Dataset Viewer
Auto-converted to Parquet
text
stringlengths
56
1M
title
stringlengths
4
148
Nouf Zahrah Anastasia Jacqueline E MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Film untuk Lala Penulis : Nouf Zahra Anastasia Ilustrator : Jacqueline Emanuella Penyunting : Endah Nur Fatimah Diterbitkan pada tahun 2022 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. PB 398.209 598 ANA f Katalog Dalam Terbitan (KDT) Anastasia, Nouf Zahrah Film untuk Lala/ Nouf Zahrah Anastasia; Penyunting: Endah Nur Fatimah. Bogor: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021. iv, 28 hlm.; 29,7 cm. ISBN 978-623-307-175-8 1. CERITA ANAK-INDONESIA 2. LITERASI-BAHAN BACAAN KATA PENGANTAR MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BUKU LITERASI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Literasi tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran serta perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Perjuangan dalam menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan sampai akhimya dibacakan oleh Bung Kamo merupakan bukti bahwa negara ini terlahir dari kata-kata. Bergerak menuju abad ke-21 saat ini, literasi menjadi kecakapan hidup yang harus dimiliki semua orang. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sebagaimana kemampuan literasi telah menjadi faktor penentu kualitas hidup manusia dan pertumbuhan negara, upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia harus terus digencarkan. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi sebuah gerakan yang ditujukan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, yakni Gerakan Literasi Nasional. Gerakan tersebut hadir untuk mendorong masyarakat Indonesia terus aktif meningkatkan kemampuan literasi guna mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni terciptanya pendidikan yang memerdekakan dan mencerdaskan. Sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kemendikbudristek, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berperan aktif dalam upaya peningkatan kemampuan literasi dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembaca. Bahan bacaan ini merupakan sumber pustaka pengayaan kegiatan literasi yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk terus melatih dan mengembangkan keterampilan literasi. Mengingat pentingnya kehadiran buku ini, ucapan terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta para penulis bahan bacaan literasi ini. Saya berharap buku ini akan memberikan manfaat bagi anak-anak Indonesia, para penggerak literasi, pelaku perbukuan, serta masyarakat luas. Mari, bergotong royong mencerdaskan bangsa Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi serta bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar. Sekapur Sirih Halo, Adik-Adik. Semoga kalian selalu sehat dan gembira, ya! Memiliki teman adalah hal yang menyenangkan. Namun, bagaimana jika kita memiliki teman baru yang tidak bisa melihat? Apakah kita tetap bisa berteman, bermain, dan bergembira bersama? Buku ini bercerita tentang pertemanan antara Regina dan Lala. Regina yang sedang berlibur di desa nelayan berkenalan dengan Lala yang menyandang disabilitas netra. Regina yang awalnya sempat ragu, akhirnya kagum terhadap Lala. Walau Lala tidak bisa melihat, ia sangat percaya diri dan mampu melakukan banyak hal secara mandiri. Disabilitas yang disandang Lala ternyata tidak menghalangi Regina dan Lala untuk bermain dan bergembira bersama. Mereka bahkan melakukan kegiatan menonton film bersama. Semoga cerita Film untuk Lala membuat kalian semua makin menghargai dan menyayangi teman-teman kalian, tak terkecuali teman dengan kondisi khusus. Selamat membaca! Sawangan, Juli 2021 Nouf Zahrah Anastasia Halaman 1 (Wajib Single) Liburan sekolah telah tiba. Ayah mengajak Regina dan Ibu ke desa nelayan. 1 Pagi itu cuaca cerah di desa nelayan, saat yang tepat untuk Regina berjalan-jalan. 2 3 Regina tiba di persimpangan jalan. Ia bingung memilih jalan terdekat menuju pantai. Regina melihat sekelilingnya. Ada seorang anak perempuan di teras sebuah rumah. Regina berpikir untuk bertanya kepadanya. Ia pasti tahu jalan terdekat menuju pantai. 4 5 “Halo, aku mau ke pantai. Lewat mana, ya?” tanya Regina. Anak perempuan itu seperti terkejut mendengar sapaan Regina. “Oh, hai. Maaf, aku tidak tahu ada orang datang.” 6 “Aku tidak bisa melihat,” kata anak perempuan itu. Ia seperti bisa menebak pikiran Regina. “Aku tadi sedang asyik main harmonika. Jadi, aku tidak mendengar langkah kakimu,” jelas anak itu. Regina terdiam dan berpikir. Ia heran kenapa anak itu tidak melihatnya datang. Padahal, Regina berdiri di depannya. 7 “Aku Lala,” ia memperkenalkan diri dengan suara riang dan ramah. Regina langsung menyukai Lala. “Aku Regina.” 8 “Yuk, aku antar ke pantai,” Lala menawarkan. Regina merasa tidak yakin. Lala tidak bisa melihat. Bagaimana ia bisa tahu jalan ke pantai? “Pantai tidak jauh. Aku hafal jalan ke sana. Aku juga punya ini.” Lala mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi. 9 10 “Kita sudah sampai,” kata Lala. Regina memandang Lala kagum. Lala tahu bahwa mereka sudah berada di pantai. Kata Lala, bau air laut sudah tercium. Debur ombak juga terdengar jelas. Jalanan sudah berpasir. Itu semua petunjuk baginya bahwa pantai sudah dekat. 11 Regina dan Lala cepat menjadi akrab. Mereka mencari ide kegiatan bersama. “Bagaimana kalau kita piknik?” usul Lala. “Boleh,” jawab Regina. “Nanti aku buatkan roti isi selai, ya?” “Aku bisa buat sendiri, Regina.” “Jangan lupa bawa harmonikamu, ya,” kata Regina. “Aku bisa bernyanyi dan kamu bermain harmonika.” 12 Regina dan Lala berpiknik dengan riang. Regina membawa minuman untuk dinikmati bersama. Lala membuatkan roti isi selai untuk Regina. 13 Lala meraba titik-titik timbul di botol selai. Titik-titik timbul membantu Lala memilih botol selai. “Roti isi selai untukmu,” kata Lala. 14 15 15 Sepulang berpiknik, Regina dan Lala duduk-duduk di teras rumah. “Main apa lagi, ya?” tanya Regina. “Aku ingin nonton film. Bagaimana kalau kita nonton film?” usul Lala. 16 “Bagaimana caranya?” tanya Regina. “Aku bisa dengar orang bicara di film,” Lala menjelaskan. “Saat tidak ada percakapan, ceritakan yang kamu lihat.” 17 Regina bercerita kepada Ayah tentang ide menonton film. Ayah merasa ide itu bagus sekali. “Ayo, kita pilih film untuk Lala,” kata Ayah. 18 Regina dan Ayah memilih film tentang kehidupan taman laut. Regina berharap, Lala suka dengan pilihannya. “Aku tidak sabar. Ayo, kita mulai filmnya,” kata Lala bersemangat. 19 “Wah, anemon bergoyang-goyang mengikuti arus air laut. Goyangannya seperti tangan yang sedang menari. Banyak ikan kecil berenang di dekat anemon.” Regina menggambarkan taman laut saat narasi di film berhenti. 20 Tersebar banyak taman laut di perairan Indonesia. Taman laut Indonesia sungguh indah. Taman laut adalah rumah bagi hewan dan tumbuhan laut. 21 “Wah, ada penyu hijau muncul dari balik terumbu karang!” seru Regina. 22 Di taman laut ada banyak bentuk terumbu karang. Ada yang seperti tanduk rusa. Sebagian lagi seperti meja bundar, bunga kol, atau kipas. Mereka tumbuh subur di perairan Indonesia. 23 “Ada pari manta! Besar dan lebar sekali ikan ini. Lebarnya lebih dari rentangan tangan ayah kita!” Regina menjelaskannya dengan penuh semangat. 24 Ikan pari manta tinggal di dekat terumbu karang. Pari manta memiliki bentuk pipih melebar. Film selesai diputar. “Seru sekali tadi,” kata Lala. Regina senang karena Lala menyukai film pilihannya. Regina tak sabar untuk memilihkan film lainnya untuk Lala. 25 26 Catatan persimpangan : tempat yang berbelok atau bercabang harmonika : sebuah alat musik tiup selai : bubur buah-buahan yang dimasak dengan gula (biasa dioleskan pada roti) taman laut : area di dalam laut yang penuh dengan bunga karang dan beraneka ragam ikan perairan : area laut dalam suatu negara anemon : jenis hewan laut yang berbentuk seperti bunga terumbu karang : sekumpulan hewan karang yang hidup di taman laut 27 Biodata Penulis Biodata Ilustrator Nouf Zahrah Anastasia (Tasya) adalah seorang pendidik untuk anak berkebutuhan khusus. Pada waktu luangnya, Tasya gemar menulis. Sejumlah artikel seputar pendidikan dan adopsi karyanya dimuat di berbagai media cetak. Dua naskah ceritanya berjudul “Ketika Ben Berbeda” dan “Ketika Aku Diadopsi” telah diterbitkan oleh Erlangga for Kids (2018). Cerita lainnya, “Syal-syal Mama” diterbitkan oleh Penerbit Gorga (2021). Tasya juga menjadi salah satu penulis buku Profesi Psikologi itu Seru, yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia (2018). Selain itu, bersama GuruBumi (sekumpulan praktisi dan penggiat pendidikan) Tasya membuat buku cerita berlevel untuk membantu pembaca dini belajar membaca. Tasya bisa dihubungi melalui IG @bundanouf. Jacqueline Emanuella adalah seorang desainer dan illustrator lepas. Ia merupakan alumni dari Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung jurusan Desain Komunikasi Visual. Saat ini ia masih belajar lebih banyak untuk menjadi illustrator buku anak yang lebih baik. Ia dapat dihubungi langsung melalui pos-el [email protected] atau IG @bolaubi. Foto Foto Biodata Biodata Penyunting Endah Nur Fatimah bekerja sebagai penyunting dan penyuluh bahasa di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Ia merupakan alumni dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia dapat dihubungi melalui IG @ endahnurfa27 atau melalui pos-el [email protected]. 28
ENF_Film_untuk_Lala_Edit_Muti_Pani
Yang Ini Tidak Berbahaya Ina Inong Norma Aisyah MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ii Yang Ini Tidak Berbahaya Penulis : Grace Marina Sophia A. (Ina Inong) Ilustrator : Norma Aisyah Penyunting : Endah Nur Fatimah Diterbitkan pada tahun 2022 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. 29 PB 398.209 598 SOP y Katalog Dalam Terbitan (KDT) Sophia A., Grace Maria Yang Ini Tidak Berbahaya/Grace Maria Sophia A.; Penyunting: Bogor: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021. iv, 28 hlm.; 29,7 cm. ISBN 978-623-307-163-5 1. CERITA ANAK –INDONESIA 2. LITERASI- BAHAN BACAAN iii iv Sekapur Sirih Halo, Nanda. Senang sekali bertemu lagi dengan Nanda semua. Kali ini, Bunda Ina menulis cerita berjudul “Yang Ini Tidak Berbahaya”. Cerita ini tentang dua orang anak bernama Arvin dan Devan. Arvin menyadari ada yang berbeda dalam diri Devan. Akan tetapi, ia berusaha mengatasi perbedaan itu, supaya ia tetap bisa bersahabat dengan Devan. Bagaimana caranya? Ikuti ceritanya di buku ini, ya. Bunda Ina berharap, setelah Nanda membaca buku ini, Nanda bisa mencontoh sikap Arvin kepada Devan. Nanda bersedia bukan? Tak lupa, Bunda Ina juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Nanda semua yang telah membaca cerita ini. Semoga suka dengan ceritanya, ya. Lain waktu Bunda Ina akan menulis cerita yang lebih seru lagi. Janji! Sampai bertemu lagi. Tetap rajin membaca ya, Nanda. Serang, Juli 2021 Ina Inong Arvin punya tetangga baru. Ia ingin berkenalan dengannya. Arvin juga ingin membawa kue untuknya. 1 Hobi Arvin membuat kue. Banyak yang bilang, kue buatan Arvin rasanya enak. 2 Ia sudah terampil membuat kue sendiri. “Wah, pagi-pagi begini sudah bikin kue, Vin,” kata Mama. “Ini untuk teman baru di rumah sebelah, Ma.” “Oh, tapi jangan sampai terlambat sekolah, ya.” “Beres, Ma. Sebentar lagi juga selesai.” 3 Kue Arvin sudah matang. Hmm, aromanya pasti harum sekali. Warnanya juga sangat mengundang selera. 4 Arvin akan mengantar kuenya sebelum pergi ke sekolah. Teman baru Arvin pasti senang. 5 Teman baru Arvin bernama Devan. Arvin memberi tahu Devan bahwa ia sendiri yang mem­ buat kue itu. Akan tetapi, sikap Devan tampak aneh. Kenapa, ya? 6 7 Arvin melihat Devan dan ibunya ketika berangkat ke sekolah. 8 “Eh, kenapa mereka mengembalikan kue itu? Apakah rasanya enggak enak?” gumam Arvin. 9 Setelah pelajaran pertama usai, seorang murid baru masuk ke kelas Arvin. Murid baru itu adalah Devan. 10 Arvin teringat lagi kejadian tadi pagi. Apakah dia hanya suka kue buatan toko? Atau takut kue buatanku kurang bersih? Haruskah aku bertanya kepadanya? Arvin sibuk dengan pikirannya. 11 Pada hari itu ada yang berulang tahun di kelas. Semua anak bergembira, kecuali Devan. Arvin memperhatikan sikap aneh Devan. Ia makin penasaran. 12 13 “Eh, Van, kamu enggak suka kue, ya?” tanya Arvin. “Aku enggak boleh makan makanan yang terlalu manis, Vin.” “Memangnya kenapa?” “Aku sakit diabetes.” 14 “Ha? Jadi, selamanya kamu enggak boleh makan kue?” Arvin mengira seperti itu. “Boleh, asal bahan-bahannya enggak berbahaya untuk tubuhku.” Sekarang Arvin mengerti keadaan Devan. 15 Sepulang sekolah, Arvin langsung sibuk mencari resep baru. 16 Ia ingin membuat kue lagi untuk Devan. Kali ini ia akan membuat kue yang berbeda. 17 18 “Ini tepungnya, Ma!” seru Arvin saat menemukan tepung yang cocok dengan resep barunya. 19 Akan tetapi, ketika akan membuat kue, Arvin merasa gugup. Ia hampir tidak bisa membaca resep dengan baik. 20 Bahan-bahan: 185 gr tepung mocaf 185 gr gula aren 185 gr mentega 6 merah telur 5 putih telur 5 sdm susu cair Arvin berusaha tenang. Ia tak ingin kejutannya untuk Devan gagal. Berhasilkah Arvin? 21 “Hmm, enak.” Arvin bergumam dengan mulut penuh. Ia berhasil! Arvin tak sabar memberikan kue-kue itu kepada Devan. 22 23 “Hai, Van. Mau coba kue ini? Aku membuatnya dengan bahan-bahan khusus, lo. Aman buat kamu.” “Wah, mau, Vin. Asyik.” 24 25 “Terima kasih kuenya, Vin. Rasanya enak sekali. Kapan-kapan bikin lagi ya. Ha ha ha.” “Boleh, tapi nanti bikin kuenya bersama-sama, ya.” Arvin senang karena sekarang Devan bisa menikmati kue buatannya. 26 diabetes: penyakit yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam darah, akibat dari pankreas berhenti membuat hormon insulin yang bertugas untuk mengolah gula darah tersebut gula aren: bahan pemanis yang terbuat dari nira (cai­ ran) yang berasal dari pohon enau gumam/bergumam: berbicara dengan suara yang hanya terdengar oleh diri sendiri resep: 1 catatan yang berisi keterangan bahan dan cara membuat masakan/kue; 2 catatan yang ditulis dokter tentang obat serta takarannya tepung mocaf: tepung yang terbuat dari ubi kayu atau ketela; tepung mocaf rendah kadar gulanya jadi aman untuk dikonsumsi orang yang memiliki pantangan makanan berkadar gula tinggi usai kondisi di mana suatu peristiwa sudah selesai atau berakhir. Catatan 27 ii Biodata Penulis Penulis yang dikenal dengan nama Ina Inong ini telah menekuni dunia literasi anak sejak tahun 2009. Dalam waktu kurang lebih 11 tahun berkarya, Ina Inong telah menulis ratusan naskah cerita anak yang diterbitkan dalam bentuk buku atau kolom cerpen di berbagai media. Sekarang Ina Inong tinggal di Serang, Banten. Ina Inong juga aktif di berbagai media sosial, seperti Facebook: Ina Inong, Instagram: @inongina, dan Twitter: @inongina. Silakan kontak akun-akun media sosial tersebut untuk berkenalan. Ilustrator Norma Aisyah menekuni dunia ilustrasi sejak duduk di bangku sekolah. Buku pertamanya adalah Seri Kukuruyuk: Tidak Mau Terbang terbitan DAR Mizan pada tahun 2000. Ia telah membuat 50 lebih judul buku ilustrasi serta komik untuk anak dan remaja, baik terbitan dalam maupun luar negeri. Selain itu, ia aktif berkarya membuat berbagai sampul buku lintas genre untuk penerbit lokal, baik arus utama maupun indie. Silakan kontak akun Instagram @norma.aisyah atau pos-el [email protected] untuk berkenalan. Penyunting Endah Nur Fatimah bekerja sebagai penyunting dan penyuluh bahasa di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Ia merupakan alumni dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia dapat dihubungi melalui IG @endahnurfa27 atau melalui pos-el [email protected]. 28
ENF_FINAL_Lay_Out_Yang_Ini_Tidak_Berbahaya_Edit_Muti
3 Level Penerjemahan buku ini diselenggarakan dan dibiayai oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Penulis : Bulbul Sharma Ilustrator: Ade Prihatna Penulis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2021 Ilustrator : Penerjemah : Invani Lela Herliana : Bulbul Sharma : : Ade Prihatna Burung Kecil di Pegunungan Besar Penulis : Bulbul Sharma Ilustrator : Ade Prihatna Penerjemah : Invani Lela Herliana Penelaah : 1. Sonya Sandakh 2. Emma L.M. Nababan 3. Theya Wulan Primasari Terjemahan ini diterbitkan pada tahun 2021 sebagai produk kegiatan Penerjemahan Buku Cerita Anak yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pengarah : E. Aminudin Aziz Muh. Abdul Khak Penanggung Jawab : Emma L.M. Nababan Ketua Pelaksana : Theya Wulan Primasari Tim Editorial : 1. Anitawati Bachtiar 2. Yolanda Putri Novytasari 3. Choris Wahyuni 4. Larasati 5. Putriasari 6. Ali Amril 7. Dzulqornain Ramadiansyah 8. Hardina Artating 9. Dyah Retno Murti 10. Vianinda Pratamasari 11. Chusna Amalia 12. Susani Muhamad Hatta 13. Raden Bambang Eko Sugihartadi 14. Kity Karenisa 15. Ni Putu Ayu Widari Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Sambutan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Upaya untuk membangun lingkungan yang sarat dengan budaya membaca tidak mungkin tercapai jika tiga prasyarat utama tidak terpenuhi. Pertama, ketersediaan bahan bacaan. Kedua, bahan bacaan tersebut harus menarik calon pembaca. Ketiga, ada pihak yang ikut membantu pelaksanaan kegiatan membaca. Budaya membaca ini perlu diciptakan dan kemudian dikembangkan. Melalui kegiatan membaca akan tumbuh dan berkembang keterampilan-keterampilan lainnya, mulai keterampilan mengenali, memahami, menganalisis, menyintesis, menilai, dan kemudian mencipta karya. Keterampilan inilah yang menjadi hakikat dari keterampilan literasi. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjadi bagian dari sebuah program prioritas nasional yang disebut dengan Gerakan Literasi nasional (GLN). Gerakan ini dimulai tahun 2016 dengan tujuan utama untuk menumbuhkan budi pekerti yang luhur. Penyediaan bahan- bahan bacaan bermutu dan disukai pembaca menjadi salah satu upaya yang kami lakukan untuk menopang pencapaian tujuan tersebut. Selain melalui penulisan bahan bacaan yang gagasannya bersumber dari kearifan lokal, penambahan koleksi bacaan tersebut kami lakukan melalui penerjemahan. Melalui program penerjemahan, pada tahun 2021, telah dihasilkan 1.375 karya terjemahan dari lima bahasa asing, yaitu bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Arab, dan Korea khusus untuk anak-anak usia PAUD dan SD. Di dalam setiap bahan bacaan, baik bersumber dari budaya lokal maupun budaya global, banyak sekali nilai kebaikan yang dapat ditemukan. Orang tua dan guru diharapkan bisa menjadi fasilitator kegiatan membaca anak-anak di rumah dan di sekolah. Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa anak-anak menyukai isi cerita yang ada di dalam bahan bacaan ini, tumbuh kecintaannya untuk terus membaca, dan berkembang dalam lingkungan budi pekerti luhur. Jakarta, Oktober 2021 Salam kami, E. Aminudin Aziz Buku terjemahan ini ada di bawah lisensi CC by NC 4.0 dan telah diadaptasi serta dialih wahana berdasarkan kondisi dan budaya Indonesia. 2 3 Meera tinggal di sebuah desa kecil di Pegunungan Himachal, Pradesh. Dari jendela dapurnya, dia bisa melihat pegunungan tinggi yang berselimut salju. Burung elang besar dengan sayap emasnya seringkali terlihat terbang di atas rumahnya. Suatu hari nanti, ketika dia tumbuh dewasa dan tinggi badannya bertambah, Meera ingin mendaki puncak tertinggi dan melihat ke bawah, ke sisi lain pegunungan. 4 5 Hari ini, Meera dan adik laki-lakinya, Rajesh, serta Ibunya berjalan menuruni bukit. Mereka hendak pergi ke pasar untuk membeli sepatu baru. Untuk ke kota, mereka harus menempuh perjalanan jauh, tetapi Meera tidak keberatan. Setiap harinya, dia harus berjalan selama satu jam untuk berangkat sekolah. Mereka berangkat saat fajar dan harus berjalan kaki selama dua jam untuk mencapai jalan utama. Lalu, dilanjutkan dengan naik bus. 6 7 Kadang-kadang, tak ada lagi jalan setapak sehingga mereka harus melewati bebatuan. “Yuhuuu!” sorak Meera dan Rajesh sambil melompati bebatuan. Kresek kresek, begitu suara ranting dan dedaunan kering yang terdengar saat kaki mereka melangkah. “Cuit, cuit, cuit!” terdengar cuitan burung takur kecil berwarna hijau dari balik semak-semak. Sekelompok lutung mengawasi mereka dengan tenang dari atas pohon pinus. 8 9 Meera berhenti sejenak untuk minum di sebuah mata air yang tersembunyi di balik bebatuan dan pakis. Tiba-tiba, dia melihat seekor burung kecil yang terbaring di atas daun-daun pakis. “Aduh kasihan, sayapnya terluka,” kata Ibu. Ibu mengambil burung itu dengan hati-hati. “Apa sebaiknya kita bawa saja burungnya, Bu?” tanya Meera. Burung itu adalah burung ekor garpu berbintik. Burung kecil itu mengawasi mereka dengan mata kecilnya. Ia tampak ketakutan. “Jangan khawatir, burung kecil,” kata Meera dengan lembut. “Pertama, kita harus obati dulu sayapnya,” kata Ibu. 10 11 Mereka menempelkan tanah basah ke atas sayapnya yang terluka, lalu membungkus burung itu dengan selembar daun yang lebar. Meera kemudian memasukkan burung itu ke dalam tas kainnya. 12 13 Saat mereka sampai di jalan utama, bus baru saja datang. Di dalam bus, Meera bisa merasakan burung itu bergerak-gerak. “Mungkin ia lapar,” kata Ibu. “Aku juga lapar,” kata Rajesh. Mereka lalu makan kacang arab panggang. Meera memecah beberapa kacangnya dan memberikannya kepada burung itu. Bus tua itu kembali melaju dengan suara mesinnya yang bergemuruh di atas jalan pegunungan yang berkelok-kelok. 14 15 Hari itu, kota terlihat bising dan ramai. “Jangan jauh-jauh dari Ibu ya!” seru Ibu. Mereka bergandengan tangan erat. Sesampainya di pasar, mereka membeli sepatu untuk Meera. Ibu juga membeli jalebi di toko kue. Meera memberikan potongan kecil jalebi1 untuk si Burung, tetapi burung itu tidak menyukainya. Ia malah mencoba mematuk-matuk tas kain Meera. 1. jalebi camilan manis yang populer di India 16 17 Tak lama kemudian, mereka naik bus untuk pulang. Saat bus bergoyang ke kiri dan ke kanan, Meera dapat mendengar kicau burung kecil di dalam tasnya. “Musim semi akan segera tiba,” bisik Meera pada burung itu. Ketika mereka mencapai mata air, Meera mengeluarkan burung itu dari dalam tasnya. Burung itu melompat sedikit, minum air, dan kemudian duduk di kaki Meera. Burung itu juga menyukai sepatu baru Meera! Hari sudah hampir gelap ketika mereka tiba di rumah. Meera membuat sarang empuk dari jerami. Burung itu pun tidur di tempat tidur barunya. 18 19 Meera dan burung itu akhirnya berteman baik. Dia memberi makan burung itu sedikit nasi dan chana2. Seminggu kemudian, burung itu tiba- tiba terbang menghilang. 2. chana makanan khas India bagian utara yang dibuat dari kacang arab) 20 21 Sekarang, setiap Meera berjalan menuruni bukit, dia selalu melihat seekor burung hitam-putih berekor panjang. Burung itu selalu mengangguk dan berkicau kepada Meera. Apakah burung itu adalah burung yang pernah ditolong Meera? Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa adalah unit di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sejalan dengan kebijakan Menteri, kami mendukung Gerakan Literasi Nasional sebagai salah satu program prioritas nasional melalui penerjemahan cerita anak dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Profil Lembaga Cerita The Little Bird in the Big Mountains ditulis oleh Bulbul Sharma, © Pratham Books, 2018. Beberapa hak cipta dilindungi dalam peraturan perundang-undangan. Diterbitkan dengan CC menggunakan izin 4.0. Kredit Lainnya: The Little Bird in the Big Mountains dipublikasikan pertama kali di StoryWeaver oleh Pratham Books. Penyunting Tamu: Sudhesna Shome Ghosh. Para Pembuat Cerita MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Jalan Anyar Km 4, Sukahati, Citeureup, Bogor, Jawa Barat 16810 Telepon (021) 29099245, 29099247 Laman: www.badanbahasa.kemdikbud.go.id Burung Kecil di Pegunungan Besar Meera pergi ke pasar untuk membeli sepatu baru. Dalam perjalanan, Meera dan adik laki- lakinya serta Ibu mereka menyelamatkan seekor burung yang terluka. Kisah ini menghidupkan kembali pemandangan pegunungan yang indah dan suara-suara alam yang harmonis.
099_Burung_Kecil_di_Pegunungan_Besar
AKU PUNYA IMPIAN AKU PUNYA IMPIANCerita Anak dari Lampung Ayu Rizki Susilowati Kantor Bahasa Provinsi Lampung Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2022 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN (Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia)(Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia) (Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia) Aku Punya Impian Cerita Anak dari Lampung (Terjemahan Bahasa Lampung—Bahasa Indonesia) Buku Sumber : Sikam Wat Impian Penanggung Jawab : Desi Ari Pressanti Ketua Pelaksana : Ramlan Andi Penulis : Ayu Rizki Susilowati Penyunting Bahasa Lampung : Zainudin Hasan Penyunting Bahasa Indonesia : Dina Ardian Desain Sampul : Didin Jahidin Penata Letak : Ari Oktavian Diterbitkan oleh Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2022 ISBN 978-623-5682-17-4 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. KATA PENGANTAR Penerbitan cerita anak dari Provinsi Lampung dalam bentuk digital ini dimaksudkan sebagai bahan bacaan bagi siswa SD dan untuk menambah pengayaan bahan literasi. Melalui buku cerita digital, anak-anak diajak untuk mengasah keterampilan berpikir, berimajinasi, dan mengembangkan kreativitas dengan cara menyenangkan. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah teks cerita dalam bahasa asli, bahasa Lampung, dan bagian kedua adalah terjemahan dalam bahasa Indonesia. Buku ini merupakan hasil sayembara penulisan dan penerjemahan yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Lampung dengan beberapa proses tahapan, antara lain: penjaringan naskah, penilaian, penyusunan, penyuntingan bahasa Lampung dan bahasa Indonesia, serta pengilustrasian. Kantor Bahasa Provinsi Lampung mengucapkan terima kasih kepada penulis, penyunting, dan pengilustrasi buku cerita anak dari Provinsi Lampung ini. Semoga bacaan ini bermanfaat bagi khalayak, khususnya siswa SD. Selamat membaca dan berliterasi. Bandarlampung, September 2022 Desi Ari Pressanti Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI IV V Cerita Berbahasa Lampung 1. Video Keragaman ala ABCD 1 2. Impian Nuttun di Bioskop 10 3. Bayu Si Penjual Juwadah 18 Cerita Berbahasa Indonesia 1. Video Keragaman ala ABCD 29 2. Impian Nonton di Bioskop 41 3. Bayu Si Penjual Kue 50 Glosarium Biodata Penulis Biodata Penyunting Bahasa Lampung Biodata Penyunting Bahasa Indonesia Biodata Ilustrator Cerita Berbahasa Lampung Cerita Berbahasa Lampung 1 Video Keragaman ala ABCD rvin, Bagas, Citra rik Devika kak ngejalin persahabatan anjak kelas sai sekula dasar. Walau tiyan ngemik latar belakang suku rik agama sai bido, tiyan tetep kompak. Arvin sai besuku Lappung, iling nawai jamo-jamo no tentang kosa kata bahasa Lappung, penulisan aksara Lappung rik tradisi budaya Lappung. Bagas sai besuku Jawo munih iling ngajarei jamo-jamo no cawo bahasa Jawo. Gegeh ino munih jamo Citra sai besuku Sunda. Citra iling ngajarei jamo-jamo no cawo bahasa Sunda jamo ngenalko cuakkan di lem keluarga no makai bahasa Sunda. Devika sai besuku Bali munih pepira kali nawai tiyan nari Bali. Sai dawah, tiyan ngebaca poster sai ngisei informasi lomba guwai sanak sekula dasar, yakni Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022. Tiyan ngerasa haga nutukkei lomba ino. *** Mulang sekula, tiyan kumpul di nuwo no Arvin guwai ngebahas informasi lomba sai tiyan masso jeno dawah. ―Wah, lagi nyawoko nyow, sih?‖ cawo Kiyay Sita, wari no Arvin. A Bagas, Citra rik Devika pun geluk minjak lajeu salim jamo Kiyay Sita. ―Ijo, Kiyay. Gham haga nutuk lomba video,‖ cawo Devika. ―Video nyow? Lajeu, nyow gawoh persyaratan no?‖ cawo Kiyay Sita, haga pandai. ―Video tentang Keragaman di Indonesia, Kiyay. Lamun anjak keterangan di poster, peserta no dapok perorangan atau keloppok, durasi video no maksimal pitu menit, rik video harus dikurukko di akun Youtube ram. Anyin, ram mak pandai harus mulai anjak kedou,‖ keluh Devika. ―Kedengeianno seru! Dak jo Kiyay tulung. Anyin, selawwakno Kiyay haga ngelulih jamo metei. Keragaman ino nyow, sih? rik nyow gawoh cottoh keragaman sai wat di Indonesia?‖ cawo Kiyay Sita mancing kepandaian berpikir kritis tiyan. ―Keragaman iyulah perbedaan-perbedaan sai wat di masyarakat. Contoh no ras sai mak gegeh, agama, suku jamo unyinno.‖ Cawo Citra laccar. ―Wah, wawai temen jawabanmu, Citra! Iyu temen sai dicawoko jamo Citra bahwa keragaman iyulah perbedaan-perbedaan di lom masyarakat. Indonesia ngemik nayah bentuk keragaman sai ngeguwai Negara gham kayo jamo budayo no jamo negara sai kuat akan persatuan no!‖ cawo Kiyay Sita. ―Arteino pertemanan ram ijo kuruk di lom salah sai cottoh kekayaan Indonesia ya, Kiyay? ram kan berasal anjak suku rik agama sai bido-bido,‖ cawo Devika. ―Kak temen ino, Devika! Nah, anjak hasil diskusi ijo radu terpikir lawwak konsep video gegeh nyow sai haga metei guwai?‖ Arvin, Bagas, Citra rik Devika suwa bepikir. Tetiba, tiyan nyawoko pendapat sai gegeh. ―Persahabatan ram!‖ cawo tiyan jamo-jamo. ―Iyu! Metei dapok ngeguwai video tentang keragaman Indonesia di lom cerita tentang persahabatan metei,‖ cawo Kiyay Sita. ―Wah, temen munih!‖ cawo Citra, antusias. ―Oke. Lamun gegeh ino, tano ram tettuko skenario video no haga gegeh nyow jamo alat-alat rik bahan sai dibutuhko guwai ram shooting!‖ cawo Arvin. Arvin, Bagas, Citra rik Devika pun ngediskusiko kupek skenario anjak video sai haga tiyan guwai. Wo jam anjak ino, pudak tiyan sai awalno serius berubah cerah ulah berhasil ngedapokko ide tentang video sai haga tiyan guwai. ―Oke. Jadei, konsep video sikam iyulah keragaman sai tercermin anjak persahabatan gham. Mulai jemeh gham siapko peralatan no gegeh kamera, kawai tradisional Lappung, Jawo Tengah, Jawo Barat ghik Bali. Gegeh nyow jamo-jamo?‖ cawo Arvin. ―Setuju! Lamun tentang kamera, sikam dapok kilui Teteh Kirana. Kebetulan yo kerja di studio foto,‖ cawo Citra. ―Lamun kawai tradisional, konsepno kan disesuaiko jamo suku ram sayan-sayan. Mungkin, ram unyen dapok kilui bantuan indui ram guwai nyesakko di nuwo.‖ Cawo Devika sai disepakatei tigo jamono. ―Lajeu, gegeh nyow jamo pek no? Gham haga ngakuk latar di kedow?‖ lulih Bagas. ―Gegeh nyow lamun sikam ngakuk video di wo pek, yakni Bendungan Way Sekampung rik pelataran nuwo. Bendungan Way Sekampung kan iyulah salah sai tando anjak Kabupaten Pringsewu sebagai bendungan sai paling balak di Provinsi Lappung. Jadi, video sikam haga kenahan tambah unik ulah ngakkat daerah sayan jamo ngepromosiko Kabupaten Pringsewu! Gegeh nyow?‖ cawo Devika. ―Sikam setuju!‖ cawo Arvin, Bagas rik Citra. *** Rani Minggeu sekaligus rani sai ditunggeu- tunggeu ulah haga ngeguwai video pun kak tigeh. Arvin, Bagas, Citra, Devika, Kiyay Sita rik Teteh Kirana kak lapah ke Bendungan Way Sekampung pukul 06.30 WIB. Tiyan ngebo perlengkapan sai dibutuhko di lom proses ngeguwai video. Selamo proses shooting, tiyan ditulung Teteh Kirana sebagai pengakuk gambar, jamo Kiyay Sita sebagai penata kawai ghik dandanan. *** Limo panas anjak ino, video kak radeu diedit jamo Bagas. Tiyan puas jamo hasil karyano. Cawo tiyan hasilno wawai temen. Bagas pagun berbakat temen di bidang gegeh ino. ―Oh ya, jamo-jamo, sikam ngemik usul. Gegeh nyow lamun video ijo ram kenei namo Video Keragaman ala ABCD? Anjak ino, channel Youtube ram, ram kenei namo ABCD Channel?‖ cawo Bagas. ―Nyow ino ABCD?‖ lulih Devika. ―Arvin, Bagas, Citra rik Devika. Temen kedei, Gas?‖ ―Temen , Vin!‖ Tiyan pak mahho rik iling atei jamo singkatan bareu ino. Lajeu, tiyan mutusko guwai ngunggah video ino ke Youtube rik ngebageiko tautanno adok sosial media sayan-sayan. *** Waleu rani kak haga pengumuman, jumlah penuttun di Youtube tiyan cakak law sekitar 1.200 penuttun, 900 penyuko, 700 pengikut, jamo 1.000 komentar sai unyen-unyenno ngemik sifat positif rik ngebangun. Arvin, Bagas, Citra rikDevika iling atei temen radeu pandai hal ino. Anyin, di watteu sai ino munih tiyan ngerasa cemas ulah wat peserta barih anjak channel Youtube bergelar Anak Emas, sai ngunggah video jamo kualitas wawai temen anjak sisi materi rik kreativitasno. Jumlah penuttun, penyuko, pengikut rik komentar tiyan si kedauno pun jaweh di unggak ABCD. Malah, wat sai ngejuk komentar munih bahwa video anjak ABCD iyulah saingan temen jamo Anak Emas. *** Tigo hari anjak ino, jamo rasa gugup rik jantung sai berdebar, tiyan ngebuka e-mail sai dikirim anjak penyelenggara. Anjak ratusan peserta, video tiyan kuruk adok 20 besar finalis sai haga ngelaju ke babak final di Jakarta. Suasana haru rik miwang munih langsung pecoh. *** Sai panas selawwak final, tiyan kak tigeh di hotel sai ditentuko penyelenggara di Jakarta dijamoke Om Danu rik Tante Ira sebagai ulun tuho Bagas. Pas tiyan registrasi peserta di ruang lobi, tiyan ngenah finalis barih sai selamo ijo ngeguwai tiyan lunik atei, iyulah Anak Emas. Anak Emas iyulah cuakkan wo sanak ragah bergelar Andre rik Edward. Tiyan peserta anjak DKI Jakarta. Anjak penampilan no, tiyan keliyakkan percaya direi temen. Arvin, Bagas, Citra rik Devika tambah lunik atei diguwaino. Anyin, Om Danu rik Minan Ira lassung ngebalakko atei jamo ngejuk tiyan rasa percaya direi. ―Tano, metei fokus gawoh guwai acara jemeh, ya. Om dan minan kilui mahap ulah mak dapok nutuk nginep di hotel ijo ulah ram haga nginep di nuwo sekelikno Bagas. Anyin, om dan minan janjei jemeh ram megegh lassung di jo guwai ngedukung metei,‖ cawo Om Danu. *** rani pengumuman pemenang pun tigeh. Para peserta kak radu siap di kursei sayan-sayan guwai ngepresentaseiko karya video no di depan dewan juri rik penuttun sai tigeh. Numur undian guwai urutan peserta kak radu dikocok, tim ABCD ngedapokko urutan ke limo pas seradeu tim Anak Emas. Tepuk pungeu penuttun bergemuruh pas Anak Emas radeu ngepresentaseiko karya no wawai temen. Tano, giliran tim ABCD sai cakak ngepresentaseiko karya no. Arvin, Bagas, Citra rik Devika cakak jamo raso gugup. ―Ijo ABCD, ya?‖ lulih salah sai juri. ―Iyu, bu,‖ cawo tiyan. ―Lamun dapok ngelulih, ABCD ino nyow, ya?‖ ―ABCD iyulah singkatan anjak nama gham, bu. Arvin, Bagas, Citra rik Devika,‖ cawo Bagas. ―Payeu lamun gegeh ino, metei dapok mulai presentasino, yu. Semangat ABCD!‖ cawo juri. Arvin sai ditunjuk guwai juru cawo di tim tiyan ulah yo dinilai ngemik kepandaian becawoan sai paling wawai akhirno mulai ngejelasko video tiyan. Arvin kak radeu melajarei materi sai radeu disusun Citra anjak wo panas sai likut guwai dipresentaseiko dawah ijo. ―Video ijo nyeritako tentang keragaman Indonesia sai kenahan anjak persahabatan ram. iyulah pak sahabat sai berasal anjak suku rik agama sai mak gegeh. Sikam Arvin besukeu Lappung rik beragama Islam, Bagas besukeu Jawo rik beragama Islam, Citra besukeu Sunda rik beragama Islam, jamo Devika besukeu Bali rik beragama Hindu. Anyin, bido-bido ino mak jadei penghalang jamo ram guwai jadi sai rik ngejaga tali persaudaraan. ram saling ngerakkul, ngehargai rik melajarei kebudayaan ram. Inolah, sai ngeguwai ram bersyukur kak lahher sebagai warga negara Indonesia sai kayo jamo perbedaan, kayo jamo keragaman. Terimo kasih.‖ Cawo Arvin lajeu sedakepan jamo jamo-jamo no. Unyen juri rik penuttun lajeu tepuk pungeu ngedengeino. *** ―Payeulah, hadirin sai berbahagia. Sikam haga ngumumko pemenang anjak Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022 ijo,‖ lanjutno. Lappeu ruangan diredupkan rik suasana tambah tegang. ―Juara tigo diraih oleh Liben anjak Papua!‖ cawo no. Peserta ragah bergelar Liben majeu adok depan panggung rik lalang sumringah sai terukir di pudakno. Tersisa wo peserta, yaitu tim ABCD jamo tim Anak Emas. Arvin rik jamo-jamo no pagun gugup rik saling ngegandeng pungeu nguatko tiyan. ―Juara ke wo anjak Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022 diraih oleh… Tim Anak Emas anjak DKI Jakarta!‖ seru pembawa acara. ―Selamat kepada Tim ABCD anjak Lappung sai berhasil jadei pemenang anjak Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022!‖ Miwang haru nyelimutei Arvin, Bagas, Citra, Devika, Om Danu jamo Minan Ira. Keluarga Arvin, Citra rik Devika sai nuttun siaran langsung anjak Youtube munih nutuk miwang terharu, bersyukur suwa bangga jamo pencapaian sanak-sanak tiyan. ―Selamat ya, adik-adik. Persahabatan metei jadei buat ram tentang wawaino perbedaan rik keragaman.‖ Cawo pembawa acara. Arvin, Bagas, Citra rik Devika bersyukur jamo anugerah sai diterima guwai persahabatan tiyan. *** 2 Impian Nuttun di Bioskop embagian rapor semester genap kak radeu dilaksanako. Tano ijo watteuno libur sekula selamo wo minggeu. Kiki ngerasa wawai atei temen. Selamo wo minggeu yo mak harus mikirko tugas jamo pelajaran di sekula. Sumang ino, di liburan tano Atu Nitya janjei haga ngajak yo mider-mider adok Bandar Lappung guwai nuttun film di Bioskop. ―Jemeh ram jadei adok bioskop, Atu Nit?‖ lulih Kiki, mengonfirmasei. Atu Nitya menganggguk. ―Horeee!!! Akhirno sikam nuttun di bioskop! Akhirno sikam nuttun di bioskop!‖ cawo Kiki, iling atei sembari ngelattunko nada adok cawoanno. Ayah rik Bunda mahho ngenah sikap Kiki. ―Kak radeu jam pira ijo, Ki? Lapah pedom pai. Jemeh minjak tukuk, lajeu bersih-bersih nuwo, adeu ino dapok lapah,‖ cawo Bunda. ―Ah, Bunda. Kan libur…‖ protes Kiki. ―Ulah nyow lamun libur?‖ lulih Bunda. ―Haga minjak dawah…‖ cawo Kiki. P ―Dih, payeu niku minjak dawah. Atu tinggal. Jadei, pas niku minjak, atu video call lagi asik nuttun di bioskop,‖ cawo Atu Nitya. ―Arghhh… Payeu kidah, Kiki pedom!‖ Ayah, Bunda rik Atu Nitya mahho. *** Kiki mak dapok pedom. Berkalei-kalei yo ngebolak-balikko posisi pedomno, namun mato no pagun mak haga dikilui kerja sama. Yo pagun ngerasa iling atei, semangat rik mak sabar haga tigehno rani jemmeh. Bayang-bayang kursi bioskop rik layarno sai balak temen ino pagun ngeganggeu pikiranno. Alun- alun, yo turun anjak ngan pedem rik lapah adok kamar Atu Nitya. Yo ngebuka pintu kamar Atu Nitya alun-alun rik ninuk kondisi di lom no.Uppo no, Atu Nitya pun lawwak pedom. Yo lagei sibuk jamo tugas di laptopno. Kiki lapah balik adok kamarno ulah mak ago ngegeghai Atu Nitya. Appai yo balik anjak kamar Atu Nitya, Kiki pagun mak dapok pedom. Yo ngakuk ponselno rik ngetik Bioskop Mall Boemi Kedaton di Google. Yo ngenah gambar-gambar bioskop sai wat di san. Yo mahho wawai di puppikno. Mak munei anjak ino, yo kak pedom. *** Jemmehno, Kiki minjak kedawahan. Yo ngenah jam dinding anjak selimutno. Tekanjatlah yo ngenah angka di jam ino nunjukko pukul 09.00 WIB. Yo lajeu nyibak selimutno rik lapah luwah kamar. ―Ayah, Bunda, Atu Nitya ulah nyow mak minjakko Kiki, sih?‖ cawo Kiki. ―Ayah, Bunda rik Atu kak radeu ngayun niku minjak anjak subuh. Niku gawoh sai susah minjak!‖ jelas Atu Nitya. ―Yah… Anyin, Kiki mak dengei. Eh, Tu ram haga lapah jam pira?‖ lulih Kiki, semangat. Ayah, Bunda rik Atu Nitya seenahan. ―Kiki, tukuk ijo dang nuttun pai, ya?‖ cawo Ayah. ―Lho, ulah nyow?‖ ―Motor Atu Nitya cadang. Ayah haga ngebo ijo adok bengkel, tapi ijo harei Minggeu rik bengkelno tutup,‖ cawo Ayah. ―Payeu cakak mubil gawoh,‖ ―Atu kan lak dapok ngebo mubil, sayang…‖ cawo Bunda. ―Diattak Ayah, dong. Lamun perlu, ram sekeluarga lapah adok bioskop jejamo!‖ rayu Kiki. ―Mak dapok, sayang. Ayah rik Bunda dawah ijo haga lapah ngejenguk Minan Lina sai appai mulang anjak rumah sakit,‖ jelas Ayah. Pudak Kiki berubah. Jeno no ceria rik bersemangat jadi sebik rik mak cerah. Harapanno guwai dapok nuttun film di bioskop dawah ijo harus narat. Kiki kenahhan mak bersemangat ngejalanei harei. Pudakno gegeh ditekuk. Cemberut gawoh. Makko mahhoan rik keceriaan sai kenahhan. Unyen- unyen bujuk rayeu dijuk Ayah, Bunda rik Atu Nitya, pagun mak berhasil. Haga ninuk udara segar, Kiki pamit haga mider makai sepidano sappai debei. *** Kiki mulang adok nuwo mak bersemangat. Yo parkirko sepidano rik geluk lapah adok lom nuwo. Nuwo no sepei temeo. Yo ngenah unyen ruangan di lom nuwo, pagun makko sai jimo pun. Perasaanno mulai mak bangik. Anjak ino, yo ngingek bahwa anjak lapah jeno yo mak ngebo ponsel. Yo pun geluk cekelang adok kamar rik meriksa ponselno. Wat limo panggilan mak terjawab anjak Atu Nitya. Mak nunggeu munei, Kiki pun geluk nelpon kupek. ―Halo, Tu. Adok kedo, sih? Cawono mak jadei nuttun adok bioskop, anyin metei lapah unyen…‖ cawo Kiki, kesal. ―Atu, Ayah rik Bunda lagei di rumah sakit, Ki…‖ cawo Atu Nitya di ujung telepon. ―Lho, cawono Minan Lina radeu mulang anjak rumah sakit? lajeu, ulah nyow pagun di san?‖ lulih Kiki, bingung. ―Layin Minan Lina sai kuruk rumah sakit, Ki. Anyin, bunda…‖ cawo Atu Nitya, sebik. ―Nyow? Ulah nyow bunda wat di rumah sakit? Bunda jenguk sapa, tu? Sapa sai maring?‖ ―Bunda rik Ayah jeno kecelakaan pas mulang anjak nuwo Minan Lina. Kondisi Ayah mak nyow- nyow, anyin Bunda ngemik kattan lumayan parah rik tano lagei dirawat di IGD…‖ cawo Atu Nitya suwa miwang. Kiki lajeu tekanjat. Yo mejeng lemos. Pungeuno gemetar, way matono turun mak dapok ditahan. ―Kiki lapah dak san, Tu…‖ cawono. ―Dang, Ki. Niku tunggeu di nuwo gawoh. Sanak usia di deh 12 tahun mak dikeneiko adok rumah sakit,‖ jelas Atu Nitya. Hal ino tetteu ngeguwai Kiki lajeu sebik. raso bersalah pagun nyelimutei yo. Yo pagun dapok berdoa semoga bunda wawai-wawai gawoh. *** Wo panas kak liwat, Bunda radeu dikeneiko dokter mulang rik syarat mak dikenei ngelakuko aktivitas sai berat selamo di nuwo. Kiki nyambut Bunda suko atei temen. Yo kak nyiapko kamar Bunda tigeh rapi rik wangi sehingga ngeguwai Bunda nyaman. Kiki berubah temen. Selamo Bunda maring, yo mak pernah minjak kemawasan. Yo pun nulung Ayah rik Atu Nitya masak atau ngebersihko nuwo rik semangat. Mak jarang, yo munih nulung Bunda ngebersihko diri rik nyiapko kanikan Bunda. ―Ki…‖ cuak Bunda anjak tempat pedomno. ―Iya, Bun!‖ cawo Kiki sai lagei ngepel lantai. ― radeu ngepelno?‖ ―Lawwak, Bunda. Cutik kupek. Bunda haga diakukko sesuatu?‖ ―Mawwak. Bunda haga ngobrol gawoh jamo Kiki. Kak munei kan ram mak ngobrol ram wo?‖ Kiki pun geluk-geluk nyelesaiko aktivitas ngepelno agar dapok geluk mengobrol jamo Bunda. Kiki cakak adok kasur rik ngedakok Bunda. ―Kiki sayang…‖ ―Ya, Bunda,‖ ―Terimo kasih, ya…‖ ―Terimo kasih ulah nyow, Bunda? ―Terimo kasih unggak segalo sikap Kiki sai haga menyayangei unyen anggota keluarga, nurut jamo kedua ulun tuho rik ngerawat Bunda pas yo maring,‖ ―Ino kan kak kewajiban Kiki sebagai anak, Bunda. Padahal, selawwak ulangan berebei radeu dibahas materi tentang hak rik kewajiban sanak di nuwo, Bun. Eh… Makko sai neduh, saat liburan Kiki nerapko temen. Wat gunano munih sekula, hehehe…‖ ―Bunda kilui mahap ya, Nak, kejadian watteu niku batal lapah nuttun jamo Atu Nitya. Eh, Ayah rik Bunda layin ngabulko kiluan mu, malah lapah,‖ ―Mak nyow-nyow, Bunda. Bunda kan munih lapahno guwai hal wawai, ninuk Minan Lina. Cawo guru Kiki, ngejenguk ulun maring iyulah kewajiban ram munih sebagai masyarakat,‖ ―Anyin, Kiki saat ino pasti keciwa temen jamo sama Ayah, Bunda rik Atu Nitya. Iyu, kan?‖ ―Iyu sih, Bun. Anyin, Kiki salah munih. Kiki egois temen ulah mentingko keilingan diri sayan. Mahapko Kiki yu, Bun…‖ Bunda nyium kedak putri busseuno ino. ―Kiki pagun haga nuttun film di bioskop, mawwak?‖ ―Haga, sih. Anyin, mak tano deh, Bun. Lain watteu gawoh, sai petting ngerawat Bunda tigeh waras temen pai!‖ ―Yakin mak ageu tano?‖ Kiki ngangguk mantap. ―Lamun Bunda ngemik ijo, gegeh nyow?‖ Bunda ninukko wo lembar tiket bioskop sai anjak jeno dijamukko di deh bantal adok Kiki. Mato Kiki tekanjat. Wat perasaan iling atei sai kuruk di relung ateino. ―Bunda ngemik wo tiket guwai niku rik Atu Nitya. Jemmeh metei nuttun, ya. Bunda radeu ngebaca ulasanno. Cawo ulun, filmno wawai munih, lho.‖ ―Bunda serius? Anyin, sai ngejaga Bunda di nuwo sapa lamun Kiki rik Atu Nit lapah?‖ ―Tenang, Ki. Kan pagun wat Ayah. Ayah sai dapok ngejaga Bunda selamo metei lapah ,‖ cawo Ayah. Kiki iling atei bukan main. Akhirno, yo dapok ngerasako seru nuttun film di bioskop. Kiki mak sabar nunggeu hari jemmeh. Kiki berterimo kasih temen jamo Ayah rik Bunda. *** 3 Bayu Si Penjual Juwadah ayu ngenah dagangan juwadahno mak bersemangat. Juwadah sai yo titipko di kantin Pak Hamdun pagun nyisa nayah. Pagun beberapa gorengan, donat kentang jamo keripik kikim balado sai berkurang mak liwat anjak limo bijei. Bayu tigeh di depan nuwo saksai kayeu rik anyaman buluh. Yo mejeng rik ngepikko termos juwadahno di unggak kursei tijang sai wat di depan nuwo. ―Assalamu’alaikum…‖ cawo Bayu lajeu mencium pungeu ibu nie. ―Wa’alaikumsalam…” Bu Minarsih, ibu Bayu iyulah ulun tuho tunggal sai harus mengurus rik menghidupei ketigo sanakno radeu suamino meninggal dunia setahun sai likut ulah kecelakaan. Ulah sebab ino, guwai ngebantu ibu nie, Bayu nutuk ngejual juwadah-juwadah tradisional guwaian ibu adok sekula. ―Gegeh nyow sekulamu panas ijo??‖ lulih Bu Minarsih. ―Laccar, Bu. Jeno, Bu Ida ngebageiko hasil ulangan harian Matematika sai berebei,‖ ― laju, gegeh nyow hasilno?‖ B ―Bayu masso nilai 100 lagi, Bu,‖ cawo Bayu, iling atei. Bu Minarsih ngedakep sanak sulungno ino jamo rasa bangga. ―Anyin …‖ ―Anyin ulah nyow?‖ ―Dagangan Bayu panas ijo mak laris temen, Bu,‖ sebik Bayu. ―Mak nyow-nyow. Namono munih rezeki, wajar lamun kalo-kalo nayah, kalo-kalo cutik. Sai petting pagun semangat,‖ cawo Bu Minarsih ngebalakei atei Bayu. *** Juwadah sai pagun wat anjak sekula Bayu dagangko kupek di depan nuwono. Suwa nunggeu sai hageu beli, yo sempatko guwai ngerjako PR sai dijuk Bu Ida jeno tukuk. Bu Minarsih ngepaghokei Bayu rik mejeng ngelajar yo. ―Wat PR?‖ ―Iyeu, Bu.‖ ―Kalo-kalo, mak leraso loh di Ibu lamun niku kak kelas enam. Bayu haga ngelajeu di SMP kedou?‖ lulih Bu Minarsih. ―Lawwak tepikir jama Bayu haga ngelajeu adok SMP atau mawwak, Bu…‖ cawo Bayu. ―Loh, ulah nyow gegeh ino?‖ ―Bayu hageu kerjeu gaweh nulung Ibu nyessak duwit. Na’an lamun kak 17 tahun ke unggak, Bayu izin ngerantau adok Jakarta ya, Bu. Cawo ulun, di san lebih mudah masso pekerjaan sai gajino balak!‖ cawo Bayu sai ngeguwai Bu Minarsih tekanjat. ―Niku cawo nyow wah. Ibu mak setuju niku kerja di usia sai pagun lagei mudo gegeh ijo. Setemenno, niku ngejual juwadah di sekula munih ibu mak setuju. Ibu haga Bayu sekula rik ngakuk cita-cita. Kalau Bayu sukses, ibu, adik-adik rik almarhum bapakmu munih kan bangga, Nak…‖ kehagoan Bu Minarsih lajeu ngedakep anak mengiyan no. *** Jimmeh harei di sekula, lonceng tando pelajaran pertamo kak diurikko. Unyen siswa geluk kuruk kelas masing-masing suwa rapi, Bayu kuruk munih. Pelajaran tukuk ijo iyulah Tematik di lom materi Tema 5 yaitu Wirausaha. Bu Ida ngejelasko makna wirausaha, cara berwirausaha jamo sikap sai sewawaino dimilikei oleh ulun wirausahawan. Bayu ngedengeiko penjelasan Bu Ida dengan seksama. Seradue pelajaran, Bayu izin cawo jamo dengan Bu Ida ulah wat hal sai haga yo lulih. ―Bayu haga ngelulih, Bu. Nyo usaha sai Bayu lakonei tano sebagai penjual juwadah dapok dicuak sebagai wirausaha?‖ ―Tentu gaweh. Anyin, tano Bayu pagun di lom tahap belajar ulah Bayu lawwak sepenuhno ngegelikko watteu di bidang ino,‖ cawo Bu Ida. ―Bayu jadei bercita-cita jadei ulun wirausahawan guwai nulung ibu rik adik-adik di nuwo, Bu. Apakah ibu wat saran sai harus Bayu lakonei guwai ngeraih cita-cita ino?‖ lulih Bayu. Bu Ida mahho wawai ngedengei lulihan Bayu. ―Bayu, cita-citamu sai haga nulung ibu rik adik- adik iyulah cita-cita sai mulia temen. Jadei nyow gaweh Bayu na’an no, insya Allah pasti kan diridhoi Allah SWT lamun pagun tetap berusaha di jalan sai wawai. Lamun Bayu haga jadei ulun wirausahawan sai sukses Bayu harus selalu ngejunjung unggak kejujuran. Jamo, sikap pattang menyerah rik kreatif jugo. Dang lunik atei lamun di lom berwirausaha, dagangan ram mak ramik sai beli. Malah, ram mesti dapok nyessak masalahno di kedo sih kok dapok mak lakeu? Nah, anjak san dapok diteduh solusi sai kreatif guwai dagangan ran agar dapok narik atei sai beli,‖ cawo Bu Ida. ―Wah, terimo kasih nayah atas saran rik nasehatno, Bu, Bayu haga nyoba belajar nayah tentang berwirausaha.‖ *** Jujur, pattang menyerah rik kreatif iyulah kata- kata sai terngiang di utak Bayu setijang rang layo mulang sekula. Temen ino cawo Bu Ida, yo mak boleh sebik rik ngeluh lamun dagangannya mak ramik sai beli. Malah, yo harus nyessak cara sai kreatif guwai dapok narik minat sai beli. Setigehno di nuwo, Bayu nyusun juwadah- juwadah sisa daganganno di sekula sai pagun nayah. Yo susun juwadah-juwadah ino sesuai jenisno di unggak tappah. Yo ngenah juwadah-juwadah ino serius, lalu nyicip sai sai. Bayu nulis hasil pengamatanno ino di lom bukeu. Munei yo mikirko solusino tigeh yo mak dengei Bu Minarsih sai nyuak yo anjak jeno. ―Bayu…‖ cuak Bu Minarsih, kali ijo jamo nepuk baheu sanak mengiyan no ino. ―Eh, iyu Bu?‖ ―Niku lagei mikir nyow, sih? Ibu nyuak anjak jeno mak dengei,‖ cawo Bu Minarsih. ―Bayu lagei mikir gegeh nyow agar dagangan ram laris, Bu. Ibu tinuk gawoh, penampilan juwadah- juwadah ram lamun kak dawah gegeh ijo. Bayu munih mak haga mengan ino,‖ ―Mmm… Ibu ngemik ide!‖ ―Nyow, Bu?‖ lulih Bayu, semangat. ―Jemmeh kan hari Minggeu. Bayu lapah gawoh adok Pasar Nggruput sai di Pemda ino. Di san kan lamun tukuk nayah jajanan pasar jamo rasa rik tappilan sai menarik. Makko sai neduh lamun Bayu ngemik ide semulang anjak san. Bayu pandai kan tempatno?‖ ―Iya, Bu, pandai. Payeu, lamun gegeh ino jemmeh Bayu lapah adok san, Bu!‖ cawono, penuh semangat. *** Tukuk Minggeu, Bayu lapah jamo Bintang makai sepida butut peninggalan bapak adok Pasar Nggruput Pringsewu sai rajin digelar tiap tukuk Minggu pagi. Di san nayah jajanan pasar rik juwadah tradisional sai dijual. rik duit hasil bukkar celengan, Bayu ngebelei sai sai jajanan ino lajeu ngebo yo mulang. Yo ngebelei agar-agar, juwadah puttei, juwadah risoles, keripik kikim balado, donat kentang rik tetteu gawoh, gorengan. Bu Minarsih tekanjat ngenah tikkah anak mengiyan no sai ngebelei nayah kanikan ino. Bayu nyoba melajarei kewawaian anjak kanikan-kanikan ino sai dapok yo terapko adok daganganno. *** Sisa uang celengan sai Bayu kedau, yo ngebelei bahan-bahan juwadah. Jamo Bu Minarsih, yo ngeguwai jajanan agar-agar sai dikurukko di lom cup. Selain ino, yo ngebelei babbak luppia, tepung panir jamo pira jenis sayuran guwai ngeguwai juwadah risoles bermodalko selembar resep sai yo masso anjak internet. Bu Minarsih iling atei temen ngenah semangat rik kegigihan Bayu. Yo malah haga ngeracik ghik ngolah bahan-bahanno sayan ulah Bu Minarsih harus ngejaga Bara dan Bintang. *** Bayu lapah adok sekula jamo rasa optimis rik iling atei. Yo yakin, juwadah-juwadah sai yo guwai dapok diilingei jamo-jamo no rik para gureu. Setigehno di sekula, yo nitipko juwadah daganganno ino adok Pak Hamdun. Sai setengah jam anjak ino kedengei bagho locceng diurikko tando jam pelajaran kak radeu. Sanak-sanak lapah adok pitteu kelas, segabor haga luwah. Tiyan lajeu adok kantin rik ngebelei juwadah guwaian Bayu sai bareu. Bayu iling atei ngenah jamo- jamo no ngebelei juwadah-juwadah guwaianno. Yo penasaran gegeh nyow tanggapan tiyan jamo juwadah- juwadah ino. Yo ngehenning ngenah jamo-jamo no mak ngejuk pandai tiyan bahwa juwadah sai haga tiyan kan iyulah guwaianno. Yo haga masso penilaian sai jujur anjak jamo-jamono. ―Hueekkk… Nyow, ijo!‖ cawo Anggi pas mengan agar-agar guwaian Bayu. ―Ulah nyow, Nggi?‖ ―Agar-agar ni pahhik. Padahhal, Anggi iling temen agar-agar. Anyin, ijo mak bangik. Pahhik!‖ cawo Anggi. Selain Anggi, siswa sai barih sai nganik agar- agar munih ngeluh hal sai gegeh. ―Hueekkk… Risolesno munih mak bangik. Asin temen. Nyesel sikam belei,‖ keluh jamo no sai barih. *** Bayu tigeh di nuwo kak palai. Segaris mahho wawai pun mak kenahhan di pudakno. Termos juwadah sai yo kating, dipikko gegeh ino gawoh di luwah nuwo. Bu Minarsih bingung ulah mak gegeh biasono sanak mengiyan no ino lajeu kuruk kamar anjak mulang sekula. Bu Minarsih ngenah termos juwadah sai dipakai oleh Bayu guwai dagang dipikko gegeh ino gaweh di luwah. Yo ngebuka isei no, pagun nayah. Mungkin ijo sai nyebabko Bayu kenahhan mak bersemangat gegeh jeno, pikir Bu Minarsih. ―Bayu…‖ ―Bayu mak haga jualan kupek, Bu,‖ sebik Bayu rik baro sai biyak. ―Ulah nyow, Nak? Pah cawo pai jamo ibu,‖ Bayu minjak anjak pedomno rik ngusap wai mato no sai tehilie. ―Juwadah guwaian Bayu berebei mak bangik, Bu. Jamo-jamo unyen keciwa. Bayu sebik. Bayu pagun layin bapak, Bu, sai pittar berdagang. Watteu bapak pagun urik, jualan rujakno laris jugo. Langgananno bapak munih nayah. Anyin, pas Bayu nyoba berjualan munih selalu cutik, ‖ cawo Bayu, sebik. ―Bayu… Dak jo, Nak…‖ Bu Minarsih megong badan Bayu rik ngedakep yo. ―… Bayu dapok sebik rik keciwa. Anyin, Bayu pandai mawwak, lamun selawwak bapak jualan rujakno laris rik nayah pelanggan, bapak munih gegoh Bayu. Selalu cutik. Anyin, bapak mak nyerah. Bapak nyoba unyen resep rujak sai pas rik bangik menurut ulun-ulun. Appai tigeh akhirno, gegeh sai Bayu cawoko jeno, bapak kak ngemik nayah pelanggan,‖ ―Lamun gegeh ino, Bayu mesti nutuk semangat bapak, Bu. Bayu haga nyoba kupek berhasil rik ngedapokko nayah pelanggan gegeh bapak.‖ Tekad Bayu. *** Bingei no, Bayu berjibaku kupek jamo adonan juwadahno. Namun, tano ijo Bayu mak ngeguwai adonan sai nayah gegeh berebei. Hanya setengahno gawoh. Ulah, rencanano yo hageu ngeguwai jamo- jamo sekelasno. Jemmeh, yo haga ngebageiko gawoh guwai kiluyan mahap rik penguji rasa adok juwadahno. *** Ketika jam istirahat di sekula, Bayu ngebagei agar-agar rik juwadah risoles adok 15 ulun jamo sekelasno. Selawwakno, yo kilui mahap jamo tiyan ulah ngeguwai juwadah sai mak bangik berebei. Selain adok jamo no, yo munih ngejukko sampel juwadah ino adok dewan gureu rik Pak Hamdun. Jamo-jamo no pagun ngerasa rabai nganik agar- agar rik juwadah risoles guwaian Bayu. Tiyan gegeh trauma jamo raso no. Anyin, pas wat sanak sai cawo, ―Bangik!‖ tiyan lajeu nganik kebangikkan. Bayu iling atei ngenahno. raso hareu nyelimutei ateino rik watteu ino munih, yo bejanjei adok diri no sayan guwai selalu belajar anjak kesalahan rik berusaha jadei lebih wawai. *** Cerita Berbahasa Indonesia Cerita Berbahasa Indonesia 1 Video Keragaman ala ABCD rvin, Bagas, Citra, dan Devika telah menjalin persahabatan sejak kelas satu sekolah dasar. Meskipun memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda, mereka tetap kompak. Arvin yang bersuku Lampung sering mengajari teman-temannya tentang kosakata bahasa Lampung, penulisan aksara Lampung, serta tradisi budaya Lampung. Bagas yang bersuku Jawa pun kerap mengajari teman-temanya berbicara bahasa Jawa. Begitu pula dengan Citra yang bersuku Sunda, ia sering mengajari teman-temannya berbicara bahasa Sunda serta mengenalkan panggilan dalam keluarganya dengan menggunakan bahasa Sunda. Devika yang bersuku Bali pun beberapa kali mengajari mereka tari Bali. Suatu hari, mereka membaca sebuah poster yang berisi tentang informasi lomba bagi siswa sekolah dasar, yaitu Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022. Mereka merasa tertarik untuk mengikuti lomba tersebut. *** Sepulang sekolah, mereka berkumpul di rumah Arvin untuk membahas informasi lomba yang diperoleh pagi tadi. A ―Wah, kalian sedang membicarakan apa, sih?‖ tanya Kiyay Sita, kakak Arvin. Bagas, Citra, dan Devika pun segera berdiri dan menyalami Kiyay Sita. ―Ini, Kiyay. Rencananya kami akan mengikuti lomba membuat video,‖ jawab Devika. ―Video apa? Lalu, apa saja persyaratannya?‖ tanya Kiyay Sita, ingin tahu. ―Video tentang Keragaman di Indonesia, Kiyay. Kalau dari keterangan di poster,sih, pesertanya boleh perorangan atau kelompok, durasi video maksimal tujuh menit, dan video harus diunggah di akun YouTube masing-masing. Namun, kami bingung harus mulai dari mana,‖ keluh Devika. ―Kedengarannya seru. Coba, sini Kiyay bantu! Tapi, sebelumnya Kiyay mau bertanya pada kalian. Keragaman itu apa, sih? Lalu apa saja contoh keragaman yang ada di Indonesia?‖ tanya Kiyay Sita memancing kemampuan berpikir kritis mereka. ―Keragaman adalah perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat. Contohnya adalah perbedaan ras, agama, suku, dan lainnya.‖ jawab Citra dengan lancar. ―Wah, bagus sekali jawabannya Citra! Jadi, benar apa yang dikatakan oleh Citra bahwa keragaman adalah perbedaan-perbedaan dalam suatu masyarakat. Indonesia memiliki banyak bentuk keragaman yang membuat negara kita menjadi kaya akan budayanya serta negara yang kuat akan persatuannya!‖ jelas Kiyay Sita. ―Berarti pertemanan kita ini termasuk salah satu contoh kekayaan Indonesia dong, Kiyay? Bukankah kami berasal dari suku dan agama yang berbeda- beda?‖ tanya Devika. ―Tepat sekali, Devika! Nah, dari hasil diskusi ini sudah terpikirkan belum konsep video seperti apa yang akan kalian buat?‖ tanya Kiyay. Arvin, Bagas, Citra, dan Devika sedang berpikir. Tiba-tiba, mereka menyuarakan pendapat yang sama. ―Persahabatan kita!‖ jawab mereka serentak. Kalian bisa membuat video tentang keragaman Indonesia melalui cerita tentang persahabatan kalian,‖ ujar Kiyay Sita. ―Wah, benar juga!‖ ujar Citra, antusias. ―Baiklah kalau begitu sekarang kita tentukan skenario videonya seperti apa serta berbagai alat dan bahan yang dibutuhkan agar kita bisa segera shooting!‖ ujar Arvin. Arvin, Bagas, Citra, dan Devika pun kembali mendiskusikan skenario dari video yang akan mereka buat. Dua jam kemudian, wajah mereka yang semula sangat serius berubah ceria karena berhasil mendapatkan ide tentang video yang akan mereka buat. ―Baiklah. Jadi, konsep video kita adalah keragaman yang tecermin dari persahabatan kita. Mulai besok, kita siapkan peralatannya seperti kamera, pakaian tradisional Lampung, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Bali. Bagaimana teman-teman?‖ tanya Arvin. ―Setuju! Kalau urusan kamera, aku bisa minta tolong Teteh Kirana. Kebetulan dia bekerja di studio foto,‖ ujar Citra. ―Untuk pakaian tradisional, konsepnya dapat disesuaikan dengan suku kita masing-masing. Mungkin, kita bisa meminta bantuan ibu untuk mencarikannya di rumah,‖ Ujar Devika yang disetujui ketiga temannya. ―Lalu, bagaimana dengan tempatnya? Kita mau ambil latar di mana?‖ tanya Bagas. ―Bagaimana jika kita mengambil video di dua tempat, yaitu Bendungan Way Sekampung dan pelataran rumah? Bendungan Way Sekampung merupakan salah satu ciri khas dari Kabupaten Pringsewu sebagai bendungan terbesar di Provinsi Lampung. Jadi, video kita akan terlihat semakin unik karena mengangkat kekayaan daerah sendiri sekaligus mempromosikan Kabupaten Pringsewu! Bagaimana?‖ usul Devika. ―Aku setuju!‖ ujar Arvin, Bagas, dan Citra. *** ILUSTRASI HALAMAN bendungan Hari Minggu sebagai hari yang dinanti-nanti untuk membuat video pun telah tiba. Arvin, Bagas, Citra, Devika, Kiyay Sita, dan Teteh Kirana sudah berangkat ke Bendungan Way Sekampung pukul 06.30. Mereka membawa perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan video tersebut. Selama proses shooting, mereka dibantu oleh Teteh Kirana sebagai pengambil gambar serta Kiyay Sita sebagai penata busana dan rias. *** Lima hari kemudian, video telah selesai diedit oleh Bagas. Mereka puas dengan hasilnya. Menurut mereka hasilnya sangat bagus. ―Oh ya, teman-teman, aku punya usul. Bagaimana kalau video ini kita beri nama ―Video Keragaman ala ABCD‖? Lalu, kanalYouTube kita, diberi nama ABCDChannel?‖ usul Bagas. ―Apa itu ABCD?‖ tanya Devika. ―Arvin, Bagas, Citra, dan Devika. Benar, tidak, Gas?‖ ―Benar sekali, Vin!‖ Mereka berempat tertawa dan senang dengan singkatan baru itu. Kemudian, mereka memutuskan untuk mengunggah video tersebut ke YouTube dan membagikan tautannya ke sosial media masing- masing. *** Delapan hari menjelang pengumuman, jumlah pengunjung akundi YouTube mereka meningkat sangat pesat sekitar 1.200 pengunjung akun, 900 penyuka, 700 pengikut, serta 1.000 komentar yang semuanya bersifat positif dan membangun. Arvin, Bagas, Citra, dan Devika sangat senang mengetahuinya. Namun, di saat yang bersamaan mereka pun merasa cemas karena ada peserta lain dengan saluranYouTube bernama Anak Emas, yang mengunggah video dengan kualitas sangat bagus,baik dari sisi materi maupun kreativitasnya. Jumlah pengunjung, penyuka, pengikut,dan komentar yang dimilikinya pun jauh melampaui Tim ABCD. Bahkan, ada yang berkomentar juga bahwa video karya Tim ABCD merupakan saingan ketat Tim Anak Emas. *** Tiga hari kemudian, dengan rasa gugup dan jantung yang berdebar, mereka membuka e-mail yang dikirim oleh penyelenggara. Dari ratusan peserta, video mereka terpilih dalam 20 besar finalis yang akan melaju ke babak final di Jakarta. Suasana haru dan tangis mereka pecah begitu saja. *** Satu hari menjelang final, mereka telah tiba Jakarta di hotel yang ditentukan penyelenggara dengan didampingi oleh Om Danu dan Tante Ira yang merupakan orang tua Bagas. Saat sedang registrasi peserta di ruang lobi, mereka bertemu dengan finalis lain yang selama ini membuat mereka berkecil hati, yaitu Tim Anak Emas. Anak Emas adalah sebutan untuk dua anak laki-laki bernama Andre dan Edward. Mereka merupakan peserta dari DKI Jakarta. Dari penampilannya, mereka terlihat sangat percaya diri. Arvin, Bagas, Citra, dan Devika semakin berkecil hati dibuatnya. Namun, Om Danu dan Tante Ira langsung membesarkan hati dan mengembalikan rasa percaya diri mereka. ―Sekarang, kalian fokus saja untuk acara besok, ya! Om dan tante minta maaf karena tidak bisa ikut menginap di hotel ini karena kami akan menginap di rumah sepupunya Bagas. Namun, om dan tante berjanji kalaubesok akan hadir langsung di sini untuk mendukung kalian,‖ sambung Om Danu. *** Hari pengumuman pemenang pun tiba. Para peserta sudah bersiap di kursi masing-masing untuk mempresentasikan karya videonya di depan dewan juri dan penonton yang hadir. Nomor undian untuk urutan peserta sudah dikocok.Tim ABCD mendapatkan urutan kelima tepat setelah Tim Anak Emas. Tepuk tangan penonton bergemuruh ketika Tim Anak Emas selesai mempresentasikan karyanya dengan sangat baik. Kini, giliran Tim ABCD yang maju untuk mempresentasikan karyanya. Arvin, Bagas, Citra, dan Devika maju dengan gugup. ―Ini Tim ABCD, ya?‖ tanya salah satu juri. ―Iya, Bu,‖ jawab mereka. ―Kalau boleh tahu, ABCD itu apa, ya?‖ ―ABCD adalah singkatan dari nama kami, Bu, yaitu Arvin, Bagas, Citra, dan Devika,‖ jawab Bagas. ―Oh, begitu. Baik, kalian bisa memulai presentasinya, ya. Semangat, ABCD!‖ ujar juri tersebut. Arvin ditunjuk sebagai pembicara di tim mereka karena dinilai memiliki kemampuan berbicara yang paling baik. Sejak dua hari yang lalu, ia sudah mempelajari materi yang telah disusun Citra untuk dipresentasikan hari ini. ―Video ini menceritakan keragaman Indonesia yang tecermin dari persahabatan kami. Kami adalah empat sahabat yang berasal dari suku dan agama yang berbeda. Saya, Arvin, bersuku Lampung, Bagas bersuku Jawa, Citra bersuku Sunda, dan Devika bersuku Bali. Saya, Bagas, dan Citra beragama Islam, sedangkan Devika beragama Hindu. Namun, perbedaan-perbedaan tersebut tidak pernah menjadi penghalang bagi kami untuk menyatu dan menjaga tali persaudaraan. Kami saling merangkul, menghargai, dan mempelajari kebudayaan masing-masing. Itulah, yang membuat kami bersyukur terlahir sebagai warga negara Indonesia yang kaya akan perbedaan, kaya akan keragaman, terima kasih,‖ Jelas Arvin sembari berpelukan dengan ketiga temannya. Para juri dan penonton sontak bertepuk tangan mendengarnya. *** ―Baiklah, para hadirin yang berbahagia. Saya akan umumkan pemenang Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022 ini‖ ucap pewara. Lampu ruangan diredupkan dan suasana berubah menjadi semakin tegang. ―Juara tiga diraih oleh Liben dari Papua!‖ ujar pewara. Peserta laki-laki bernama Liben pun maju naik ke panggung dengan senyum sumringah yang terukir di wajahnya. Tersisa dua peserta, yaitu Tim ABCD dan Tim Anak Emas. Arvin dan teman-teman semakin gugup. Mereka bergandengan tangan untuk menguatkan diri satu sama lain. ―Juara kedua dari Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022 diraih oleh… Tim Anak Emas dari DKI Jakarta!‖ seru pembawa acara yang sontak membuat Tim ABCD menjadi juara satu atau pemenang dari lomba ini. ―Selamat kepada Tim ABCD dari Lampung yang berhasil menjadi pemenang dari Lomba Video Keragaman di Indonesia Tahun 2022!‖ Tangis haru menyelimuti Arvin, Bagas, Citra, Devika, Om Danu, serta Tante Ira. Keluarga Arvin, Citra, dan Devika yang menyaksikan siaran langsung dari YouTube pun ikut menangis terharu, bersyukur, dan bangga dengan pencapaian anak-anak mereka. ―Selamat ya, adik-adik! Persahabatan kalian menjadi inspirasi bagi kami semua tentang indahnya perbedaan dan keragaman.‖ ujar pembawa acara. Arvin, Bagas, Citra, dan Devika bersyukur atas anugerah yang diterima untuk persahabatan mereka. *** ILUSTRASI HALAMAN panggung 2 Impian Nonton di Bioskop embagian rapor semester genap telah dilaksanakan. Sekarang waktunya para siswa libur sekolah selama dua minggu. Kiki merasa senang sekali karena selama dua minggu dia tidak harus memikirkan tugas dan pelajaran di sekolah. Selain itu, di momen liburan kali ini Kak Nitya berjanji akan mengajaknya jalan-jalan ke Bandarlampung untuk menonton film di bioskop. ―Besok kita jadi ke bioskop, Kak Nit?‖ tanya Kiki. Kak Nitya menganggguk. ―Horeee! Akhirnya aku nonton di bioskop, akhirnya aku nonton di bioskop!‖ ujar Kiki, senang sembari melantunkan nada pada ujarannya tersebut. Ayah dan Bunda tertawa melihat sikap Kiki. ―Sudah jam berapa ini, Ki? Sana, tidur dulu. Besok bangun pagi, terus bersih-bersih rumah, setelah itu baru boleh pergi,‖ ujar Bunda. ―Ah, Bunda. Kan libur…‖ protes Kiki. ―Terus, kenapa kalau libur?‖ tanya Bunda. ―Ingin bangun siang…‖ jawab Kiki. P ―Yaudah, sana bangun siang. Kakak tinggal. Jadi, saat kamu bangun, kakak akan video callkamu dan cerita kalau kakaklagi asyik nonton di bioskop,‖ sahut Kak Nitya. ―Arghhh… iya, iya, Kiki tidur!‖ Ayah, Bunda, dan Kak Nitya tertawa. *** Kiki tidak bisa tidur. Berulang kali dia membolak-balikkan posisi tidurnya, tetapi matanya tetap tak mau diajak bekerja sama. Ia merasa senang, semangat, dan tak sabar akan datangnya hari esok. Bayang-bayang kursi bioskop dan layarnya yang super besar itu terus mengganggu pikirannya. Perlahan, ia turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar Kak Nitya. Ia membuka pintu kamar itu dan mengintip ke dalam. Ternyata, Kak Nitya pun belum tidur. Ia masih sibuk dengan tugas di laptopnya. Kiki pun kembali ke kamar karena tak ingin mengganggu kakaknya. Beberapa saat setelah kembali dari kamar Kak Nitya, Kiki masih belum bisa tidur. Ia lalu mengambil ponselnya dan mengetik Bioskop Mall Boemi Kedatondi Google. Ia melihat gambar-gambar bioskop yang tertera di sana. Senyum merekah terpancar dari bibirnya. Tak lama kemudian, ia pun terlelap tidur. *** Keesokan harinya, Kiki benar-benar bangun kesiangan. Ia melirik jam dinding dari balik selimutnya. Ia terkejut ketika melihat angka di jam tersebut menunjukkan pukul 09.00 WIB. Ia segera menyibakan selimutnya dan bergegas keluar kamar. ―Ayah, Bunda, Kak Nitya, kenapa tidak bangunin Kiki, sih?‖ protes Kiki. ―Ayah, Bunda, dan Kakak sudah membangunkan kamu dari subuh. Kamu saja yang susah dibangunin!‖ tukas Kak Nitya. ―Yah… tapi Kiki tidak dengar. Kak, kita mau berangkat jam berapa?‖ tanya Kiki, semangat. Ayah, Bunda, dan Kak Nitya saling berpandangan. ―Kiki, hari ini tidak usah nonton dulu, ya!‖ ujar Ayah. ―Lho, kenapa?‖ ―Motor Kak Nitya rusak. Ayah mau membawanya ke bengkel, tapi ini hari Minggu dan bengkelnya tutup,‖ jawab Ayah. ―Ya, sudah naik mobil saja,‖ ―Kakak kan belum bisa bawa mobil, sayang…‖ jawab Bunda. ―Diantar Ayah, dong. Kalau perlu, kita sekeluarga pergi ke bioskop bareng!‖ rayu Kiki. ―Tidak bisa, sayang. Ayah dan Bunda hari ini mau menjenguk Tante Lina yang baru pulang dari rumah sakit,‖ tukas Ayah. Raut wajah Kiki berubah. Seketika wajah cerianya berubah menjadi sedih. Harapannya untuk dapat menonton film di bioskop hari ini kandas. Kiki tampak tak bersemangat menjalani hari. Seharian ini, ia cemberut saja. Tidak ada tawa dan keceriaan yang terpancar dari wajahnya. Ayah, bunda, dan Kak Nintya sudah berusaha membujuknya, tetapi tidak berhasil. Kiki berniat mencari udara segar. Ia pun pamit main menggunakan sepedanya sampai sore hari. *** Kiki pulang ke rumah dengan tak bersemangat. Ia memarkirkan sepedanya kemudian segera bergegas ke dalam. Suasana di rumah terlihat sepi. Ia memeriksa seluruh ruangan di dalam rumah, tetapi tidak ada orang satu pun. Perasaannya mulai tidak enak. Tiba-tiba, ia teringat bahwa sejak pergi tadi ia tidak membawa ponsel. Ia pun segera berlari ke kamar dan memeriksa ponselnya. Ada lima panggilan tak terjawab dari Kak Nitya. Kiki pun segera menelepon Kak Nintya. ―Halo, Kak. Pada ke mana, sih? Katanya ―Nggak jadi nonton ke bioskop, tapi pada pergi semua…‖ protes Kiki dengan kesal. ―Kakak, Ayah, dan Bunda lagi di rumah sakit, Ki…‖ jawab Kak Nitya di ujung telepon. ―Lho, katanya Tante Lina sudah pulang dari rumah sakit? Terus, kenapa masih di sana?‖ tanya Kiki, bingung. ―Bukan Tante Lina yang masuk rumah sakit, Ki, tapi Bunda…‖ jawab Kak Nitya, sedih. ―Apa? Kenapa Bunda ada di rumah sakit? Bunda lagi jenguk siapa, Kak? Siapa yang sakit?‖ ―Bunda sama Ayah tadi kecelakaan saat pulang dari rumah Tante Lina. Kondisi Ayah tidak apa-apa, tapi Bunda mengalami luka lumayan parah dan sekarang sedang dirawat di IGD,‖ jawab Kak Nitya sambil menangis. Kiki terkejut. Ia terduduk lemas, tangannya gemetar, air matanya turun tak terbendung. ―Kiki segera ke sana, Kak…‖ ujarnya. ―Jangan, Ki. Kamu tunggu di rumah saja. Anakyang berusia di bawah 12 tahun tidak boleh masukke ruangan ini,‖ tukas Kak Nitya. Hal itu tentu membuat Kiki semakin sedih. Rasa bersalah terus menyelimutinya. Ia hanya bisa berdoa semoga bunda baik-baik saja. *** Dua hari berlalu, bunda sudah diperbolehkan pulang. Dokter mengingatkan bunda untuk tidak boleh melakukan aktivitas yang berat selama di rumah. Sakit pink Kiki menyambut bunda dengan sangat gembira. Ia sudah merapikan kamar bunda agar bunda merasa nyaman. Kiki benar-benar berubah. Selama bunda sakit, ia tidak pernah bangun kesiangan. Ia pun membantu ayah dan Kak Nitya memasak atau membersihkan rumah dengan semangat. Tak jarang, ia pun membantu Bunda ketika membersihkan diri dan menyiapkan makanan Bunda. ―Ki…‖ panggil bunda dari tempat tidurnya. ―Iya, Bun!‖ jawab Kiki yang sedang mengepel lantai. ―Sudah mengepelnya?‖ ―Belum, Bunda. Sedikit lagi. Bunda mau diambilkan sesuatu?‖ ―Nggak. Bunda hanya mau ngobrol berdua sama Kiki. Sudah lama kan kita nggak ngobrol berdua?‖ Kiki pun dengan sigap menyelesaikan aktivitas mengepelnya agar bisa segera mengobrol dengan Bunda. Kiki naik ke kasur dan memeluk Bunda. ―Kiki sayang…‖ ―Ya, Bunda,‖ ―Terima kasih, ya…‖ ―Terima kasih untuk apa, Bunda? ―Terima kasih karena Kiki sudah mau menyayangi seluruh anggota keluarga, mematuhi kedua orang tua, dan merawat Bunda saat sedang sakit,‖ ―Itu kan memang sudah kewajiban Kiki sebagai anak, Bunda. Sebelum ulangan kemarin, di kelas, sempat dibahas materi tentang hak dan kewajiban anak di rumah, Bun. Eh… ternyata, saat liburan, Kiki benar-benar menerapkannya‖ ucap Kiki. ―Bunda minta maaf ya, Nak, karena kamu batal pergi nonton sama Kak Nitya. Ayah dan Bunda lebih memilih pergi menjenguk Tante Lina daripada mengantar Kiki ke bioskop,‖kata bunda. ―Nggak apa-apa, Bunda. Bunda kan juga perginya tujuannya baik, yaitu menjenguk Tante Lina. Kata guru Kiki, menjenguk orang yang sedang sakit adalah kewajiban kita sebagai masyarakat‖ ―Tapi, Kiki saat itu pasti kecewa sekali sama Ayah, Bunda, dan Kak Nitya. Iya, kan?‖tanya bunda. ―Iya sih, Bun. Tapi, Kiki juga salah. Kiki terlalu egois karena mementingkan kesenangan diri sendiri. Maafkan Kiki ya, Bun!‖ Bunda mencium kening putri bungsunya itu. ―Kiki masih mau nonton film di bioskop, tidak?‖ ―Mau, sih. Tapi, tidak sekarang, Bun. Lain kali saja. Kiki ingin merawat Bunda sampai sembuh dulu!‖ ―Yakin, tidak mau sekarang?‖ tanya bunda. Kiki mengangguk mantap. ―Kalau Bunda punya ini, bagaimana?‖ Bunda menunjukkan kepada Kiki dua lembar tiket bioskop yang sejak tadi disembunyikannya di bawah bantal. Mata Kiki terbelalak kaget. Ada perasaan senang yang menyusup di hatinya. ―Bunda punya dua tiket untuk kamu dan Kak Nitya. Besok kalian nonton, ya! Bunda sudah baca ulasannya. Kata orang, filmnya bagus, lho!‖ ―Bunda serius? Lalu, yang menjaga Bunda di rumah siapa kalau Kiki dan Kak Nit pergi?‖ ―Tenang, Ki. Kan masih ada Ayah. Ayah yang akan menjaga Bunda selama kalian pergi,‖ sahut Ayah. Kiki senang bukan main. Akhirnya, ia bisa merasakan serunya menonton film di bioskop. Kiki tak sabar menunggu hari esok tiba. Kiki sangat berterima kasih pada Ayah dan Bunda. *** 3 Bayu Si Penjual Kue ayu memandangi dagangannya dengan tak bersemangat. Kue yang ia titipkan di kantin Pak Hamdun masih tersisa banyak. Hanya tinggal beberapa gorengan, donat kentang, serta keripik singkong balado yang berkurang dan itu pun tak lebih dari lima buah. Bayu tiba di depan sebuah rumah berdinding kayu dan beranyaman bambu. Ia duduk dan meletakkan dagangannya di atas kursi panjang yang tergeletak di depan rumah. ―Assalamu’alaikum…‖ ucap Bayu seraya mencium tangan ibunya. ―Wa’alaikumsalam…” jawab ibu dari dalam rumah. Ibu Minarsih merupakan orang tua tunggal yang harus mengurus dan menghidupi ketiga anaknya setelah suaminya meninggal dunia satu tahun yang lalu karena kecelakaan. Oleh sebab itu, untuk membantu ibunya itu, Bayu ikut menjual kue-kue tradisional buatan ibu di kantin sekolah. ―Bagaimana sekolahmu hari ini?‖ tanya Bu Minarsih. ―Lancar, Bu. Tadi, Bu Ida membagikan hasil ulangan harian Matematika yang kemarin,‖ B geribik ―Lalu, bagaimana hasilnya?‖ ―Bayu dapat nilai 100 lagi, Bu,‖ ujar Bayu, senang. Bu Minarsih memeluk putra sulungnya itu dengan rasa bangga. ―Tapi…‖ ―Tapi kenapa?‖ tanya ibu. ―Dagangan Bayu hari ini kurang laris, Bu,‖ keluh Bayu. ―Tidak apa-apa. Namanya rezeki. Wajar kalau kadang ramai atau kadang sepi. Yang penting tetap semangat,‖ jawab Bu Minarsih membesarkan hati Bayu. *** Kue yang masih tersisa dari sekolah dijajakan kembali oleh Bayu di depan rumahnya. Sembari menunggu pembeli, ia menyempatkan diri untuk mengerjakan PR yang diberikan gurunya tadi pagi. Bu Minarsih menghampiri Bayu dan duduk di sampingnya. ―Ada PR?‖ tanya ibu. ―Iya, Bu.‖ jawab Bayu. ―Tidak terasa,ya,waktu berlalu. Kamu sekarang sudah kelas enam. Bayu ingin melanjutkan ke SMP mana?‖ tanya Bu Minarsih. ―Belum terpikir oleh Bayu ingin lanjut SMP atau tidak, Bu,‖ jawab Bayu. ―Loh, kok begitu?‖ ―Bayu ingin bekerja saja, bantu Ibu cari uang. Nanti kalau sudah 17 tahun, Bayu izin merantau ke Jakarta ya, Bu. Kata orang, di sana lebih mudah dapat pekerjaan yang gajinya besar‖ jawab Bayu dan sontak membuat Bu Minarsih terkejut. ―Kamu bicara apa sih! Ibu tidak setuju kamu kerja di usia yang masih sangat muda seperti saat ini. Ibu ingin Bayu sekolah dan raih cita-cita. Kalau Bayu sukses, Ibu, adik-adik, dan almarhum bapakmu juga akan bangga, Nak,‖ ucap Bu Minarsih sembari memeluk putranya itu. *** Keesokan harinya, di sekolah, lonceng tanda pelajaran pertama dibunyikan. Bayu beserta seluruh siswa yang lain berangsur masuk kelas masing-masing dengan rapi. Pelajaran hari ini adalah tematik dengan tema Wirausaha. Bu Ida menjelaskan hal tentang wirausaha. Selain itu, ia juga bercerita tentang cara berwirausaha serta sikap yang seharusnya dimiliki oleh wirausahawan. Bayu mendengarkan penjelasan Bu Ida dengan saksama. Seusai pelajaran, Bayu berbicara dengan Bu Ida karena ada hal yang ingin ia tanyakan. ―Bayu ingin bertanya, Bu. Apakah usaha yang Bayu lakukan sekarang sebagai penjual kue bisa disebut sebagai wirausaha?‖ ―Tentu saja, tetapi saat ini Bayu masih dalam tahap belajar karena kamu belum sepenuhnya memfokuskan waktumu untuk itu,‖ jawab Bu Ida. ―Bayu bercita-cita menjadi wirausahawan untuk membantu ibu dan adik-adik di rumah, Bu. Apa yang harus Bayu lakukan, Bu?‖ tanya Bayu. Bu Ida tersenyum mendengar pertanyaan Bayu. ―Bayu, cita-citamu yang ingin membantu ibu serta adik-adik adalah cita-cita yang sangat mulia. Jadi, apapun usaha Bayu nanti, insya Allah pasti akan diridai Allah Swt. jika tetap berusaha di jalan yang benar. Jika ingin menjadi wirausahawan yang sukses, Bayu harus selalu menujunjung tinggi kejujuran, pantang menyerah, dan selalu kreatif. Jangan berkecil hati jika ketika kamu berdagang, sepi pembeli. Justru, kita harus bisa mengetahuipenyebabnya. Nah, dari situ bisa dicari solusi kreatif agar dapat menarik konsumen,‖ jawab Bu Ida. ―Wah, terima kasih atas saranIbu! Bayu akan mencoba belajar banyak tentang cara berwirausaha.‖ *** Jujur, pantang menyerah, dan kreatif adalah kata-kata yang terngiang di pikiran Bayu sepanjang perjalanan pulang dari sekolah. Benar kata Bu Ida. Ia tidak boleh bersedih dan berkeluh kesah jika dagangannya sepi pembeli. Justru, ia harus mencari cara yang kreatif agar dapat menarik minat pembeli. Sesampainya di rumah, Bayu menata kue-kue sisa dagangannya di sekolah yang masih banyak. Ia susun kue-kue itu sesuai jenisnya di atas tampah. Ia memperhatikan kue-kue tersebut dengan saksama kemudian mencicipinya satu per satu. Bayu mencatat hasil pengamatannya itu ke dalam sebuah buku. Lama ia memikirkan solusinya hingga ia tak mendengar Bu Minarsih yang memanggilnya dari tadi. ―Bayu…‖ panggil Bu Minarsih sambil menepuk bahu anaknya itu. ―Eh, iya, Bu?‖ ―Kamu lagi memikirkan apa, sih? Ibu panggil dari tadi tidak dengar,‖ keluh Bu Minarsih. ―Bayu sedangmemikirkan bagaimana caranya agar dagangan kita laris, Bu. Coba, Ibu lihat penampilan kue-kue kita kalau sudah siang begini! Bayu saja tidak mau memakannya,‖ ucap Bayu. ―Mmm… Ibu punya ide!‖ ―Apa, Bu?‖ tanya Bayu dengan semangat. ―Besok kan hari Minggu. Bayu pergi saja ke Pasar Nggruput yang di Pemda itu. Di sana kalau pagi banyak jajanan pasar dengan rasa dan tampilan yang menarik. Siapa tahu Bayu dapat ide sepulang dari sana. Bayu tahu kan tempatnya?‖ ―Iya, Bu, tahu. Baiklah, kalau begitu, besok Bayu akan ke sana, Bu!‖ ujarnya, penuh semangat. *** Keesokan hari, Bayu pergi dengan Bintang menggunakan sepeda butut peninggalan bapak ke Pasar Nggruput, Pringsewu yang selalu digelar setiap Minggu pagi. Di sana banyak jajanan pasar dan kue tradisional yang dijajakan. Dengan menggunakan uang hasil membongkar celengan, Bayu membeli satu per satu jajanan tersebut dan membawanya pulang. Ia membeli agar-agar, kue pisang, kue risoles, keripik singkong balado, donat kentang, dan gorengan. Bu Minarsih sampai heran melihat tingkah anaknya yang membeli banyak makanan itu. Bayu mencoba untuk mempelajari kelebihan dari makanan-makanan itu yang mungkin saja bisa ia terapkan pada dagangannya. *** Sisa uang celengan yang ia milikidibelikan bahan-bahan kue. Bersama Bu Minarsih, ia membuat agar-agar yang dikemas di dalam tempat berbahan plastik. Selain itu, ia membeli kulit lumpia, tepung panir, serta beberapa jenis sayuran untuk membuat kue risoles dengan bermodalkan selembar resep yang ia dapatkan dari internet. Bu Minarsih sangat senang melihat semangat dan kegigihan Bayu. Bahkan ia meracik dan mengolah bahan-bahan itu sendiri karena Bu Minarsih harus menjaga Bara dan Bintang. *** Bayu berjalan menuju sekolah dengan rasa optimis. Ia yakin, kue-kue buatannya akan disukai teman-teman dan para guru. Sesampainya di sekolah, ia titipkan kue dagangannya itu kepada Pak Hamdun. Satu setengah jam kemudian terdengar bunyi lonceng dibunyikan tanda jam pelajaran telah berakhir. Anak-anak menyerbu pintu kelas. Merekaberebut ingin keluar. Mereka langsung menuju kantin dan membeli kue buatan Bayu. Bayu sangat senang melihatnya. Ia jadi penasaran bagaimana tanggapan mereka tentang kue-kue tersebut. Ia diam memperhatikan teman-temannya tanpa memberitahu mereka bahwa kue-kue itu adalah buatannya. Ia ingin mendapat penilaian yang jujur dari teman-temannya. ―Hueekkk… Apaan, nih!‖ keluh Anggi ketika mencicipi agar-agar buatan Bayu. ―Kenapa, Nggi?‖ ―Agar-agarnya pahit. Padahal, Anggi suka sekali dengan agar-agar, tetapi ini tidak enak, pahit!‖ jawab Anggi. Selain Anggi, siswa lain yang memakan agar- agar pun mengeluhkan hal yang sama. ―Hueekkk… Risolesnya juga nggak enak. Asin banget. Nyesel aku beli!‖ keluh temannya yang lain. *** Bayu tiba di rumah dengan lemas. Segaris senyum pun tak tampak di wajahnya. Termos kue yang ia pegang diletakkan begitu saja di luar rumah. Bu Minarsih bingung karena tidak biasanya putra sulungnya itu langsung masuk kamar setelah pulang sekolah. Bu Minarsih melihat termos kue yang digunakan Bayu untuk berdagang tergeletak begitu saja di luar. Ia buka isinya dan ternyata masih banyak. ―Mungkin ini penyebab Bayu terlihat tak bersemangat seperti waktu berangkat sekolah‖ pikir Bu Minarsih. ―Bayu tidak mau jualan lagi, Bu,‖ keluh Bayu dengan suara berat. ―Ada apa, Nak? Coba cerita sini sama ibu!‖ Bayu bangun dari tidur dan mengusap air matanya yang mengalir. ―Kue buatan Bayu nggak enak, Bu. Teman-teman semua kecewa. Bayu sedih. Bayu memang bukan bapak, Bu, yang pintar berdagang. Waktu bapak masih hidup, jualan rujaknya selalu laris. Pelanggannya juga banyak, tetapi saat Bayu berjualan selalu sepi, ‖ keluh Bayu, sedih. ―Bayu… sini, Nak!‖ Bu Minarsih meraih tubuh Bayu dan memeluknya. ―Ibu tahu Bayu sedih dan kecewa. Tahukah Bayu bahwa bapak pun pernah mengalami hal yang sama seperti kamu saat ini, yaitu sepi pembeli, tetapi bapak tidak pernah menyerah. Bapak mencoba berbagai resep rujak yang pas dan enak rasanya menurut orang banyak. Sampai pada akhirnya, bapak berhasil mendapatkan banyak pelanggan,‖ Ibu menjelaskan sambil membelai-belai kepala Bayu. ―Kalau begitu, Bayu akan meniru semangat bapak, Bu. Bayu akan coba lagi agar berhasil dan mendapatkan banyak pelanggan seperti Bapak‖ tekad Bayu. *** Malam harinya, Bayu kembali berjibaku dengan adonan kuenya. Namun, kali ini Bayu tidak membuat adonan yang banyak seperti kemarin karena rencananya ia hanya akan membuat untuk teman- teman sekelasnya. Besok, ia akan membagikan kue- kue itu secara gratis sebagai permintaan maaf serta sebagai penguji rasa bagi kuenya. *** Ketika jam istirahat di sekolah tiba, Bayu membagikan agar-agar dan kue risoles kepada lima belas teman di kelasnya. Sebelumnya, ia meminta maaf kepada mereka karena kemarin telah membuat kue yang tidak enak. Selain kepada temannya, ia pun memberikan sampel kue tersebut kepada para guru dan Pak Hamdun. Teman-temannya masih merasa takut mencicipi agar-agar serta kue risoles buatan Bayu. Mereka seperti trauma dengan rasanya. Namun, ada satu anak yang berseru, ―Enak!‖ mereka pun langsung memakannya dengan lahap. Bayu bahagia melihatnya. Rasa haru menyelimuti hatinya. Sejak saat itu, ia berjanji pada diri sendiri untuk selalu belajar dari kesalahan dan berusaha menjadi lebih baik. *** Glosarium Kiyay : sebutan kakak dalam Bahasa Lampung Nggruput : kegiatan jual beli makanan tradisional pada pagi hari Teteh : sebutan kakak perempuan dalam Bahasa Sunda Nama : Ayu Rizki Susilowati Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 26 Mei 1992 Nomor Ponsel (WA) : 085267940339 Alamat Posel : [email protected] Alamat Kantor : SDN 1 Pandansurat, Kec. Sukoharjo, Kab. Pringsewu Alamat Rumah : Kelurahan Pringsewu Selatan, Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu Pendidikan : S-2 MKGSD Universitas Lampung 2022 Riwayat Pekerjaan :  Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kab. Pringsewu (2015 – 2019)  Guru di UPT SD Negeri 1 Pandansurat, Kab. Pringsewu (2019 – sekarang) Karya :  Cerpen Bintang Buatan-Radar Lampung (2014)  Cerpen Terminal Tua-Radar Lampung (2015)  Sepenggal Kisah Mata Pena (Kumpulan Cerpen) - Mazaya Publishing House (2018)  Pendidik Cerdas di Era Pandemi (Antologi Opini) - APKS PGRI Prov. Lampung (2020)  Dalam Genggaman Ramadhan (Antologi Cerpen dan Puisi) - The Journal Publishing House (2021)  Memperoleh Angka Kredit bagi Jabfung Guru melalui Pengembangan Keprofesian – Kumparan (2021)  Sudah Siapkah Kita Melaksanakan Sekolah Tatap Muka? – Kumparan (2021)  Mengemas Asesmen Kompetensi Minimum yang HOTS – Kumparan (2021) Biodata Penulis Nama : Zainudin Hasan, S.H., M.H. Tempat, Tanggal Lahir : Padang Ratu, 26 Juni 1984 Nomor Ponsel : 081317331084 Alamat Posel : [email protected] Alamat Kantor : Jl. ZA Pagar Alam No.26 Labuhan Ratu BDL Alamat Rumah : Jl. Raja Ratu No.82 Labuhan Ratu BDL Pendidikan : S-2 Magister Hukum Riwayat Pekerjaan:  Advokat dan Konsultan Hukum  Dosen Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung Karya:  Naskah Akademik dan Perda: Pendidikan di Kota Bandar Lampung  Naskah Akademik dan Perda: Bantuan Hukum di Kota Bandar Lampung  Monografh: Perkembangan Hukum di Indonesia  Monografh: Lokalitas Lampung Menemukan Jati diri Kota  Monografh: Pembangunan Hukum dalam Ragam Persfektif  Buku: Tihang dan Sahabat Petualangan di Hulu Tulung  Buku: Sosiologi Hukum Masyarakat dan Kebudayaan  Buku: Kumpulan Esai Jalan Sastra Lampung Biodata Penyunting Bahasa Lampung Nama : Dina Ardian, S.Pd. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Desember 1980 Nomor Ponsel (WA) : 08121878334 Alamat Posel : dina.nugraha06@ Gmail.Com Alamat Kantor : Kantor Bahasa Provinsi Lampung Jalan Beringin II, No.40, Kompleks Gubernuran, Telukbetung, Bandarlampung Pendidikan : S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta 1999—2005) Riwayat Pekerjaan :  Penyuluh dan Penyunting Kebahasaan di Kantor Bahasa Provinsi Lampung (2010—Sekarang) Biodata Penyunting Bahasa Indonesia Nama : Didin Jahidin Nomor Ponsel (WA) : 085715056676 Alamat Posel : [email protected] Pendidikan : SD 02 Kadugede, 1986 MTsN Kadugede, 1989 SMKN 02 Kuningan 1992 Riwayat Pekerjaan dan Karya:  PT Bintang Jenaka Cartoon Film, 1992—1996 (Dogaman/Inbetweener)  PPFN, 1996—1997 (Key Animator, mengerjakan proyek film animasi layar lebar Malaysia ―Silat Legenda‖)  Asiana Wang Animation, 1997—2003 (Layout, 1997—2001) (Key Animator, 2001—2003)  Pustaka Lebah, 2003—2014 (Ilustrator dan Pimpinan Proyek Animasi 2D, dan Koordinator Team Visual)  Binar Cahaya Semesta, 2014 (Ilustrator dan Koordinator Team Visual) Biodata Ilustrator
1_Aku_Punya_Impian_ISBN3
Kok Tidak Ada Sampah Plastik? Kok Ora Ana Sampah Plastik? Penulis: Eka Sugeng Ariadi Penerjemah: Isa Asmaul Khusna Ilustrator: Sandro Bahan Bacaan untuk Pembaca Awal | Seri Terjemahan MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Kok Tidak Ada Sampah Plastik? Kok Ora Ana Sampah Plastik? © Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang, 2022 Penulis Eka Sugeng Ariadi Penerjemah Isa Asmaul Khusna Penelaah Wawan Eko Yulianto Penyunting Dalwiningsih Ilustrator Sandro Penata Letak Alra Ramadhan Diterbitkan oleh BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TIMUR Jalan Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo, 61252 Telepon/Faksimile (031) 8051752 Cetakan Pertama, November 2022 ISBN: 978-602-8334-78-5 Katalog Dalam Terbitan (KDT) 899.222 3 KOK KOK TIDAK ADA SAMPAH PLASTIK?/Eka Sugeng Ariadi K — cet.1 — Sidoarjo: Balai Bahasa Jawa Timur, 2022 iv + 26 hlm; 22 x 28 cm iii Kata Pengantar Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Salah satu kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur adalah cerita anak yang mengandung kearifan lokal dan nilai-nilai masyarakat Jawa Timur. Kekayaan itu merupakan sebuah aset nasional yang sa- ngat berharga sehingga dapat dipromosikan ke dunia internasional sebagai bagian dari warisan bu- daya dunia. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita anak Jawa Timur tidak hanya dapat diimplemen- tasikan oleh masyarakat Jawa Timur, tetapi dapat pula dimanfaatkan oleh seluruh rakyat Indonesia, bahkan seluruh dunia. Dengan diterjemahkannya karya sastra Jawa Timur ke bahasa Indonesia, pem- bacanya dapat menikmati cerita, kemudian mengkaji nilai-nilainya, bahkan dapat mengetahui pola pikir masyarakat Jawa Timur untuk mengambil nilai-nilai positif sebagai pegangan hidup. Hasil- nya adalah akan tercipta sebuah pemahaman antarbudaya yang akan memperkaya khazanah dunia dan mengarah pada toleransi dan perdamaian antarmanusia. Cerita-cerita yang terhimpun dalam terjemahan buku cerita anak untuk pembaca awal ini juga dapat bermanfaat sebagai salah satu sarana atau media pendidikan karakter. Tema yang diusung dalam buku ini adalah STEM, yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika. Cerita dalam buku ini diharapkan mampu membangun imajinasi dan kompetensi berpikir kritis serta mengembangkan kreativitas. Melalui penerjemahan cerita anak, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tek- nologi turut serta dalam sebuah program prioritas nasional yang disebut dengan Gerakan Literasi nasional (GLN). Kami berusaha untuk turut berperan aktif dalam program itu dengan. menyediakan bahan bacaan bermutu bagi pembaca melalui penerjemahan cerita anak berbahasa daerah ke ba- hasa Indonesia yang gagasannya bersumber dari kearifan lokal. Kegiatan membaca diharapkan akan tumbuh dan berkembang menjadi keterampilan-keterampilan lanjutan sehingga akhirnya pembaca dapat mencipta karya. Keterampilan inilah yang menjadi hakikat dari keterampilan literasi. Inovasi seperti itu perlu didukung agar dapat menumbuhkan budaya literasi dengan tetap ber- fokus pada upaya untuk menumbuhkan generasi yang memiliki kemampuan berpikir kritis, me- mecahkan masalah dengan kreatif, mampu berkolaborasi, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Kami berharap produk terjemahan ini dapat diimplementasikan secara maksimal oleh pembacanya sehingga penerapan enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, di- gital, serta literasi budaya dan kewargaan dapat terwujud. Kami menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang telah memberi dukungan secara penuh. Selain itu, kami juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penulis karya sastra berbahasa daerah, penerjemah, penelaah, dan anggota KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur yang turut andil mewujudkan karya terjemahan ini. Semoga buku ini dapat membuat kita lebih bermartabat dan bermanfaat. Sidoarjo, 1 Oktober 2022 Dr. Umi Kulsum, M.Hum. iv Kata Pengantar iii Daftar Isi v Kok Ora Ana Sampah Plastik? Kok Tidak Ada Sampah Plastik? 1 Penulis 25 Penerjemah 25 Ilustrator 25 Daftar Isi Kok Tidak Ada Sampah Plastik? Kok Ora Ana Sampah Plastik? Penulis: Eka Sugeng Ariadi Penerjemah: Isa Asmaul Khusna Ilustrator: Sandro Ciiittt...gedebukkk... “Ya ampun Booobbb...,” Sakti mbengok. “Adhuuhhh..adhuuhhh,” Bobi njerit karo ngulat-ngulet ngrasakake lara. Cit... gedebuk... “Ya ampun, Bob!” teriak Sakti. “Aduh... aduh,” Bobi menjerit sambil berjingkat-jingkat kesakitan. 2 CIIIITT... GEDEBUKKK... 3 “Mulane ngati-ngati yen mlaku, ben ora kepleset terus,” tuture Sakti. “Adhuuuhhh... sopo seehhh sing mbuwang plastik panganan sembarangan iki?” Bobi nggrundel. “Makanya hati-hati kalau jalan, biar tidak terpeleset terus,” ujar Sakti. “Aduh! Siapa sih yang buang sampah plastik sembarangan seperti ini?” Bobi menggerutu. “Sak, yen aku ketemu kanca-kanca sing mbuwang sampah plastik sembarangan, arep tak laporake nang Kepala Sekolah,” ucap Bobi amarga nesu bolak-balik kepleset plastik. “Sakti, kalau aku menemukan teman-teman yang buang sampah plastik sembarangan, mau kulaporkan ke Kepala Sekolah,” kata Bobi karena kesal berkali-kali terpeleset plastik. 4 Sakti nglamun tur mesaake kancane sing sering kepleset plastik. Nanging ora dianggep masalah gedhe karo Kepala Sekolah lan Petugas Kebersihan. Sakti merenung dan merasa kasihan pada temannya yang sering terpeleset plastik. Sayangnya, hal itu tidak dianggap sebagai masalah besar oleh Kepala Sekolah dan Petugas Kebersihan. 5 “Bob, aku kudu nggolek info ing YouTube piye carane manfaatake sampah plastik” ucape Sakti. “Sakarepmu, pokoke aku arep nglaporake kanca-kanca sing buwang sampah sembarangan, TITIK,” ucape Bobi ketus. “Bob, aku harus cari info di YouTube tentang cara memanfaatkan sampah plastik,” kata Sakti. “Terserah kamu saja, pokoknya aku mau melaporkan teman-teman yang buang sampah sembarangan itu, titik!” jawab Bobi ketus. 6 Ing wayah sore, Sakti banjur nyekel HP ing kamare lan ngetik piye carane ngatasi sampah plastik. “Ahaaa...ide apik iki, ecobrick,” bathine Sakti sorak. “Sesuk, aku kudu ngajak Bobi nglumpukake sampah plastik sing pating slebar ing sekolahan,” ucape kanti semangat. Sore hari, Sakti mengambil HP di kamarnya dan mengetik bagaimana cara mengatasi sampah plastik. “Aha! Ide bagus ini, ecobrick,” sorak Sakti dalam hati. “Besok aku harus ajak Bobi mengumpulkan sampah plastik yang berserakan di sekolah,” ucapnya bersemangat. 7 8 Wayah jam istirahat pelajaran, Sakti lan Bobi wis dhiskusi serius. “Oalah Sak.. Sak, aku sing kepleset kok malah diajak ngumpulake sampah plastik... arep digawe obrak-abrik,” protes Bobi. “Husss..ngawur! dudu obrak-abrik nanging ecobrick,” ucape Sakti. Pada jam istirahat pelajaran, Sakti dan Bobi sudah berdiskusi serius. “Oalah Sakti-Sakti, aku yang terpeleset kok ya justru diajak mengumpulkan sampah plastik, mau dibuat obrak-abrik,” protes Bobi. “Hus, sembarangan! Bukan obrak-abrik, tapi ecobrick,” bantah Sakti. 9 “Wes ta, aja kakean pitakon. Saiki, ayo mulai ngumpulake sampah plastik, terus dititipke dhisik ing ruangane Petugas Kebersihan Sekolah,” wangsule Sakti. “Sudahlah, jangan kebanyakan tanya. Sekarang, ayo mulai kumpulkan sampah plastik, lalu kita titipkan dulu di ruangan Petugas Kebersihan Sekolah,” balas Sakti. 10 11 Sawise bubar jam sekolah, sampah plastik banjur digawa mulih lan disimpen ing omah. “Iki oleh rong kresek sampah, siji tak gawa mulih, sijine gawanen ya Bob?” penjaluke Sakti. “Emooohhh, awakmu wae sing nyimpen kabeh,” sahute Bobi. Bobi ora gelem repot lan melu-melu nyimpen sampah plastik. Sepulang sekolah, sampah plastik yang sudah terkumpul kemudian dibawa pulang dan disimpan di rumah. “Ini dapat dua kantong sampah, satu kubawa pulang, satunya lagi kamu yang bawa ya, Bob?” pinta Sakti. “Gak mau, kamu saja yang simpan semuanya,” sahut Bobi. Bobi tidak mau repot ikut menyimpan sampah plastik. 12 Saben dina, saben wayahe jam istirahat pelajaran, Bobi lan Sakti njupuki lan ngumpulake sampah plastik, terus diwadahi kresek, banjur mengko digawa mulih. Setiap hari pada jam istirahat, Bobi dan Sakti mengambil dan mengumpulkan sampah plastik, lalu dimasukkan kantong plastik untuk berikutnya dibawa pulang. 13 Suwi-suwi kanca-kancane padha ngrasani bocah loro iki kaya pemulung sampah anyaran ing sekolahan. Petugas Kebersihan uga ngguyoni, “Bob, kowe duwe cita-cita dadi pemulung ta?” “Wadhuuuhhh, amit-amit nggih Paakkk, kula niki kepingin dadi pilot lho,” jawabe Bobi sewot. Sakti ing pinggire namung mesam-mesem. Sing penting sampah plastik ing sekolahane bisa suda saben dina. Lama-kelamaan, teman-teman banyak membicarakan kedua anak ini karena terlihat seperti pemulung baru di sekolah. Petugas kebersihan pun turut meledek, “Bob, kamu punya cita-cita jadi pemulung, ya?” “Duh! Ya tidak lah, Pak! Saya ini ingin jadi pilot, lho,” bantah Bobi geram. Sakti yang berada di sampingnya hanya bisa senyum-senyum sendiri. Yang terpenting sampah plastik di sekolahnya bisa berkurang dari hari ke hari. 14 15 Pas oleh seminggu, sampah plastik wis ana 12 kresek, wayahe digawe ecobrick. “Piye iki carane nggawe ecobrick?” takone Bobi penasaran. Genap seminggu berlalu, sampah plastik sudah terkumpul 12 kantong besar, saatnya dibuat menjadi ecobrick. “Bagaimana cara membuat ecobrick?” tanya Bobi penasaran. 16 “Rungokno yo, Bob! Sepisan, kabeh plastik iki kudu diumbah nganti bersih, banjur dipepe nganti garing. Botol-botol sing digawe wadahe ya diresiki. Yen wis resik kabeh, plastik-plastik iki dilebokne botol nganti kebak. Carane ben kebak, dilebokne nganggo alat kayu iki,” Sakti jelaske. “Dengarkan ya, Bob! Pertama, semua plastik ini harus dicuci sampai bersih, lalu dijemur sampai kering. Botol-botol yang dibuat wadahnya juga dibersihkan. Kalau sudah bersih semua, plastik-plastik ini dimasukkan ke botol sampai penuh. Biar penuh, memasukkannya pakai alat kayu ini,” jelas Sakti. 17 “Oalah, gampang tibake,” jawabe Bobi. “Ojo gampang-gampang wae, ayo cepetan dicoba!” ajake Sakti. “Oalah, mudah ternyata,” jawab Bobi. “Jangan cuma bilang mudah saja, ayo dicoba!” ajak Sakti. 18 Ora nganti suwe, Bobi mbengok “Yeeee... aku wis oleh sak botol ecobrick.” Bobi pamer botol ecobrick kelawan jingkrak-jingkrak seneng. “Kene tak priksa dhisik!” tuture Sakti. Tidak lama kemudian, Bobi berteriak, “Hore! Aku sudah dapat satu botol ecobrick!” Bobi memamerkan botol ecobrick sambil jingkrak-jingkrak kesenangan. “Sini, biar aku periksa dulu!” tutur Sakti. 19 Kreekkk... kreeekkk... “Lhooo... kok ana unine kreeekkk..kreekkk?” pitakone Sakti. “Ya mesti ta, Sak, jenenge botol yen diremet ya ana unine kreekkk.. kreekk,” jawabe Bobi ketus. “Nah, kuwi ecobrick sing salah. Sing bener kuwi ora nganti muni senajan diremet-remet,” jelase Sakti. “Oalahhh...angele yaa,” jawabe Bobi karo ngukur-ngukur sirahe. Krek... krek.... “Lho, kok ada bunyi krek-krek-nya?” tanya sakti. “Ya, pasti lah, Sakti, namanya juga botol plastik, kalau ditekan ya ada suaranya krek-krek,” ketus Bobi. “Nah, itu ecobrick yang masih keliru. Kalau sudah benar itu tidak berbunyi meskipun ditekan-tekan,” jelas Sakti. “Oalah... susah ternyata ya,” jawab Bobi sambil menggaruk-garuk kepalanya. KREEKKK... 20 Ing dina Minggu iki Sakti lan Bobi namung bisa gawe sak botol ecobrick sing bener amarga angel olehe ngebaki lan madheti botole. Bocah loro iki sepakat yen saben dina Minggu gawe sak botol. Saiki wis oleh sewulan, dadi jumlahe wis oleh 4 botol. Pada hari Minggu ini Sakti dan Bobi hanya bisa membuat satu botol ecobrick yang benar karena sulit untuk membuat botol terisi penuh dan padat. Kedua anak ini pun sepakat jika tiap hari Minggu akan membuat satu botol saja. Sekarang sudah genap sebulan, sehingga jumlahnya sudah dapat 4 botol. KREEKK... 21 Saiki, dina Senin, kaya biasane ing sekolahe Bobi lan Sakti wayahe upacara bendera. Ing pertengahan pidato, Kepala Sekolah ngersaake maringi hadiah kanggo Petugas Kebersihan amarga halaman sekolah tambah dina tambah resik ora katon sampah plastik. Sekarang hari Senin, seperti biasa di sekolah Bobi dan Sakti mengadakan upacara bendera. Di tengah pidato, Kepala Sekolah ingin memberi hadiah untuk Petugas Kebersihan karena halaman sekolah semakin hari semakin bersih tanpa adanya sampah plastik. 22 Ora nyana, Petugas Kebersihan ora gelem diparingi lan jujur matur marang Kepala Sekolah menawi ingkang paling berjasa mundhuti sampah-sampah plastik menika, Bobi lan Sakti. “Oh ngaten. Bobi karo Sakti, ayo maju pisan nang kene,” Kepala Sekolah ngendikan. Tidak diduga, Petugas Kebersihan menolak diberi hadiah dan jujur mengatakan pada kepala sekolah bahwa yang paling berjasa mengambil sampah-sampah plastik itu adalah Bobi dan Sakti. “Oh begitu. Bobi dan Sakti, ayo maju sekalian ke sini,” perintah Kepala Sekolah. 23 “Bocah-bocah, ayo padha nyonto tumindake Bobi lan Sakti. Sakti, coba critakake digawe opo sampah-sampah plastik kuwi?” prentah Kepala Sekolah. Sakti banjur crita akeh ngenani keplesete Bobi nganti ide gawe ecobrick sing uga akeh pisan manfaate. “Anak-anak, mari kita tiru tindakannya Bobi dan Sakti. Sakti, coba ceritakan, digunakanan untuk apa sampah-sampah plastik itu?” perintah Kepala Sekolah. Sakti kemudian banyak bercerita tentang terpelesetnya Bobi hingga munculnya ide pembuatan ecobrick yang ternyata banyak pula manfaatnya. 24 Eka Sugeng Ariadi, lahir di Pasuruan, tanggal 12 Agustus 1980. Saat ini berprofesi sebagai guru dan mengabdi di MAN 1 Pasuruan. Di sela rutinitas mengajar, taklupa me- manfaatkan waktu luang untuk terus belajar menulis artikel, opini, cerpen, dan puisi. Saya tentu sangat senang bila pembaca di mana pun berada berkenan untuk sa- ling berbagi ilmu khususnya seputar dunia menulis dan literasi melalui nomor WA 083835110533 atau email: [email protected]. Penulis Penerjemah Ilustrator Isa Asmaul Khusna, lahir di Kediri 12 Maret 1999. Pernah menerbitkan kumpulan cerita pendek berjudul Saini dan Cerita-Cerita Lainnya pada tahun 2019. Saat ini masih bergiat di FLP Kediri dan menekuni profesi sebagai guru Bahasa Indonesia di SMP International Islamic School PSM Kediri. Penerjemah dapat dihubungi melalui surel [email protected]. Sandro aktif berteater dan kegiatan kreatif lainnya. Ke- senangannya menggambar digunakan untuk mengobati stres. Baginya, goresan dapat melepaskan stres. Lahir di Pacitan, 2 Juni 1993, dan menamatkan pendidikan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Malang, saat ini bercita- cita mementaskan cerita Na Willa dalam bentuk drama musikal. 25
1_Kok_Tidak_Ada_Sampah_Plastik
Akkarena Cangkek Bermain Cangkek Penulis: Muhammad Musmulyadi Penerjemah: Muhammad Musmulyadi Ilustrator: Edy Rahmat Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia 2023 Akkarena Cangkek Bermain Cangkek Penulis : Muhammad Musmulyadi Penerjemah : Muhammad Musmulyadi Ilustrator : Edy Rahmat Penyunting : Rahmatiah Andi Makkaraja Diterbitkan pada tahun 2023 oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Dikeluarkan oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan Jalan Sultan Alauddin Km 7 Tala Salapang, Makassar Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang KATA PENGANTAR MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BUKU LITERASI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Literasi tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran serta perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Perjuangan dalam menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan sampai akhirnya dibacakan oleh Bung Karno merupakan bukti bahwa negara ini terlahir dari kata-kata. Bergerak menuju abad ke-21 saat ini, literasi menjadi kecakapan hidup yang harus dimiliki semua orang. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sebagaimana kemampuan literasi telah menjadi faktor penentu kualitas hidup manusia dan pertumbuhan negara, upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia harus terus digencarkan. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi sebuah gerakan yang ditujukan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, yakni Gerakan Literasi Nasional. Gerakan tersebut hadir untuk mendorong masyarakat Indonesia terus aktif meningkatkan kemampuan literasi guna mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni terciptanya pendidikan yang memerdekakan dan mencerdaskan. Sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kemendikbudristek, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berperan aktif dalam upaya peningkatan kemampuan literasi dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembaca. Bahan bacaan ini merupakan sumber pustaka pengayaan kegiatan literasi yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk terus melatih dan mengembangkan keterampilan literasi. Mengingat pentingnya kehadiran buku ini, ucapan terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta para penulis bahan bacaan literasi ini. Saya berharap buku ini akan memberikan manfaat bagi anak-anak Indonesia, para penggerak literasi, pelaku perbukuan, serta masyarakat luas. Mari, bergotong royong mencerdaskan bangsa Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi serta bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar. ii iii KATA PENGANTAR KEPALA BALAI BAHASA PROVINSI SULAWESI SELATAN Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melaksanakan program penerjemahan buku cerita anak untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN). Pada tahun 2022, Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan (BBP Sulsel) sebagai UPT Badan Bahasa juga telah menerbitkan sepuluh judul buku cerita anak dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia melalui program penerjemahan buku cerita anak dwibahasa (bahasa daerah- bahasa Indonesia) untuk mendukung GLN. Pada tahun 2023, BBP Sulsel menerbitkan 46 judul buku cerita anak dwibahasa yang diperuntukkan anak usia 4—6 tahun (jenjang B-1, Ɵngkat PAUD/TK) dan anak usia 7—9 tahun (jenjang B-2, Ɵngkat SD awal). Cerita-cerita anak itu memuat tema “Pemajuan Budaya Lokal” dan bersubstansi STEAM (science, technology, engineering, art, math). Buku cerita anak berupa buku bergambar (picture book) ini berbicara perihal (1) alam dan lingkungan, (2) ekonomi kreaƟf, (3) cerita rakyat, (4) matemaƟka, (5) pengembangan diri, (6) sains, (7) seni dan budaya, serta (8) tokoh. Buku cerita anak yang diterbitkan BBP Sulsel tentunya telah melalui tahapan kurasi karya, pembimbingan kepada penulis, dan penilaian karya dari para narasumber yang terdiri atas sastrawan, guru, dosen, dan akademisi. Kami berharap dengan adanya proses tersebut buku cerita anak yang kami terbitkan menjadi bahan bacaan bermutu yang layak baca dan memiliki Ɵngkat keterbacaan yang baik untuk anak-anak. Buku-buku hasil program penerjemahan buku cerita anak dwibahasa (bahasa daerah—bahasa Indonesia) itu dapat diakses bersama bahan bacaan literasi lainnya di laman hƩps://penerjemahan.kemdikbud.go.id/ dan hƩps://budi.kemdikbud.go.id/. Penerbitan sebuah buku Ɵdak akan bermakna tanpa apresiasi dan saran yang bijak dari pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Demikian juga dengan buku cerita anak yang ada di tangan Anda ini, tentu masih banyak kekurangan. Tegur sapa dan saran sangat kami harapkan. Selamat membaca dan salam literasi. iv Makassar, Agustus 2023 Ganjar Harimansyah Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan SEKAPUR SIRIH Alhamdulillah atas karunia-Nya sehingga buku cerita anak Akkarena Cangkek ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penerbitan buku ini, terutama kepada Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan. Terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu pembimbing terkhusus untuk pembimbing Bahasa Makassar, Bapak Andi Makkaraja dan Ibu Mira Pasolong. Serta kepada ilustrator, Bapak Edy Rahmat yang membuat cerita buku ini lebih menarik. Semoga buku ini dapat bermanfaat untuk semua anak bangsa. Makassar, Agustus 2023 Muhammad Musmulyadi v Daftar Isi Kata Pengantar Mendikbudristek ..................................................... iii Kata Pengantar Kepala Balai Bahasa ................................................ iv Sekapur Sirih ...................................................................................... v Daftar Isi ........................................................................................... vi Akkarena Cangkek .............................................................................1 Glosarium........................................................................................ 28 Biodata Penulis dan Penerjemah ................................................... 29 Biodata Ilustrator ............................................................................ 29 vi Niaki Iccang ri pakrasanganna. Iccang berada di kampung. 1 Iccang nainrangi talipongna ammakna. Eroki accinik-cinik pidio. Iccang meminjam telepon genggam Ibu. Dia mau menonton video. 2 Mingka kodi siknalka ri kampongna. Biasai akdakki-dakki videona. Namun jaringan internet tidak bagus. Videonya sering berhenti. 3 Akletteki mange ri tampak maraenga. Tenapa nabajik siknalka. Kamae bajik aklettek Iccang, dik? Dia berpindah tempat. Jaringan belum bagus. Iccang pindah ke mana lagi, ya? 4 Iccang naciniki I Alam na I Aziz. Nalangngereki akrekeng, sekre, rua, tallu, appak, lima. Apa naparek sipakrua, dik? Iccang melihat Alam dan Aziz. Mereka berhitung, satu, dua, tiga, empat, lima. Mereka sedang main apa, ya? 5 Sikalinna, niak kayu cakdi anggulung mae ri rampikna. Takbangkai I Iccang. Tiba-tiba, kayu kecil menggelinding ke dekatnya. Iccang kaget. 6 Rikioki Iccang akkarena siagang I Alam. Sirik-siriki I Iccang nasabak nampanna seng assibuntuluk. Alam mengajak Iccang bermain. Iccang malu karena baru bertemu mereka lagi. 7 Erokji Iccang amminawang akkarena. Cangkek arengna anne pakkarenannga. Iccang pun mau ikut bermain. Permainan ini namanya cangkek. 8 Aziz napacinikangi antekamma batena akkarena. Aziz mencontohkan cara bermainnya. Risukbik. Siiuutt! Mencungkil. Siiuutt! Peppekna. Tak! Ketukan pertama. Tak! Tettekna. Tak! Tak! Ketukan kedua. Tak! Tak! 9 Nacobai Iccang akkarena. Naulang-ulangi. Iccang mencoba bermain. Mengulang beberapa kali. Sangkalaki! Kulleji antu Iccang. Sulit! Iccang pasti bisa. 10 Ripakarammulami akkarena. Punna ammeta, nidenngeki ri pakarena maraennga. Anjo ammetayya anggappayya jai poing. Permainan dimulai. Jika menang, akan digendong oleh pemain lain. Pemenangnya yang mendapat poin tertinggi. 11 Nasukbikmi I Alam anak cangkeka. Siiiuutt! Allayang mange ri Aziz. Alam mulai mencungkil cangkek pendek. Siiiuutt! Melayang ke arah Aziz. 12 Najakkalaki anak cangkeka I Aziz. Anrasai lima poing. Aziz berhasil menangkap cangkek pendek. Dia mendapat lima poin. 13 Wattunami I Aziz. Nasukbik bannyanngi I Aziz. Tena nakullei I Iccang na I Alam angjakkalaki. Giliran Aziz. Aziz mencungkil kuat. Iccang dan Alam tidak bisa menangkapnya. 14 Nampa, napasambilai I Iccang anak cangkeka mange ri sokboloka. Ahhhh! Nasalai. Lalu, Iccang melempar cangkek pendek ke arah lubang. Ahhhh! Meleset. 15 Peppekna sedeng nagaukang I Aziz. Napasambilai I Alam anak cangkeka. Aziz melakukan ketukan pertama. Alam melempar balik cangkek pendek ke Aziz. Tak! Natabai. Tak! Kena. 16 Allayangi anak cangkeka. Sampulo sekre anrong cangkek bellana. Anrasai I Aziz sampulo sekre poing. Cangkek pendek melambung. Berjarak 11 cangkek panjang. Aziz mendapat 11 poin. 17 Tettekna sedek. Tak! Tak! Natabai. Saatnya ketukan kedua. Tak! Tak! Kena. 18 Mingka, lettek bawangji mange ri rampikna sokboloka. Namun, hanya berpindah ke dekat lubang. 19 Iccang sedeng annyukbik. Bellai aklayang anak cangkeka. Kini giliran Iccang mencungkil. Cangkek pendek melambung jauh. 20 Tena nakullei I Alam na I Aziz angjakkalaki. Nasalai tong passambilana. Alam dan Aziz tidak dapat menangkapnya. Lemparan mereka juga meleset. 21 Peppekna nagaukang I Iccang. Tak! Ammammuki anak cangkeka mange ri dallekang. Poremi Iccang akkarena. Iccang melakukan ketukan pertama. Tak! Cangkek pendek melambung jauh ke depan. Iccang sudah jago memainkannya. 22 3 Napasambilai I Aziz anak cangkeka mange ri Iccang. Tena narapiki. Sisala appak anrong cangkeki battu ri sokboloka. Lalu Aziz melempar balik cangkek pendek. Lemparannya tidak sampai. Berjarak empat cangkek panjang dari lubang. 23 Tettek maka ruana sedeng. Anne tettekna paling sangkalaknami. Tap! Nasalai. Ketukan kedua. Ketukan ini yang tersulit. Tap! Meleset. 24 Anrasai sampulo sekre poing I Aziz. Iccang anrasa appak poing. Punna I Alam tena anggappa poin. Aziz dapat sebelas poin. Iccang empat poin. Alam tidak dapat poin. Tawwa! I Aziz ridenngeki siagang I Iccang na I Alam. Hore! Aziz digendong oleh Iccang dan Alam. 25 Battalaki! Ammakkalak ngasengi. Berat! Mereka tertawa. Nasawalaki I Alam nadenngek I Aziz. Alam berusaha menggendong Aziz. 26 Glosarium Cangkek : Permainan tradisional yang menggunakan dua potong kayu panjang dan pendek. Pakrasangang : Dalam bahasa Indonesia disebut, Kampung. Atau dikenal juga sebagai kampong dalam bahasa Makassar. 28 Muhammad Musmulyadi, lahir di Makassar, 30 Juni 1998. Menulis puisi, esai, dan opini di beberapa media cetak dan daring, serta di media kerjasama Kantor/Balai Bahasa. Alumnus UIN Alauddin Makassar dan bekerja sebagai pengajar di Kaffah Priority International Islamic Private Home Schooling. Mari berteman di Instagram, @achmad_muze. Edy Rahmat, lahir di Bantaeng, 13 April 1990. Lulusan dari Pendidikan Seni Rupa Univeristas Muhammadiyah Makassar. Mulai menekuni ilustrasi sejak menimba ilmu di bangku kuliah. Saat ini, ia bekerja sebagai ilustrator dan desainer grafis lepas untuk beberapa instansi, personal dan perusahaan. Instagram @edy_rachmatsudjali. Biodata Penulis dan Penerjemah Biodata Ilustrator 29 Niaki Iccang ri pakrasanganna tau toana. Eroki accinik-cinik video. Mingka, kodi siknalka. Aklettek-lettek tampaki Iccang akboya siknal. Riwattuna aklettek, naciniki I Alam siagang I Aziz ri siringa. Akkarek-karenai. Nalangngereki anrekeng, sekre, rua tallu, appak, lima. Karenang apa anjo, dik? Iccang berada di kampung. Dia mau menotnton video. Namun, jaringan tidak bagus. Iccang berpindah tempat untuk dapat jaringan bagus. Saat berpindah, Iccang melihat Alam dan Aziz di kolong rumah panggung. Mereka memainkan sesuatu. Mereka terdengar menghitung, 1, 2, 3, 4, 5. Mereka main apa, ya?
1_MUH_MUSMULYADI_AKKARENA_CANGKEK
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Dilindungi Undang-Undang. Penafian: Buku ini disiapkan oleh pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017. Buku ini diterjemahkan dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan setelah mendapatkan izin dari pemegang lisensi. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel [email protected] diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Ladu Pelangi Noni Ladu Pelangi Noni Penulis Diah Erna Triningsih Penelaah Arif Subiyanto Penanggung Jawab Umi Kulsum Tim Penyunting Koordinator: Awaludin Rusiandi Khoiru Ummatin Dalwiningsih Amin Mulyanto Ilustrasi & Desain Sampul Alissa Mumtaz Nameera Tata Letak FA Indonesia Penerbit Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Dikeluarkan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Jalan Gebang Putih Nomor 10, Keputih, Sukolilo, Surabaya 60117 Telepon (031) 5925972 Cetakan pertama, Oktober 2023 E-ISBN: 978-623-112-773-0 Isi buku ini menggunakan huruf Andika New Basic 12-16 pt iv, 20 hlm.: 21x29,7 cm iii KATA PENGANTAR KEPALA BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TIMUR C erita anak adalah salah satu elemen pembangun karakter bangsa pada anak-anak, khususnya usia dini. Pembangunan karakter pada anak-anak menjadi amanat dalam pendidikan untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak, bermoral, dan beretika. Kekayaan budaya yang ada di Jawa Timur tecermin dalam cerita anak yang mengandung kearifan lokal dan nilai-nilai masyarakat Jawa Timur. Cerita anak dengan muatan budaya Jawa Timur adalah aset nasional yang sangat berharga sehingga dapat dipromosikan ke dunia internasional. Hal tersebut sejalan dengan visi dan misi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2020—2022 yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang terpelajar dan ber-Pancasila. Anak-anak adalah adalah tunas bahasa ibu yang memiliki kewajiban turut menjaga keberadaan bahasa daerah dalam kerangka kebinekaan yang sekaligus turut mendaulatkan bahasa Indonesia, di dalam dan di luar negeri. Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita anak Jawa Timur dapat diimplementasikan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat di Indonesia, bahkan seluruh dunia. Dengan adanya cerita anak dwibahasa dari Jawa Timur, seluruh pembaca tidak hanya menikmati ceritanya saja, tetapi bisa juga mengkaji nilai- nilainya, bahkan dapat mengetahui pola pikir masyarakat Jawa Timur untuk mengambil nilai- nilai positif sebagai pegangan hidup. Pemahaman antarbudaya yang muncul setelah produk cerita anak dwibahasa ini hadir di tengah masyarakat akan memperkaya khazanah dunia dan mengarah pada toleransi dan perdamaian antarmanusia. Tema yang diusung dalam buku ini adalah STEAM, yaitu sains, teknologi, teknik, seni, dan matematika. Pesan dalam buku ini diharapkan mampu membangun imajinasi dan kompetensi berpikir kritis serta mengembangkan kreativitas. Anak-anak sebagai tunas bangsa setelah membaca buku ini dapat bersaing secara global dengan tema STEAM yang terkandung di dalamnya. Mereka juga tidak akan lupa dengan jati dirinya dan justru semakin bangga dengan kayanya unsur-unsur lokal. Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur selaku Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi turut serta dalam sebuah program prioritas nasional yang disebut dengan Gerakan Literasi nasional (GLN). Penyediaan cerita anak dwibahasa dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia adalah sebuah upaya mendaulatkan kekayaan bahasa di Indonesia yang gagasannya bersumber dari kearifan lokal menuju persaingan global. Tunas-tunas yang nantinya tumbuh akan berkembang dan memiliki keterampilan-keterampilan lanjutan hingga akhirnya dapat mencipta karya. Generasi penerus harus memiliki kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dengan kreatif, mampu berkolaborasi, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Kami berharap produk ini dapat diimplementasikan secara maksimal oleh pembacanya sehingga penerapan enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, digital, serta literasi budaya dan kewargaan dapat terwujud. Kami menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang telah memberi dukungan secara penuh. Selain itu, kami juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penulis sekaligus penerjemah, penyeleksi, penelaah, ilustrator, dan anggota KKLP Penerjemahan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur yang turut andil mewujudkan karya ini. Semoga buku cerita ini dapat membuat kita lebih bermartabat dan bermanfaat. Surabaya, 1 Oktober 2023 Dr. Umi Kulsum, M.Hum. iv DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Ladu Pelangi Noni Ladu Pelangi Noni Biodata Penulis Biodata Ilustrator iii iv 1 20 20 1 Simbah nggela r p es en an. Eh, Non i n gu capnè salam. Nenek membuka d aft ar pes ana n. Eh, No ni me nguca pkan salam. Sedhela ma ne h r iy aya n. Waya hè g awe j ajan. Sebentar lagi le ba ra n t iba . Waktunya m em buat jaj anan. Atinè Simbah bungah Noni bisa prèian. Arkan pangling ketemu Noni. Sakaronè salaman, banjur cerita gayeng tenan. Hati Nenek senang karena Noni bisa berlibur ke desa. Arkan pangling bertemu Noni. Keduanya bersalaman lalu bertukar cerita dengan seru. 2 Sakar onè d iutus man gan Simb ah. W ah, la wuh se nen gan ku. Ana l onton g say ur, i wak lay ur, ug a kr upu k. Keduan ya dim inta u ntuk maka n ole h N ene k. Wah , lau k ke suk aank u. Ada lo ntong sayu r, ika n la yur , ju ga ker upu k. 3 4 W a d u h, krup u k è k e l et. A d u h , k er upukny a l e n g k e t. 5 Arkan nera ngak è m en aw a la du. Ladu sing kata n lan gge ng sed ulu ran . Jajan an kh as ri yaya nd ès a G unu ngs ari. Arkan menj elask an b ah wa i tu l adu . Kue k has Le bara n dar i D esa Gu nun gsar i. Ladu adala h sing katan lan gge ng s edu lura n. 6 Rasanè nagihi. Leginè pas lan kemriyak menawa dicokot. Tibakè, Arkan bisa nggawè ladu. Rasanya membuat ketagihan. Manisnya pas dan renyah ketika digigit. Ternyata, Arkan bisa membuat ladu. 7 A h a , a k u duw è p a n e m u! A h a, a ku pun y a i d e ! 8 Noni pengin nggawè ladu werna-werni mesthi apik. Ladu iki panganan dadi sumbanè alami. Werna sing digunakakè saka wit-witan. Noni ingin membuat ladu warna-warni, pasti lebih menarik hasilnya. Ladu itu makanan sehingga harus menggunakan pewarna alami. Warna yang digu- nakan berasal dari tumbuhan. 9 Untungè, simbah nandur toga. Noni methik godhong suji lan kembang telang. Arkan njupuk kayu secang. Untunglah, Nenek menanam tanaman obat. Noni memetik daun suji dan bunga telang. Arkan mengambil kayu secang. 10 Arkan ndeplok godhong suji. Sabanjurè, diperes lan disaring. Noni ngecom kembang telang uga kayu secang. Banyunè nganggo banyu panas. Arkan menumbuk daun suji. Kemudian, diperas dan disaring. Noni merendam bunga telang juga kayu secang. Dia menggu- nakan air panas. 11 Ana pawon, uba rampè nggawè ladu wis cumepak. Ana beras ketan lan gula pasir. Ya, iki sing nggarakakè kelèt ning cethak. Di dapur, alat dan bahan membuat ladu sudah siap. Ada beras ketan dan gula pasir. Ya, ini penyebab ladu lengket di langit-langit mulut. 12 N o n i m en cu ci ber as ke tan lalu dij em u r. N o n i m us us i be ras ket an, banjur di p è p è . Arka n ng urip i m esi n g ili ng. Bera s ket an g arin g dis un th ak sit hik -si thik . Arka n me nghid upka n m esi n p eng gili ng. Beras keta n ker ing d imas ukk an sed ikit de mi s edik i 13 N a h , i n il a h ya ng disebut t e p u n g k e tan. N a h , i k i l o j en engè gl e p u n g k e tan. 14 Arkan nutu tepung ketan. Banyu gula lan sumba disuntak sithik- sithik ning jladren. Arkan menumbuk tepung ketan. Air gula dan pewarna dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam adonan. 15 Jladren liyan è di w èn èh i su mba ab a ng , ijo, lan biru. Adonan d ib ag i m enjadi emp at b agia n. Adonan p er ta ma tid ak dibe ri p ew arna. Adonan yang l ain di be ri pe warna me ra h, hij au, dan biru. Jla dr en an dib agi p ap at . Jladren ka pi sa n ora diwèn èh i wern a. 16 Jladrenan kalis menawa ora kelèt lan bisa digiling. Sabanjurè, jladrenan digelar lan dipèpè. Adonan disebut kalis kalau tidak lengket dan bisa digilas. Lalu, adonan diratakan dan dijemur. 17 Ora lali, oven wis dipanasi. Sabanjurè, ditata ning loyang. Jladrenan dikethok-kethok dadu. Jangan lupa, oven harus dipanaskan dulu. Lalu, ditata di atas loyang. Adonan dipotong-potong berbentuk dadu. 18 Sak wisè lim ang me nit , l ad u- la du n ge mb ang . Selan g lim a me nit, lad u-la du m ula i m eng em ban g. Ben tukè da di b und er- bu nd er . No ni ng gu mu n. Bent ukn ya j adi bul at-b ul at. N on i ta kju b. 19 Ladu pelangi, werna-werni edi peni. Muga ladu bisa lestari. Wujud seduluran budaya Jawi. Ladu pelangi berwarna-warni indah sekali. Semoga ladu bisa lestari. Wujud persaudaraan budaya Jawi. Penulis Diah Erna Triningsih lahir 41 tahun lalu di Sukoharjo. Kesehariannya mendidik anak-anak, baik sebagai guru atau ibu. Sering menulis buku dan jurnal menantangnya untuk mengolah kosakata menulis cerita anak. Cernaknya di Antologi Cerita Anak Nusantara terbit 2022 lalu lolos juga di cernak dwibahasa BBJT 2022 dengan karya berjudul Balon Ulang Taun. Beberapa karya yang ditulis, yaitu Ketika Hati dan Jemari Menari, Bedah Puisi Baru, Kiat Menulis Karya Ilmiah, Teknik Berbicara, dll. Menulis itu candu, sedangkan membaca adalah me time terbaik bagi jiwa. Yuk, cek Instagramku di aherna82 atau kirimkan surel ke pos-el [email protected]. Ilustrator Alissa Mumtaz Nameera lahir di Surabaya, 2008. Saat ini duduk di bangku kelas X SMAIT Al Uswah Surabaya. Bekerja sebagai ilustrator sejak tahun 2021 dan ikut serta dalam pengerjaan proyek ilustrasi buku bersama tim Mantox Studio, Bandung. Karya ilustrasi buku berjudul Jelajah Daerah bersama Bimbi menjadi karya terpilih terbitan program Akuisisi Pengetahuan Lokal BRIN pada tahun 2023. Sebagian karya ilustrasinya dapat dilihat di akun Instagram @sketsalissa dan bisa dihubungi melalui pos-el [email protected]. BIONARASI 20
10_LADU_PELANGI_NONI_1
"Perawan Tua T i\nBALAI BAHASA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA\nBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAA(...TRUNCATED)
10_Perawan_Tua
"Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi\nRepublik Indonesia\nDilind(...TRUNCATED)
102_MENANTI_PELANGI_1
"Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi\nRepublik Indonesia\nDilind(...TRUNCATED)
103_GELANG_KARET_DI_KOLONG_RANJANG
End of preview. Expand in Data Studio

Indonesian Children Books Dataset

This dataset contains text extracted from Indonesian children's books.

Dataset Description

The dataset contains two columns:

  • text: The full text content of the book
  • title: The cleaned book title

Dataset Statistics

  • Number of books: 1,595
  • Total number of tokens: 20,372,573
  • Number of unique tokens: 631,427

Source Data

The books are gathered from various publicly available sources. The dataset follows the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License in accordance with the source materials.

Data Extraction Process

The text data was extracted using various methods:

  • PDF to text conversion using Python libraries (PyMuPDF, PyPDF2)
  • OCR for some cases where text extraction wasn't possible

Data Processing

The only pre-processing that has been done to the data is deduplication. Further pre-processing such as cleaning the text data from non-children related content is still on-going and will be updated further or uploaded as separate dataset.

License

This dataset is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

Downloads last month
25