang terpelajar dan ber-Pancasila.
Anak-anak adalah adalah tunas bahasa ibu yang memiliki kewajiban turut menjaga
keberadaan bahasa daerah dalam kerangka kebinekaan yang sekaligus turut mendaulatkan
bahasa Indonesia, di dalam dan di luar negeri. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita
anak Jawa Timur dapat diimplementasikan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat di
Indonesia, bahkan seluruh dunia. Dengan adanya cerita anak dwibahasa dari Jawa Timur,
seluruh pembaca tidak hanya menikmati ceritanya saja, tetapi bisa juga mengkaji nilai-
nilainya, bahkan dapat mengetahui pola pikir masyarakat Jawa Timur untuk mengambil nilai-
nilai positif sebagai pegangan hidup. Pemahaman antarbudaya yang muncul setelah produk
cerita anak dwibahasa ini hadir di tengah masyarakat akan memperkaya khazanah dunia dan
mengarah pada toleransi dan perdamaian antarmanusia.
Tema yang diusung dalam buku ini adalah STEAM, yaitu sains, teknologi, teknik, seni, dan
matematika. Pesan dalam buku ini diharapkan mampu membangun imajinasi dan kompetensi
berpikir kritis serta mengembangkan kreativitas. Anak-anak sebagai tunas bangsa setelah
membaca buku ini dapat bersaing secara global dengan tema STEAM yang terkandung di
dalamnya. Mereka juga tidak akan lupa dengan jati dirinya dan justru semakin bangga dengan
kayanya unsur-unsur lokal.
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi turut serta
dalam sebuah program prioritas nasional yang disebut dengan Gerakan Literasi nasional (GLN).
Penyediaan cerita anak dwibahasa dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia adalah sebuah
upaya mendaulatkan kekayaan bahasa di Indonesia yang gagasannya bersumber dari kearifan
lokal menuju persaingan global. Tunas-tunas yang nantinya tumbuh akan berkembang dan
memiliki keterampilan-keterampilan lanjutan hingga akhirnya dapat mencipta karya. Generasi
penerus harus memiliki kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dengan kreatif,
mampu berkolaborasi, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Kami berharap produk ini
dapat diimplementasikan secara maksimal oleh pembacanya sehingga penerapan enam literasi
dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, digital, serta literasi budaya
dan kewargaan dapat terwujud.
Kami menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada Kepala Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa yang telah memberi dukungan secara penuh. Selain itu, kami juga
menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penulis sekaligus penerjemah, penyeleksi,
penelaah, ilustrator, dan anggota KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur yang
turut andil mewujudkan karya ini.
Semoga buku cerita ini dapat membuat kita lebih bermartabat dan bermanfaat.
Surabaya, 1 Oktober 2023
Dr. Umi Kulsum, M.Hum.
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ladu Pelangi Noni
Ladu Pelangi Noni
Biodata Penulis
Biodata Ilustrator
iii
iv
1
20
20
1
Simbah nggela
r p
es
en
an.
Eh, Non
i n
gu
capnè
salam.
Nenek membuka d
aft
ar
pes
ana
n. Eh, No
ni
me
nguca
pkan salam.
Sedhela ma
ne
h r
iy
aya
n. Waya
hè
g
awe j
ajan.
Sebentar lagi le
ba
ra
n t
iba
. Waktunya
m
em
buat jaj
anan.
Atinè Simbah bungah Noni bisa prèian. Arkan pangling ketemu
Noni. Sakaronè salaman, banjur cerita gayeng tenan.
Hati Nenek senang karena Noni bisa berlibur ke desa. Arkan pangling
bertemu Noni. Keduanya bersalaman lalu bertukar cerita dengan seru.
2
Sakar
onè d
iutus
man
gan
Simb
ah.
W
ah,
la
wuh
se
nen
gan
ku.
Ana l
onton
g say
ur, i
wak
lay
ur,
ug
a kr
upu
k.
Keduan
ya dim
inta u
ntuk
maka
n ole
h N
ene
k.
Wah
, lau
k ke
suk
aank
u.
Ada lo
ntong
sayu
r, ika
n la
yur
, ju
ga
ker
upu
k.
3
4
W
a
d
u
h,
krup
u
k
è
k
e
l
et.
A
d
u
h
,
k
er
upukny
a
l
e
n
g
k
e
t.
5
Arkan
nera
ngak
è m
en
aw
a la
du.
Ladu
sing
kata
n lan
gge
ng
sed
ulu
ran
.
Jajan
an kh
as ri
yaya
nd
ès
a G
unu
ngs
ari.
Arkan
menj
elask
an b
ah
wa i
tu l
adu
.
Kue k
has Le
bara
n dar
i D
esa
Gu
nun
gsar
i.
Ladu
adala
h sing
katan
lan
gge
ng s
edu
lura
n.
6
Rasanè nagihi.
Leginè pas lan kemriyak menawa dicokot.
Tibakè, Arkan bisa nggawè ladu.
Rasanya membuat ketagihan.
Manisnya pas dan renyah ketika digigit.
Ternyata, Arkan bisa membuat ladu.
7
A
h
a
,
a
k
u
duw
è
p
a
n
e
m
u!
A
h
a,
a
ku pun
y
a
i
d
e
!
8
Noni pengin nggawè ladu werna-werni
mesthi apik. Ladu iki panganan dadi
sumbanè alami. Werna sing digunakakè
saka wit-witan.
Noni ingin membuat ladu warna-warni, pasti lebih
menarik hasilnya. Ladu itu makanan sehingga harus
menggunakan pewarna alami. Warna yang digu-
nakan berasal dari tumbuhan.
9
Untungè, simbah nandur toga. Noni methik godhong
suji lan kembang telang. Arkan njupuk kayu secang.
Untunglah, Nenek menanam tanaman obat. Noni memetik daun
suji dan bunga telang. Arkan mengambil kayu secang.
10
Arkan ndeplok godhong suji. Sabanjurè, diperes lan
disaring. Noni ngecom kembang telang uga kayu secang.
Banyunè nganggo banyu panas.
Arkan menumbuk daun suji. Kemudian, diperas dan disaring.
Noni merendam bunga telang juga kayu secang. Dia menggu-
nakan air panas.
11
Ana pawon, uba rampè nggawè
ladu wis cumepak. Ana beras
ketan lan gula pasir. Ya, iki sing
nggarakakè kelèt ning cethak.
Di dapur, alat dan bahan membuat
ladu sudah siap. Ada beras ketan
dan gula pasir. Ya, ini penyebab
ladu lengket di langit-langit mulut.
12
N
o
n
i
m
en
cu
ci
ber
as ke
tan lalu dij
em
u
r.
N
o
n
i
m
us
us
i
be
ras
ket
an, banjur
di
p
è
p
è
.
Arka
n ng
urip
i m
esi
n g
ili
ng.
Bera
s ket
an g
arin
g dis
un
th
ak
sit
hik
-si
thik
.
Arka
n me
nghid
upka
n m
esi
n p
eng
gili
ng.
Beras
keta
n ker
ing d
imas
ukk
an
sed
ikit
de
mi s
edik
i
13
N
a
h
,
i
n
il
a
h
ya
ng
disebut
t
e
p
u
n
g
k
e
tan.
N
a
h
,
i
k
i
l
o
j
en
engè gl
e
p
u
n
g
k
e
tan.
14
Arkan nutu tepung ketan. Banyu
gula lan sumba disuntak sithik-
sithik ning jladren.
Arkan menumbuk tepung ketan. Air gula
dan pewarna dimasukkan sedikit demi
sedikit ke dalam adonan.
15
Jladren liyan
è di
w
èn
èh
i su
mba
ab
a
ng
, ijo,
lan biru.
Adonan
d
ib
ag
i m
enjadi emp
at
b
agia
n.
Adonan
p
er
ta
ma
tid
ak dibe
ri
p
ew
arna.
Adonan yang l
ain
di
be
ri
pe
warna me
ra
h,
hij
au, dan
biru.
Jla
dr
en
an
dib
agi p
ap
at
.
Jladren
ka
pi
sa
n
ora diwèn
èh
i
wern
a.
16
Jladrenan kalis menawa ora kelèt
lan bisa digiling.
Sabanjurè, jladrenan digelar
lan dipèpè.
Adonan disebut kalis kalau tidak
lengket dan bisa digilas.
Lalu, adonan diratakan
dan dijemur.
17
Ora lali, oven wis dipanasi.
Sabanjurè, ditata ning loyang.
Jladrenan dikethok-kethok dadu.
Jangan lupa, oven harus
dipanaskan dulu.
Lalu, ditata di atas loyang.
Adonan dipotong-potong
berbentuk dadu.
18
Sak
wisè
lim
ang
me
nit
, l
ad
u-
la
du
n
ge
mb
ang
.
Selan
g lim
a me
nit,
lad
u-la
du
m
ula
i m
eng
em
ban
g.
Ben
tukè
da
di b
und
er-
bu
nd
er
.
No
ni
ng
gu
mu
n.
Bent
ukn
ya j
adi
bul
at-b
ul
at.
N
on
i ta
kju
b.
19
Ladu pelangi, werna-werni edi peni. Muga ladu
bisa lestari. Wujud seduluran budaya Jawi.
Ladu pelangi berwarna-warni indah sekali. Semoga
ladu bisa lestari. Wujud persaudaraan budaya Jawi.
Penulis
Diah Erna Triningsih lahir 41 tahun lalu di Sukoharjo.
Kesehariannya mendidik anak-anak, baik sebagai guru
atau ibu. Sering menulis buku dan jurnal menantangnya
untuk mengolah kosakata menulis cerita anak. Cernaknya
di Antologi Cerita Anak Nusantara terbit 2022 lalu lolos
juga di cernak dwibahasa BBJT 2022 dengan karya berjudul
Balon Ulang Taun. Beberapa karya yang ditulis, yaitu Ketika
Hati dan Jemari Menari, Bedah Puisi Baru, Kiat Menulis
Karya Ilmiah, Teknik Berbicara, dll. Menulis itu candu,
sedangkan membaca adalah me time terbaik bagi jiwa. Yuk,
cek Instagramku di aherna82 atau kirimkan surel ke pos-el
[email protected].
Ilustrator
Alissa Mumtaz Nameera lahir di Surabaya, 2008. Saat ini
duduk di bangku kelas X SMAIT Al Uswah Surabaya. Bekerja
sebagai ilustrator sejak tahun 2021 dan ikut serta dalam
pengerjaan proyek ilustrasi buku bersama tim Mantox
Studio, Bandung. Karya ilustrasi buku berjudul Jelajah
Daerah bersama Bimbi menjadi karya terpilih terbitan
program Akuisisi Pengetahuan Lokal BRIN pada tahun
2023. Sebagian karya ilustrasinya dapat dilihat di akun
Instagram @sketsalissa dan bisa dihubungi melalui pos-el
[email protected].
BIONARASI
20 | 10_LADU_PELANGI_NONI_1 |
"Perawan Tua T i\nBALAI BAHASA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA\nBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAA(...TRUNCATED) | 10_Perawan_Tua |
"Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi\nRepublik Indonesia\nDilind(...TRUNCATED) | 102_MENANTI_PELANGI_1 |
"Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi\nRepublik Indonesia\nDilind(...TRUNCATED) | 103_GELANG_KARET_DI_KOLONG_RANJANG |
End of preview. Expand
in Data Studio
Indonesian Children Books Dataset
This dataset contains text extracted from Indonesian children's books.
Dataset Description
The dataset contains two columns:
text
: The full text content of the booktitle
: The cleaned book title
Dataset Statistics
- Number of books: 1,595
- Total number of tokens: 20,372,573
- Number of unique tokens: 631,427
Source Data
The books are gathered from various publicly available sources. The dataset follows the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License in accordance with the source materials.
Data Extraction Process
The text data was extracted using various methods:
- PDF to text conversion using Python libraries (PyMuPDF, PyPDF2)
- OCR for some cases where text extraction wasn't possible
Data Processing
The only pre-processing that has been done to the data is deduplication. Further pre-processing such as cleaning the text data from non-children related content is still on-going and will be updated further or uploaded as separate dataset.
License
This dataset is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
- Downloads last month
- 25